Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Terus menyingkirkan tangan Aldo ketika suaminya ingin menyentuh,Leta bahkan benar benar tidak mau bicara dengan nya.Kali ini tidak main main,marah nya sungguhan dan dijamin awet.

"Tidak usah pegang pegang!" ucap nya menyingkirkan tangan Aldo,sudah ke berapa kalinya.Ingin menghindar pun percuma karena Aldo terus menguntit.

Duduk bersama dengan Opa Malik dan juga Sari.Lelaki tua itu sedang bercerita bagaimana ia mengenali Leta dan menitipkan nya pada Sari.

"Jika seperti ini terus Opa yang akan mengambil cucu menantu!"

"Jangan Opa!" ucap Aldo.

"Maaf kan Sari Tuan, Nona.. Selama ini Sari yang mengadukan semua pada Tuan Opa,karena itu perintah dan juga memang benar Nona harus dijaga orang dalam selain kami.Kami tidak mengerti banyak hal tentang Nyonya besar,jika tidak ada Opa pasti semua sudah kacau." ujar Sari,wanita itu mengakui semua nya.

Gandi yang duduk sedikit jauh dari sana pun menggeleng,ia tak menyangka jika Sari sepintar itu menyembunyikan sesuatu,sampai ponsel pun yang sudah di rancang khusus bisa menghubungi Opa tanpa ada yang tahu.

"Tentang tes kehamilan yang ada di tas Nona,itu Sari yakin milik Nona.Betul kan Nona?" tanya Sari pada Leta.

Tidak langsung menjawab,Leta melihat satu persatu orang disana,mata nya sangat tajam saat menatap Aldo.

"Benar itu Leta?" tanya Opa Malik.

Leta pun perlahan mengangguk.

"I-iyaa itu milik ku..."

"Kamu hamil sayang? Beneran hamil kan?" dan Aldo memeluk bersorak sejadi nya namun Leta mendorong kuat kuat untuk tidak dekat-dekat.

"Minggir,lepaskan!!! Ini bukan anak mu,aku selingkuh dari mu.Kamu pikir hanya kamu saja yang bisa,jangan lupa aku dulu siapa!" jawab Leta asal.

Aldo menatap nya "Jika bukan aku siapa?"

"Gandi!" jawab Leta asal.

"Astaga!" Gandi dan Opa Malik berseru bersama.

"Gan.."

"Berani sumpah Al..." ucap Gandi,ia bahkan mengisyaratkan dengan kedua jarinya menjadi huruf V.

Sari menutup bibirnya,ia tersenyum dengan kelakuan random Leta.

"Oia maaf juga Nona,saya sudah lancang mengganti pil penunda kehamilan Nona dengan pil kesuburan dan vitamin,itu semua juga Tuan Opa yang menyuruh saya!"

Hah?!

Kini giliran Leta dan Aldo yang terkejut,Leta berfikir ia akan aman tidak akan hamil dalam waktu dekat ini,dan Aldo tidak menyangka jika istrinya berniat seperti itu.

"Kenapa menunda nya?" tanya Aldo,Leta pun membuang wajah nya.

"Tanyakan pada dirimu sendiri,masihkah aku harus percaya sementara kau seperti itu dibelakang ku!" ucap Leta.

Lelaki tua di hadapan mereka hanya menggeleng,cucu dan cucu menantu nya sedang ribut entah sampai kapan.

"Sudah sudah lah,aku pusing melihat kalian.Atau kalian sengaja membuat ku pusing,jatuh sakit dan tidak bisa menemani calon buyut ku?"

Diam mereka mulai diam mendengar kan Malik bicara.

"Setelah ini telfon lah dokter untuk memeriksa Leta,lalu..."

"Bersihkan kamar tamu,karena aku akan tidur di sana" Leta terbiasa menyambar ucapan seseorang yang belum selesai.

"Cucu menantu,tidak boleh suami istri tidur terpisah walau apapun yang terjadi" ucap Opa Malik,Leta pun melirik Aldo sekilas.

Wajah pria itu berubah menjadi bahagia karena ada yang membela nya.

"Kau Al,Opa ingin kepastian mu secepat nya.Jangan membuat tunangan mu itu menunggu dan berharap terlalu tinggi.Mereka harus tahu jika kau sudah memiliki istri dan akan mempunyai anak juga!"

Leta hanya diam ia juga menunggu jawaban suami nya.

"Pasti Opa, secepat nya!" jawab Aldo.

"Opa tunggu, sementara opa akan tidur disini untuk beberapa hari.Kalian harus berterima kasih padaku karena sudah selamat dari Kinanti"

Mereka semua tersenyum.

"Oia Al,apa kalian sudah mendaftar kan pernikahan di KUA?" tanya Opa Malik kembali,Aldo pun menggeleng.

"Daftarkan segera, Mamah mu bisa kalah jika memang itu sudah sah di mata hukum,bawalah Leta pulang ke rumah besar,ada aku di sana Mamah mu tidak akan marah!"

Opa menjeda ucapan nya.

"Kalian tahu siapa yang membuat ku mengurus kalian?!"

Aldo mengerutkan kening,ia penasaran.

"Saudara tiri mu,dia yang berusaha menghubungi Opa untuk menjaga kalian terutama Leta"

"Saudara tiri?" Aldo mengulangi ucapan Malik,ia bahkan tidak tahu jika dia memiliki saudara tiri.

"Kinanti tidak pernah cerita?"

"Mamah tidak pernah cerita apapun!" ucap Aldo.

Malik mulai menceritakan semua,di sana ada Gandi, Sari,Leta dan juga Aldo.Mereka mendengar tanpa bertanya apapun.

Terkejut bukan main ketika Leta tahu jika Nando adalah adik Aldo,beda ibu.

"Papah selingkuh?" tanya Aldo pada Malik.

Malik hanya mengedikan bahu.

"Entahlah,Kinanti terlalu sibuk akan pekerjaan yang Opa turunkan kepadanya karena Opa hanya memiliki Mamah mu,di saat itu Papah mu merasa jenuh.Bukan ia tak mau mengikuti Mamah mu hanya karena dia merasa lelaki harga dirinya tinggi jika ia hanya menikmati hasil dari istrinya.Segala macam cara untuk bisa bekerja ia lakukan, akhirnya ia pergi ke kota lama.Di sana ia bertemu dengan Nelida,sahabat Mamah mu.Nelida wanita yang sangat baik,ia lembut namun ia pernah depresi dan beberapa kali mencoba bunuh diri hampir meninggal karena orang tua nya terbunuh oleh perampok di depan matanya sendiri"

Malik menghela nafas menjeda cerita nya.

"Orang terdekat saat itu hanyalah Papah mu,semoga kau bisa mengerti akan hal itu Aldo!"

Harus bagaimana sekarang Aldo bersikap,ia tahu cerita masa lalu Papah nya dan juga Mamah nya,saat itu Aldo berumur empat tahun dan belum mengerti semua nya.

.

.

.

Matahari beranjak,hari mulai gelap.Mereka semua kembali ke kamar nya masing masing.Begitu pula Leta dan Aldo yang masuk ke dalam kamar

"Jangan mencoba macam-macam.Aku belum memaafkan mu!" ucap Leta pada suami nya.

Padahal Aldo sudah akan mendekati namun langkah nya berhenti seketika.

"Mau sampai kapan marah?"

"Tidak usah bertanya,diam saja.Aku tidak suka!"

Lagi lagi Aldo menghela nafas,Leta sungguhan marah dan tidak mau berkomunikasi dengan nya.

.

.

.

To be continue