NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Sabila berbaring santai di sofa sembari men-scroll ponselnya demi mencari makanan yang ia kira enak untuk disantap siang ini. Ya, biasanya ia tidak perlu melakukan itu karena Xavier pasti akan mengirim makanan ke boutique. Namun hari ini ia tidak ke boutique dan Xavier juga sedang sakit, jadi Sabila tidak punya pilihan lain selain delivery.

"Ehem!" Xavier berdehem keras saat melihat istrinya jauh lebih fokus menatap ponsel daripada dirinya.

"Sabar."

"Ehem!"

"Hais! Apa?" tanya Sabila kesal saat lagi-lagi mendengar Xavier berdehem.

"Mau makan," ucap Xavier lemah.

"Makanya sabar." Sabila kembali menatap ponselnya.

"Memang kau sedang apa?"

"Mencari makan."

"Coba ke sini, biar aku lihat."

Karena tidak ingin berdebat, Sabila langsung mendekati Xavier yang masih terbaring di ranjang. Ia ikut berbaring di samping Xavier sembari menggulir layar ponselnya yang menunjukkan banyak sekali jenis makanan di sana.

"Kau ingin makan apa?" tanya Xavier saat melihat Sabila hanya menggulir layar ponsel tanpa memesan salah satunya.

"Tidak tahu, makanannya terlihat enak semua."

"Coba kemarikan!" Xavier mengambil alih ponsel istrinya dan mengetikkan sesuatu di laman pencarian. "Bagimana dengan ini?" tunjuk Xavier pada olahan seafood asam manis yang terlihat begitu menggugah selera.

"Aku rasa itu enak, kenapa aku tidak menemukannya tadi?"

Xavier melihat-lihat detail pemesanan makanan tersebut. "Restorannya ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ke sana saja?" usul Xavier.

"Kau itu sedang sakit, jangan banyak tingkah."

"Aku sudah mendingan, Sayang. Memang kau pikir aku ini anak kecil, sampai demam seperti ini saja masih harus dimanja."

"Ya tapi—"

"Sudahlah, ayo." Xavier menyibak selimut, memakai sendal bulu lucunyanya dan langsung mengambil kunci mobilnya.

"Hei, tunggu dulu. Kau yakin akan keluar seperti itu?" tunjuk Sabila pada piyama Xavier yang masih belum berganti.

"Memangnya kenapa? Aku masih terlihat tampan bukan?"

Xavier melihat dirinya sejenak. Lalu ia beralih menuju cermin besar di kamarnya dan melihat penampilannya dari atas ke bawah. Rasanya, meski hanya memakai piyama, tapi Xavier sama sekali tidak melihat cacat sedikitpun di tubuhnya. Justru, ketampanannya terlihat begitu nyata dengan rambut yang acak-acakan seperti sekarang.

Melihat Xavier yang begitu percaya diri dengn tampilannya, membuat Sabila memutar bola mata jengah. "Jangan mengada-ada. Ayo, biar aku bantu bersiap."

Sabila langsung mengambil pakaian ganti Xavier dan membantu laki-laki itu untuk berganti pakaian. Siap dengan pakaian, Sabila mengambil parfum dan memutar tubuh suaminya sembari menyemprotkan parfum sebanyak-banyaknya.

"Perfecto!" seru Sabila.

"Padahal aku merasa lebih berkharisma dengan piyama tadi."

"Berkharisma endasmu."

"Hei, itu bahasa, Mommy."

"Sudahlah, ayo berangkat, aku lapar."

*

Luna tiba di perusahaan Xavier untuk menemui rekannya itu, sesuai perjanjian mereka kemarin. Dengan langkah anggun, Luna memasuki perusahaan besar itu menuju ruangan Xavier. Namun, saat ia akan mengetuk pintu ruangan Xavier, tiba-tiba sekretaris Romi datang menghentikannya.

"Kita diskusi di ruanganku, Nona. Ayo." ajak Romi.

Meski bingung, wanita cantik itu tetap menurut. Ia duduk di sofa setelah dipersilahkan. Lalu, sekretaris Romi juga ikut duduk di sofa di depannya.

