"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
Emiliana baru saja menyelesaikan tugas simposiumnya,saat notifikasi whatsapp masuk ke ponselnya. Emiliana melihat pesan yang berupa foto itu dengan kening berkerut. dia pun berusaha memperjelas foto itu dengan mengzoom nya.
"Zayden,sama siapa ki' lagi ini?" gumamnya seraya menggigit bibirnya
Emiliana pun langsung menelpon Zayden namun ponsel Zayden tidak bisa dihubungi.
"Marah ki' Zayden?" tulis Emiliana dalam pesannya
"Siapa ini? kemana ki' sama ini cewek kah? ada foto na kirim teman-teman ku" lanjut Emiliana lagi
Pesan centang satu.
Zayden dan Ayra pun tiba di rumah mereka pukul sebelas malam.
"Ayra... langsung ki' istirahat nah,besok abis shalat subuh,Kakak langsung pulang ke asrama,tapi kalau ada apa-apa telpon saja Kakak yaaa" ucap Zayden
"Iye Kak" jawab Ayra singkat lalu beranjak masuk
Zayden menarik nafas panjang,dan ikut masuk setelah memastikan mobilnya aman.
Namun pukul satu malam,badan Zayden kembali panas. Ayra yang terbangun untuk shalat tahajjud pun terkejut saat mendengar benda jatuh dari arah dapur,dengan sedikit ketakutan dia pun keluar sambil membawa semprotan obat nyamuk.
"Aduh... siapa di dapur tengah malam begini..." gumamnya seraya berjalan mengendap-endap
*Prankkk... suara gelas jatuh berantakan
"Mama tolong..." teriak Ayra
Lampu pun menyala,nampak Zayden berdiri didepan kompor.
"Ayra... apa itu mu bikin,bawa-bawa semprotan obat nyamuk begitu,siapa mau kamu semprot ha?" sarkas Zayden
"Kakak... selalu bikin kaget,apa kita bikin memang di dapur tengah malam begini kah?" tanya Ayra lagi
"Masak ka' rebusan jahe ini,panas lagi badanku kodong" ucap Zayden
"Iya kah? coba ku pegang jidat ta' Kak,tabe' di'..." ucap Ayra seraya meraba jidat Zayden
"Subhanallah panasnya,pergi mi' istirahat Kak, nanti saya pi' yang lanjutkan ki' masak air jahe ta' itu" ucap Ayra
"Oke mi',sisa mendidih itu,jangan terlalu lama na' asal mendidih angkat mi' " ucap Zayden seraya beranjak ke kamar nya
Sepuluh menit kemudian Ayra datang ke kamar Zayden membawa air rebusan jahe.
"Kak,tabe' mau ka' masuk,ini air jahe ta', minum ki' dulu" ucap Ayra
"Ya masuk mi'" ucap Zayden
Ayra pun masuk perlahan.
Zayden nampak berbaring menutup badannya dengan selimut.
"Kak menggigil ki' sepertinya" ucap Ayra seraya menatap Zayden
"Iya menggigil ka' memang... tidak enak sekali rasanya ini" ucap Zayden lagi
"Kak... ke rumah sakit ki' saja di',takut ka' kodong, pucat sekali muka ta' " ucap Ayra
"Tidak perlu Ayra... baik-baik ja' ini... kembali mi' tidur,abis minum ini air jahe baru ka' tidur,in shaa Allah besok bangun sudah membaik ka' " ucap Zayden lagi
Ayra pun mengaguk pelan dan beranjak keluar.
Zayden meraih ponselnya yang baru selesai di cas nya. nampak beberapa notifikasi masuk,salah satunya dari Emiliana.
"Itu Ayra,adik sepupuku dari Pinrang yang meninggal Bapaknya hari itu,jadi ikut sama Mama tinggal di sini,jangan ki' selalu salah paham sayang, ku sayang ji' ki' kodong, rindu ka' ini eee, jangan dikira nah" balas Zayden
"Nanti pulang ki' dari Korea Selatan baru ku kasi kenal ki' sama Ayra,semoga bisa ki' berteman, calon adik ipar sepupu" lanjut Zayden lagi
Ternyata sampai pukul lima lewat pun demam Zayden tak kunjung turun.
Ayra yang baru selesai melaksanakan shalat subuh pun,melangkah perlahan ke kamar Zayden
"Kak,jadi ki' pulang kah?" ucap Ayra seraya mendorong pintu kamar itu
Nampak Zayden di tempat tidur menggigil hebat.
"Allahuakbar Kak,bangun ki'... kenapa ki' itu?" lirih Ayra panik seraya mengguncang pundak Zayden
Karena Zayden tak kunjung bangun hanya mengigau tak jelas,Ayra pun berlari keluar mencari bantuan.
Akhirnya Zayden pun dibawa ke rumah sakit.
seorang Dokter dan Perawat pun memberikan perawatan di Instalasi Gawat Darurat.
"Apa keluhannya suami ta' Kak?" tanya Perawat itu
"Haaa.... dia bukan itu..." ucapan Ayra terputus
"Kepalaku,tenggorokan,badanku yang sakit semua Dokter..." ucap Zayden yang tiba-tiba terbangun itu
"Kak Zayden... kenapa baru bangun ki' kodong,takut ka' Kak Zayden" ucap Ayra dengan suara bercampur tangis
"Ehh... sudah,jangan mi' menangis,kah hidup ja' ini Ayra... na liat semua ki' orang,nanti na kira orang kenapa suaminya itu kok nangis" ucap Zayden
"Kak Zayden..." rengek Ayra lagi
Dokter dan Perawat pun memberikan infus dan berbagai macam obat-obatan.
"Untuk sementara di observasi ki' dulu di' Pak Zayden,sambil menunggu hasil pemeriksaan darah ta' " ucap Dokter itu
"Oke Dokter" jawab Zayden
Ponsel Ayra pun berdering,nampak nama Ibu Dewi Anjani menari dilayar ponselnya itu. via video call
"Halo Assalamu'alaikum sayangku,anak-anak ku" ucap Ibu Dewi Anjani
"Waalaikumussalam... Puang..." jawab Ayra
"Bagaimana mi' Daeng ta' sayang? sudah di rumah sakit?" tanya Ibu Dewi Anjani
"Sudah mi' Puang,ini Kak Zaydennya" ucap Ayra seraya mengarahkan ponselnya ke Zayden
"Kodong anakku masuk rumah sakit,maafkan Puang sama Etta' ya Nak,ada ji' Ayra jaga ki' to', jaga baik-baik Daeng ta' Ayra Nak" ucap Ibu Dewi Anjani lagi
"Iye' Puang" jawab Ayra
"Pantas... melapor ki' sama Puang makanya disuruh ka' dirawat di rumah sakit?" tanya Zayden
"Maaf Kak... khawatir ka' kodong" ucap Ayra pelan
"Urus memang ka' baik-baik na' ,kamu yang dikasi mandat itu urus ka'" ledek Zayden
Mendengar itu Ayra hanya menundukkan pandangannya,tapi wajahnya kelihatan merona.