kisah seorang anak gadis yang di cintai secara luar biasa oleh seorang CEO tampan dan dingin,dia hidup sebatang kara setelah kepergian ayah,ibu dan kakaknya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. dia menikah dengan CEO dari perusahaan tempatnya bekerja. saat hamil anak pertamanya tanpa sengaja dia melihat sang suami yang tengah berpelukan dengan seorang wanita,dan ternyata itu adalah wanita dari masa lalu yang suami,dia salah paham dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan suaminya,dia juga mengganti nama panggilannya agar sang suami tidak bisa menemukannya.
dalam pelariannya dia mendirikan sebuah toko kue sebagai mata pencahariannya.
lama kelamaan toko kuenya maju pesat,karena memang rasanya yang sangat enak dan lain dari pada yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon musya anugerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Keesokan Harinya di Kediaman Alina
Pagi hari di kediaman keluarga Alina sudah nampak para tetangga,teman dan saudara pada berdatangan untung berbela sungkawa.
"Yang sabar ya Alina,saya turut berduka cita atas musibah yang menimpa keluargamu,kamu harus kuat ya Lin,aku yakin kamu adalah wanita yang kuat,kamu harus melanjutkan hidupmu" ucap Karina sepupu dari Alina anak dari pak dhe Darman kakak dari ibu Maria.
"Iya kak" hanya itu kata yang bisa di ucapkan oleh Alina sambil masih dalam keadaan terisak.
Arman selalu setia menemani Alina tanpa meninggalkannya barang sebentar saja.
"Sayang kamu pasti kuat,kamu tidak sendirian,ada aku yang akan selalu ada buat kamu" ucap Arman pelan sambil mengusap usap bahu Alina untuk menenangkannya.
"Kenapa ayah,ibu dan kak Angga pergi meninggalkan Alina sendirian,apa kalian tidak sayang sama Alina,kenapa kalian tidak mengajak Alina pergi bersama kalian" ucap Alina lirih dengan derai air mata yang kembali mengalir.
"Ssssstttt kamu jangan bicara seperti itu sayang,ini semua sudah takdir dari yang kuasa,kamu harus kuat,ada aku yang akan selalu ada untukmu" kata Arman sambil memelukmu erat tubuh sang kekasih.
"Aku tidak sekuat itu" jawab Alina sambil menangis sesenggukan di dalam pelukan Arman.
Acara persiapan pemakaman pun telah selesai,mereka segera mengantarkan ketiga jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.
3 mobil jenazah membawanya dan di iringi oleh para sanak saudara,teman serta para tetangga yang hadir.
Tidak luput juga banyak sekali rekan rekan polisi dari ayah Arya.
Para polisi mensterilkan jalan dan mengawal mobil jenazah agar mereka bisa segera sampai ke tempat pemakaman umum tanpa kendala atau kemacetan.
Di dalam mobil terlihat Alina masih menangis sesenggukan di pelukan Arman,mereka berdua berada di dalam satu mobil dengan di supiri oleh Robby. Dari semalam setelah mendengar kabar kecelakaan tersebut Robby segera menyusul sang atasan sekaligus sahabatnya itu,berjaga bila sang atasan membutuhkan bantuan sewaktu waktu.
Setelah beberapa saat mereka semua telah sampai di tempat pemakaman umum. Nampak ketiga peti jenazah udah di keluarkan dan di bawa ke area tempat peristirahatan terakhirnya. Saat ketiga peti jenazah akan di masukkan ke liang lahat Alina menangis semakin histeris dan memeluk Arman dengan kuat,dia tak kuasa menyaksikan itu semua.
"Sssstttt sudah ya sayang ini terakhir kalinya aku melihat kamu menangis seperti ini ya,kamu harus ikhlas ya biar arwah mereka disana juga tenang,kalau kamu terus seperti ini arwah mereka tidak akan tenang disana,,!! Sudah ya sayang ini semua sudah terjadi,dan semua adalah takdir dari yang maha kuasa,kamu harus kuat ya ada aku yang akan selalu ada buat kamu,aku selalu menemanimu" ucap Arman sambil memeluk erat tubuh Alina. Sesat kemudian tampak tubuh Alina semakin lemas dan Alina pun pingsan tak sadarkan diri.
