NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nginep

Menjelang malam, barulah Daffa dan Desi sampai kembali ke rumah Desi.

Sebelum pulang, tadi mereka menyempatkan pergi ke mall berbelanja. Daffa membelikan kebutuhan harian untuk Desi padahal sebenarnya Desi sudah menolak.

Daffa juga membelikan sebuah cincin emas yang ditengahnya ada berlian berbentuk bulat dan dipakaikan nya di jari manis Desi.

"Meskipun aku belum resmi melamar kamu, tapi dengan cincin ini, artinya kita sudah ada ikatan, dan kamu tidak boleh menerima cinta  orang lain siapa pun itu, karena kamu sudah milikku."

Begitu lah kata-kata Daffa saat memakaikan cincin itu ke jari manis Desi. Desi pun menatap Daffa dengan perasaan yang membuncah, tidak menyangka Daffa begitu mencintai nya.

Rini membukakan pintu untuk mereka berdua, dan Daffa meletakkan beberapa kantong kresek belanjaan itu di ruang tamu.

"Gala udah tidur buk?" tanya Desi.

"Iya tadi sekitar jam 7 an itu udah menguap gitu, terus ibu ajak ke kamar dan beberapa saat langsung terlelap."

"Em... Des, tan, saya langsung balik aja deh. Takut kemalaman." Daffa berpamitan kepada Desi dan Rini.

"Lho kamu gak capek ta berkendara jauh lagi nak?" tanya Rini.

"Saya mau cari hotel kok tan habis ini, pulangnya sih besok aja, udah capek." ucap Daffa sembari tersenyum.

"Nginep sini aja nak, kasian udah malem gini harus cari-cari hotel." ucap Rini membuat Daffa yang sedang mengusap usap tengkuknya pun mendongak.

Desi pun tidak menyangka ibunya akan berkata seperti itu.

"Beneran buk Kak Daffa boleh nginep sini?" tanya Desi memastikan.

"Iya bener lah, tapi tidurnya di kamar tamu." jawab Rini kemudian.

"Kalo gak merepotkan ya saya mau tan nginep disini." ucap Daffa antusias membuat Desi memutar bola mata malas.

"Gak repot lah nak. Ya cuma mungkin kasurnya gak se empuk yang dirumah kamu." canda Rini membuat Daffa pun tertawa pelan.

"Ya enggak lah tan, sama saja."

Rini hanya mengangguk dan beranjak dari duduknya.

"Kalian sudah makan belum?" tanya Rini lagi.

"Sudah kok buk, tadi pas mau pulang udah." jawab Desi.

"Kalau gitu buruan istirahat, pasti kalian capek kan sudah pergi seharian. Ibu juga mau tidur, entah kenapa dari tadi sore pusing belum sembuh ini." ucap Rini sembari memijit pelipisnya pelan.

Desi dan Daffa pun mengangguk. Rini pun segera berlalu ke kamarnya yang ada di lantai dua bersebelahan dengan kamar Gala dan Desi.

"Ya sudah kak, Desi naik ke kamar dulu ya."

Daffa menarik pergelangan tangan Desi dengan cepat sehingga tubuhnya menabrak dada bidang milik Daffa.

"Tidur sama aku aja sayang." Bisik Daffa sambil tersenyum manis.

"Kakak ih... Nanti kalo ibu lihat loh ini." Desi berusaha melepaskan pelukan Daffa.

Daffa pun terkekeh dan mencium singkat pucuk kepala Desi.

"Yasudah sana istirahat."

Daffa memasuki kamar tamu yang ada di lantai satu, tepatnya berada di sebelah dapur. Ruangan yang tidak terlalu luas namun sangat rapi di dalamnya. Ranjang single dengan sprei berwarna putih bersih, dan beberapa hiasan dinding yang menambah kesan estetik.

Daffa merebahkan tubuhnya dan sejenak memejamkan mata, menikmati aroma citrus yang menguar di ruangan ini, terasa segar dan menenangkan.

Tidak terasa dirinya terlelap hingga suara ketukan di pintu kamar mengusik tidur nya.

Desi memasuki kamar itu dan bisa  melihat Daffa yang terduduk di tepi ranjang dengan muka bantal nya.

Desi terkekeh dan mendekati Daffa.

"Ini Desi bawakan kaos sama celana training kali aja kak Daffa mau ganti." ucap Desi tapi Daffa malah mengabaikannya.

Daffa menarik pinggang Desi dan memeluk hingga wajahnya tepat menghadap ke perut Desi.

Desi pun tersenyum sambil mengelus lembut rambut Daffa.