"Di mana desain yang aku minta?" pinta Romi.

"Ini, Pak." Luna menyerahkan beberapa lembar kertas berisi hasil desainnya pada Romi.

Romi menatap gambar itu satu persatu, lalu tatapannya kembali pada Luna. "Desainmu sangat bagus, warnanya oke, dan detail-detail kecil yang kau tambahkan di bagian-bagian tertentu pada desainmu ini sangat menarik. Aku yakin, Tuan akan sangat puas dengan hasil kerjamu ini. Oh iya, satu lagi, jangan panggil aku Pak, panggil saja Sekretaris Tomi."

"Terima kasih," Luna mengangguk sopan. "Oh iya, Sekretaris Romi, apakah Pak Xavier tidak ada? Sepertinya aku tidak melihatnya hari ini."

"Hm, dia sedang kurang sehat, dan sekarang sedang istirahat di rumah." Sekretaris Romi mengembalikan hasil desain Luna dan menjabat tangan Luna setelahnya. "Segera kerjakan desainmu, satu minggu lagi kau sudah harus menyelesaikannya dan langsung kirim ke perusahaan." ucap Sekretaris Romi.

"Baik."

Sekretaris Romi langsung beranjak dan mengantar Luna hingga ke depan pintu ruangannya. Setelah itu, ia langsung mempersilahkan Luna untuk pergi. Namun, Luna justru berbalik menatapnya.

"Ada yang ketinggalan, Nona?"

"Mmm itu, aku—" Luna tampak gugup dan memutar otak untuk mengucapkan sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

"Ada apa? Apakah kita belum membahas honor? Tapi seingatku kita sudah membahasnya kemarin."

"Tidak, bukan itu. Mmm apa aku boleh tahu di mana rumah Tuan Xavier?" tanya Luna, membuat Romi mengerutkan dahinya bingung. "Mmm, aku hanya akan membicarakan sesuatu yang penting padanya." ucap Luna segera, takut kalau sekretaris Romi curiga padanya.

"Datanglah besok, karena Tuan pasti akan masuk bekerja." ucap Romi dan kembali mempersilahkan Luna untuk pergi.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi."

"Hm," jawab Sekretaris Romi singkat. "Rumah Tuan?" monolognya. "Apa dia mau menjadi bibit pelakor? Hah! Dasar wanita."

*

Mobil Xavier telah tiba di restoran seafood yang ia tuju. Tanpa menunggu lama, ia langsung mengajak Sabila turun dan merangkul pinggang Sabila posesif.

"Hais! Kenapa harus memelukku begini?" protes Sabila.

"Ini bukan memeluk sayang, hanya merangkul. Ayo."

"Vier, malu." Sabila masih enggan untuk melangkah.

Seketika itu, Xavier langsung melepas tangannya dari tubuh Sabila dan berpura-pura terlihat lemas. Sabila yang melihat tingkah Xavier hanya mampu menghela napas kasar. Pada akhirnya, ia meraih tangan Xavier dan membiarkan suami kontraknya itu memeluknya, dan masuk ke dalam resto.

Keduanya duduk dan langsung memesan makan. Tidak lama, pesanan mereka 'pun tiba. Sabila dan Xavier langsung mengeksekusi makanan yang ada di hadapan mereka. Sesekali, Xavier menunjukkan perhatiannya dengan mengupaskan kulit udang atau sekedar membukakan kulit kerang untuk Sabila.

"Vier, aku bisa sendiri. Kau bahkan belum makan apa-apa dari tadi."

"Tidak apa-apa, makanlah." Xavier menyuapkan daging udang yang telah ia kupas ke mulut Sabila.

Masih dengan mulut yang penuh makanan, Sabila menerima suapan Xavier. Setelah itu, ia menyendokkan sendoknya kembali dan mengarahkannya pada Xavier.

"Nah, makanlah. Kau bisa kembali sakit kalau tidak makan." omel Sabila.

"Perhatian sekali," goda Xavier dan langsung memakan suapan dari Sabila.

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!