NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Xavier dan Sabila masih duduk di depan perapian. Namun, meski duduk di depan perapian, Sabila masih tetap merasakan dingin karena angin malam yang berhembus cukup kencang.

"Kita ke tenda saja ya," ajak Xavier.

"Hm, baiklah."

Xavier langsung membuka kancing tenda, dan menampakkan suasana dalam tenda yang terlihat begitu nyaman. Lagi-lagi, Sabila terpana dengan perjuangan Xavier menyiapkan semua ini untuknya. Bagaimana tidak, di dalam tenda yang tidak terbilang besar itu, Xavier menyiapkan sebuah kasur, dua bantal dan selimut. Tidak hanya itu, terdapat lampu kerlap-kerlip yang membuat tenda itu benar-benar terlihat mewah.

Sabila langsung masuk ke tenda dan membenarkan letak bantalnya. Sedangkan Xavier, laki-laki itu mengunci kembali resleting tenda setelah ia dan istrinya masuk ke dalam. Setelah itu, Xavier langsung berbaring dan merentangkan tangannya untuk menjadi bantalan sang istri.

"Kemari," titah Xavier.

"Tanganmu akan pegal kalau menopang kepalaku," tolak Sabila.

"No! Ayo, kemarilah."

Dengan ragu, Sabila merebahkan dirinya di samping Xavier dengan berbantalkan lengan laki-laki itu. Dengan jarak keduanya yang begitu dekat, membuat Sabila merasa berdebar tak menentu. Ya, pernah menjalin kasih, bahkan pernah melakukan hubungan suami istri sebelumnya, bukan berarti Sabila bisa terlihat biasa saja saat bersama Xavier. Buktinya, kini ia justru deg-degan.

Apalagi, sekelebat ingatan tentang kegiatan panas keduanya malam itu membuat otak Sabila menjadi berkelana jauh, dan seakan tidak bisa berhenti memikirkan hal gila itu. Sabila menoyor kepalanya pelan, karena lagi-lagi bayangan kejadian itu tidak pergi dari pikirannya.

"Kenapa?" tanya Xavier saat melihat istrinya menoyor kepalanya sendiri.

"Mm tidak, aku— aku hanya sedikit pusing saja."

"Pusing? Coba biar aku lihat."

Tanpa banyak kata, Xavier mengubah posisinya menjadi menghadap Sabila demi melihat area kepala istrinya itu. Namun, karena merasa masih kurang jelas, akhirnya Xavier kembali mendekatkan tubuhnya pada Sabila. Bahkan, kini bukan hanya sekedar dekat, tapi Xavier sudah mengukung tubuh Sabila demi melihat sisi lain di kepala Sabila.

"Vier."

"Sebentar, di sebelah mana sakitnya. Di sini atau di sini." ucap Xavier. Laki-laki itu benar-benar menganggap serius ucapan istrinya.

"Vier, aku—"

"Di sini ya? Coba, apa sudah lebih enak?"

Perlahan, Xavier mencoba memberi pijatan lembut di pelipis sang istri. Namun karena pertanyaannya sebelumnya tidak mendapat respon, ia 'pun melirik ke wajah istrinya yang tepat ada di bawahnya. Seketika itu, mata kedunya bertemu.

Alunan musik lembut seakan turut mengisi kesunyian malam ini. Tatapan keduanya masih belum terputus, bahkan kini Xavier menghentikan pijatan lembutnya di kepala sang istri, dan lebih fokus untuk menatap wajah cantik istrinya. Dari jarak sedekat ini, Xavier mampu melihat wajah istrinya yang merona.

"Sayang, apa kau alergi?"

Deg!

Bahkan mendengar kata sayang yang suminya ucapkan saja membuat Sabila kian meras berdebar. Walaupun kata itu sudah cukup sering Xavier ucapkan padanya. Namun, baru kali ini Xavier berbicara dengan jarak yang begitu dekat.

"Bil, hey?" Xavier menepuk pelan pipi istrinya karena sang istri sama sekali tidak menjawabnya.

"Aku baik-baik saja." jawab Sabila.

"Tapi wajahmu kenapa memerah? Apa tadi siang kau ada salah makan atau—"

Entah apa yang mendorong Sabila. Yang pasti, melihat bibir suaminya yang begitu cerewet, membuat Sabila merasa gemas. Perlahan, tangannya merangkak naik dan memegang tengkuk Xavier, lalu tanpa kata langsung menarik tengkuk suaminya hingga membuat bibir keduanya bertemu.

Seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Xavier yang masih terkejut tetap melanjutkan ciumannya di bibir Sabila. Ciuman yang semula lembut berubah menjadi ganas, hingga membuat tubuh kedunya menjadi panas.