"Capek banget ya kak?" tanya Desi dan Daffa mengangguk masih dalam dekapan Desi.

Daffa mendongak menatap Desi dengan wajah manja nya.

"Cium !" pinta Daffa sambil memajukan bibirnya.

"Ih gak mau nanti ibu liat."

"Ibu udah tidur kan !" Daffa memaksa Desi. Dengan tak sabar, tangan kirinya meraih tengkuk Desi dan menekannya hingga Bibir mereka menempel sempurna.

Desi memejamkan matanya menikmati permainan Daffa di bibir dan lidahnya itu, tanpa sadar dia juga membalasnya. Satu desahan lolos begitu saja dari mulut Desi membuat Daffa semakin bersemangat.

Daffa menarik tubuh Desi perlahan hingga menindih tubuhnya. Dia kembali mencium rakus bibir manis Desi, Desi yang ikut merasa nikmat pun secara tidak sadar membiarkan ketika Daffa mulai membuka satu kancing demi kancing piyama satin nya.

Daffa membenamkan wajahnya di dada Desi seolah melepaskan semua kerinduan yang selama bertahun-tahun ini dia pendam.

Hingga saat Daffa hendak membuka lagi kancing piyama yang terakhir, Desi menahan pergelangan Daffa.

"Don't do it." bisik Desi sembari menahan rasa gejolak yang muncul di tubuhnya. Daffa pun menatap Desi dengan wajah sayu dan matanya yang memerah, seolah ingin meminta lebih.

Daffa melepaskan pelukannya dari Desi dan menelungkupkan tubuhnya untuk meredam gairah yang sempat akan memuncak.

Desi merasa bersalah namun dia juga tidak bisa memberikan apa yang seharusnya belum diperbolehkan.

Desi membenarkan kancing piyamanya lagi dan mendekat ke arah Daffa.

"Maafin Desi ya kak, nanti ada saatnya Desi akan jadi milik kakak seutuhnya, dan Desi gak akan nolak saat kakak minta, tapi belum sekarang kak.!" lirih Desi sambil mengelus punggung tegap milik Daffa.

"Iya sayang, aku akan sabar nunggu kamu. Tapi aku gak janji bisa lama-lama." ucap Daffa membuat Desi tersenyum.

"Yaudah kakak mandi dulu gih, habis itu istirahat besok mau berkendara jauh lagi kan."

"Tungguin aku mandi, bentar aja kok!" ucap Daffa membuat Desi mengernyit.

"Ngapain nunggu kakak. Desi juga mau tidur tau !" jawab Desi sambil menatap Daffa.

"Pokoknya kamu jangan ke kamar kamu dulu, tunggu bentar. Awas kalo kamu ke kamar nanti aku susul kamu !" ancam Daffa membuat Desi memelongokan wajahnya.

Desi pun tiduran di ranjang single kamar tamu ini sambil membuka ponselnya agar tidak gabut menunggu Daffa yang menyelesaikan ritual mandinya.

Tak sampai seperempat jam , Daffa keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putih yang melilit sebatas pinggangnya saja. Sehingga memperlihatkan tubuh atletis terutama dada bidang dan perut kotak nya.

Desi mengalihkan penglihatannya dari ponselnya dan memandang takjub dengan perawakan Daffa yang bak model itu.

Daffa mengacak acak rambutnya kekanan dan kiri hingga percikan airnya mengenai tubuh dan wajah Desi.

Desi gelagapan sambil mengusap wajahnya yang terkena air itu membuat Daffa terkekeh.

"Udah puas liatin tubuh calon suami mu ini.. Hmm?"

"Eng-nggak... Apasih kak !" ucap Desi dengan wajah yang memerah sambil menundukkan kepala malu.

"Gemas banget lihat kamu yang malu-malu gini yang... Kalo udah saatnya kamu bisa pegang semua ini tiap hari." Bisik Daffa sensual tepat di telinga Desi membuat Desi bergidik kegelian.

Daffa terkekeh lagi dan segera mengambil kaos dan celana panjang yang telah Desi siapkan.

Setelah itu, Daffa menarik Desi kedalam pelukannya dan kembali mencium nya lagi sebelum Desi ia izinkan kembali ke kamarnya.

"Asupan malam selesai... Tuan putri boleh kembali ke kamar." ucap Daffa tersenyum manis membuat Desi mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kak Daffa ciam cium mulu ih !" ucap Desi kemudian meninggalkan kamar tamu dengan kaki yang ia hentak hentakkan membuat Daffa tergelak dan setelahnya ia juga beranjak tidur.

...*...

...*...

...*...

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!