Racun Kesesatan

"Gin! Kau sudah mau pergi? Tega sekali kau, bahkan kau tidak mampir ke atas" Kata perempuan berambut pendek yang sangat mirip dengan Yurika.

Ternyata perempuan cantik itu adalah kembarannya Yurika yang bernama Yukari. Dia adalah penanggung jawab Moonlight House yang berada di lantai atas.

Karena menggunakan celana pendek yang bikin gemeshh, sebuah tato angka Romawi (V) terlihat di paha kirinya.

Genya yang melihat hal itu penasaran, sebenarnya apa makna tato angka yang berurutan itu?

"Aku sudah tau bagaimana kinerjamu, jadi aku tidak perlu mengawasimu lagi. Aku sudah begitu percaya kepadamu, jangan mengecewakan ku" Kata Raphael begitu dicegat di depan pintu.

Yukari cemberut, dia merasa iri dengan adiknya yang begitu sering dikunjungi oleh Raphael. Namun seketika pandangannya berubah begitu melihat Genya yang berdiri di pojokan.

"Wahh siapa gadis manis ini? Mainan barumu? Sudah lama kau tidak pernah bermain, yakin nih ga mau mampir ke atas?" Tanya Yukari yang berjalan mendekati Genya.

"Dia untukku" Sahut Yurika begitu melihat kembarannya itu tertarik dengan Genya.

"Ehh kenapa hanya Yuri yang diberikan hadiah sebagus ini? Jika dia untukku, bisa di jamin para yang mulia pasti akan datang setiap harinya" Kata Yukari menjilati bibirnya.

Tatapannya aneh, seperti seseorang yang nafsu begitu melihat kecantikan wajah gadis muda itu.

"Aku tidak mau berlama-lama berada di tempat ini, aku titipkan dia kepada kalian berdua" Kata Raphael yang kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Yukari dan Yurika membungkuk begitu Raphael pergi. Setelah Raphael pergi, Yukari kembali menggoda Genya yang masih gugup dan tidak tau harus berbuat apa.

"Hai cantik siapa namamu?" Tanyanya sambil membelai rambut halus milik Genya.

"Genya" sahut Genya singkat.

"Genya? Astaga, namamu benar-benar secantik wajahmu! Jujur saja, aku menyukaimu pada pandangan pertama! Maukah kau ikut bersamaku? Aku akan membuatmu bahagia!" Kata Yukari memeluk-meluk tubuhnya Genya dari belakang.

Dia mengguyel-guyel pipi lembutnya Genya. Genya tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, tapi dia hanya bisa diam karena dia sudah di titipkan kepada dua wanita yang ada di sana.

"Yuka hentikan! Jangan membuat anak orang ketakutan! Kembalilah ke atas, aku akan membimbing gadis ini" Kata Yurika geram melihat tingkah laku kakak kembarannya itu.

"Ahh sayang sekali, kalau begitu sampai bertemu lagi baby~ muachh!" Yukari mencium pipinya Genya dan kemudian berlari gembira keluar dari ruangan itu.

Genya syok dengan apa yang terjadi, dia tidak menyangka akan mendapatkan ciuman pertama dari seorang wanita.

Walau cuma di pipi, tapi tetap saja itu adalah pertama kalinya Genya merasakan ciuman dari seseorang.

"Astaga, dia tidak pernah berubah sama sekali" Yurika menggelengkan kepalanya dan melihat Genya yang masih meraba-raba pipinya yang habis di cium oleh Yukari.

"Ayo" Kata Yurika mengajak Genya untuk keluar dari ruangan itu dan memulai debutnya sebagai seorang pelayan di sebuah bar elit.

......................

Di hari pertamanya kerja, Genya di suruh membawakan segelas minuman mahal kepada pelanggan yang ada di meja no 8.

Dengan gugup Genya memulai pekerjaan nya, dia sudah terbiasa membawakan minuman kepada pelanggan saat bekerja sebagai pelayan Caffe.

Lampu kedap-kedip dan suara musik DJ yang keras membuat kepala Genya merasa pusing.

Namun dia mengabaikan hal tersebut, lama-kelamaan dia pasti akan terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Saat Genya berjalan, sekelompok lelaki muda yang tertarik akan kecantikan Genya mencoba untuk melakukan aksi jahil mereka.