Sejenak, pikiran waras Xavier mendominasi. Meski ia benar-benar menginginkan istrinya, tapi bukan berarti ia akan memanfaatkan kesempatan untuk kembali menyentuh istrinya. Ya, setidaknya ia tidak ingin istrinya kembali merasa dipaksa dan tidak dihargai olehnya. Namun, saat ia akan menarik diri menjauh, pegangan tangan Sabila di tengkuknya membuatnya kembali menunduk, hingga membuat bibir kedunya kembali bertemu.

"Bil, are you sure?"

Tanpa ingin menjawab dengan kata-kata, Sabila langsung menurunkan tangannya dan menarik bagian bawah kaos yang dikenakan Xavier, lalu melucutinya tanpa ragu. Hal itu tentu membuat Xavier tak percaya, karena istrinya melakukan hal yang sangat jauh dari ekspektasinya sebelumnya. Akhirnya, tanpa membuang waktu, Xavier langsung mengikuti permainan istrinya.

Malam ini, Xavier benar-benar merasa dipuaskan lantaran istrinya yang bertindak jauh dari ekspekstasinya selama ini. Entah dari mana istrinya itu belajar akan hal-hal seperti ini, karena seingat Xavier, saat ia menyentuh istrinya dalam keadaan mabuk, ia benar-benar menjadi yang pertama untuk istrinya. Dan malam ini, Sabila benar-benar bertindak seakan sudah sangat berpengalaman.

*

Suasana dingin alam terbuka membuat Sabila terusik dari tidurnya. Ia meraba-raba sisi lain untuk mencari selimut karena dirinya merasa sangat dingin. Namun, tiba-tiba sebuah pelukan langsung membelit tubuhnya semakin erat, hingga membuat kedua mata Sabila terbuka.

Pemandangan pertama yang hadir dalam pandangan Sabila subuh ini adalah wajah tampan suaminya yang menatapnya dengan tersenyum manis. Lagi-lagi, entah keberanian dari mana, Sabila mengangkat tangannya dan memegang pipi suaminya. Bahkan, Sabila bisa melihat betapa terkejut suaminya dengan tindakannya. Namun, Sabila sendiri 'pun tidak mengerti mengapa ia begitu berani sekarang.

"Apa kau menyesal setelah apa yang kita lakukan tadi malam?" tanya Xavier, masih dengan sisa keterkejutannya dengan sikap istrinya yang berbeda.

"Aku masih belum paham sepenuhnya, Vier. Aku tidak tahu kenapa aku berani melakukan itu, dan aku juga tidak tahu dorongan apa yang akhirnya membuatku berani mengambil tindakan itu. Tapi yang jelas, aku sama sekali tidak menyesali apa yang terjadi diantara kita tadi malam." ucap Sabila tegas. "Dan kau, apakah kau menyesalinya?" tanya Sabila.

"Masihkah perlu aku jawab?"

Mendengar itu, Sabila menggeleng. Meski awalnya merasa ditipu dan dibodohi lantaran Xavier menjebaknya dengan minuman memabukkan malam itu, dn berakhir dengan menyentuhnya. Tapi, Sabila seakan melupakan kekesalan itu. Karena kini, secara sadar ia mengakui bahwa dirinya mengingikan Xavier, sangat.

"Lalu, apa status hubungan kita sekarang?" todong Xavier. Mengingat sebelumnya Sabila sangat menentang pernikahan mereka dan mengajukan syarat pernikahan kontrak padanya.

"Masih tersisa satu minggu untuk memikirkan itu. Yang pasti, aku sama sekali tidak menyesali apa yang kita lakukan sekarang. Meskipun pada akhirnya, aku 'pun tidak tahu akan keputusanku di hari terakhir perjanjian kita."

Xavier menghela napas pelan. Ia paham, semuanya memang tidak semudah itu. Apalagi, hati Sabila terlajur kecewa padanya, dan mungkin memang membutuhkan ribuan kali berpikir untuk menerima dirinya kembali.

"Bil."

"Hm?"

"Pelukanmu terlalu kencang, dan aku—" Xavier kembali mengubah posisi menjadi mengungkung Sabila. "Bolehkah kita melakukannya lagi?"

Terlalu besar kobaran di dada Sabila yang mendorongnya untuk mengiyakan ajakan Xavier. Akhirnya, tanpa banyak kata, Sabila langsung mengangguk dan memberi akses bebas untuk Xavier menyentuhnya. Suasana dini hari yang awalnya terasa dingin, kini berubah menjadi panas karena kegiatan yang kedunya lakukan.

Kali ini, dahaga Xavier benar-benar terpuaskan. Setelah malam sebelumnya ditolak istrinya, hingga membuatnya menjadi demam karena terlalu lama berenang. Kini, Xavier mendapat akses bebas. Tentunya hal ini tidak akan ia sia-siakan. Kalau perlu, ia akan libur bekerja untuk hari ini demi menyelesaikan kegiatan super gila nan memabukkan ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Episode-nya masih cukup panjang nih. Boleh kali ninggalin komen di sini. Pada diem bae perasaan. ...

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!