Salah satu lelaki menjulurkan kakinya keluar, seketika Genya tersandung dan menjatuhkan segelas minuman ke tubuh seorang pelanggan tua.

"Hei apa-apa kau! Apa matamu buta hah? Oi oi apa kau karyawan baru disini? Berlutut sekarang juga! Cepat!" Bentak pria tua itu menyuruh Genya untuk segera berlutut.

Genya gemetar ketakutan, dia memeluk nampan dan berkali-kali mengatakan maaf sambil membungkuk.

"Selain buta, telingamu juga tuli ya? Apa kau tidak dengar?! Cepat berlutut!" Teriak pria tua itu memarahi Genya.

"Hei apa yang terjadi?"

"Sepertinya pelayan baru itu melakukan kesalahan!"

"Astaga, tamat sudah!"

Banyak orang yang ada disana bisik-bisik membicarakan kejadian yang menimpa Genya.

Yurika yang mendengar hal itu segera datang menghampiri Genya dan pria tua itu. Seorang pelayan lain memapah Genya yang lemas karena ketakutan.

"Tuan, anda jangan begini. Bagaimana kalau kita mengobrol baik-baik di atas?" Kata Yurika yang datang duduk di samping pak tua itu.

"Hei kau lupa siapa aku? Aku bisa menenggelamkanmu ke dalam air hanya dengan satu kata!" Teriak pria tua itu kepada Yurika.

"Hmm~ Kalau tidak mau ke atas, haruskan kita melakukannya disini?" Tanya Yurika.

Dia menaikkan pahanya ke atas tubuh laki-laki tua itu. Sebuah benda kecil terlihat menonjol di sela-sela paha pria tua itu.

"Me-melakukan apa?! Kau pikir aku ini pria segampangan itu?" Kata pria tua itu dengan wajah memerah.

"Astaga, kenapa anda bicara begitu? Selagi anda mabuk, saya akan lebih menyenangkan anda" Kata Yurika.

Tangannya bergelayutan di leher si pria tua, sambil membelai-belai wajah keriputnya, tangan Yurika yang lagi satunya menancapkan sebuah jarum kecil di lehernya pak tua.

Seketika pria tua itu kejang-kejang, mulutnya berbusa dan akhirnya dia pun tumbang.

WAS-WES-WOS

Semua orang yang ada di sana melongo menyaksikan apa yang terjadi. Mereka tidak melihat aksi gila yang dilakukan oleh Yurika hingga membuat pria tua itu tumbang berbusa.

Dengan sigap dua pria penjaga bar menyeret tubuh si pria tua keluar dari dalam bar.

"Dasar pria tua! Sudah bau tanah masih saja banyak tingkah" gumam Yurika sembari merapikan pakaiannya.

Banyak orang saling pandang-memandang, mereka bergidik ngeri begitu melihat nasib pria tua itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana pria tua itu bisa tumbang? Apa dia meninggal?"

"Apa kita akan memiliki nasib yang sama seperti yang dialami oleh bapak itu?"

"Hei selagi kita bertindak dengan baik, kita tidak akan terkena musibah"

Banyak orang ribut membicarakan kejadian barusan, Yurika yang melihat kekacauan itu pun berjalan menaiki panggung DJ.

Dia mengambil mic speaker dan berbicara dengan volume keras.

"Pelanggan setia Bar Night Club semuanya! Tenanglah dan kembali bersenang-senang! Hari ini kita kedatangan DJ terkenal, yaitu DJ QUE² REMIX!"

"WOAAAAAA! HURAAAA!" Teriak para pengunjung yang bersemangat.

Mereka langsung melupakan apa yang terjadi barusan, pikiran mereka disana hanya untuk bersenang-senang.

Yurika yang melihat kondisi sudah kembali seperti semula menghela nafas panjang nya.

Tak lama kemudian datang salah satu pengawal yang tadinya menyeret tubuh pria tua. Dia mendekati Yurika dan membisikkan sesuatu.

"Apa yang harus kita lakukan dengan tubuh pak tua itu Nona Yuri? Dia adalah pemilik perusahaan JK group" Bisiknya.

"Ahhh benar-benar merepotkan, apa yang harus ku katakan? Kembali! Lalu bawakan ponselku kemari! Aku akan menghubungi perusahaan nya" Kata Yurika menekan keningnya.

"Baik" kata si laki-laki penjaga yang kemudian pergi mengambilkan ponsel umum milik Bar Night Club.