Arman segera menggendong dan membawanya ke dalam mobil. Di dalam mobil Arman terus mencoba membangunkan Alina dengan paniknya,dia memberikan bau-bauan agar Lina cepat sadar.
Setelah beberapa saat akhirnya Alina sadarkan diri,dia mengerjabkan matanya dan mulai kembali ke dalam kesadarannya.
Setelah sadar Alina kembali menangis dalam pelukan sang kekasih, "mas,,,aku sekarang sendirian,aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi" ucap Alina disela tangis pilunya.
"Sssstttt kamu tidak sendirian sayang,ada aku disini yang akan selalu ada buat kamu" jawab Arman dengan masih memeluk erat tubuh Alina dan mengelus pucuk kepala Alina.
Prosesi pemakaian pun sudah selesai,semua berjalan dengan lancar.
Satu persatu dari mereka dari meraka akhirnya meninggalkan area pemakaman.
Tinggallah disana hanya ada Alina, Arman dan Robby yang masih enggan meninggalkan tempat itu.
"Sayang kita pulang yuk besok kita kesini lagi,kamu butuh istirahat" ucap Arman pada Alina. "Tapi aku masih ingin disini menemani mereka mas,mereka semua sedang tidur,nanti kalau mereka bangun dan mencari ku bagaiman,,??" Jawab Alina sambil mengusap batu nisan sang Ayah.
"Sssstttt sayang kamu jangan kayak gini ya,sekarang kita pulang dulu ya" sahut Arman.
Arman langsung mengajak Alina berdiri dan mengajaknya segera pulang.
"Kita langsung ke apartemen saja" ucap Arman pada Robby yang sedang menyetir. "Hhhmmm" jawab Robby sambil menganggukkan kepalanya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mereka sampai di apartemen milik Arman. Robby pun langsung pamit undur diri pada sang atasan "kalau butuh apa-apa segera hubungi saya" ucap Robby dan langsung berlalu pergi. "Hhhmmm" sahut Arman dan menganggukkan kepalanya.
Arman membawa Alina masuk ke dalam kamar pribadinya di apartemen itu lalu menyuruh Alina untuk beristirahat "istirahatlah sayang,aku akan menjagamu disini" ucap Arman sambil menuntun Alina untuk merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya.
"Jangan tinggalkan aku ya mas,aku tidak mau sendirian,aku tidak sekuat itu" ucap Alina dengan sendu dan matanya sudah berkaca-kaca. "Iya sayang,aku janji aku akan selalu ada bersamamu,aku akan selalu menjadi rumah untukmu,aku akan selalu menjagamu dengan nyawaku" jawab Arman serius sambil menatap lekat wajah Alina.
"Terima kasih mas" ucap Alina dan dia segera memejamkan matanya karena dia merasa sudah sangat lelah.
Beberapa saat kemudian sudah terdengar nafas teratur dari Alina,itu tandanya dia sudah tidur dengan lelap.
Setelah memastikan Alina sudah tertidur, Arman pergi ke ruang kerjanya yang ada di apartemen tersebut,dia segera menghubungi papanya untuk membicarakan rencana dia untuk Alina kedepannya.
Arman "hallo pa,apa papa sekarang sedang sibuk,ada yang mau Arman bicarakan sama papa"
Papa Niko "hallo boy,ada hal penting apa yang mau kamu bicarakan sama papa. ?"
Arman "Arman punya rencana ingin menikahi Alina secepatnya pa,karena tidak mungkin Arman membiarkan Alina tinggal dan hidup sendiri tanpa keluarganya pa"
Papa Niko "papa menurut saja bagaimana baiknya,kamu yang menjalaninya,sebagai orang tua papa hanya bisa memberikan restu dan doa untuk kebahagiaanmu,mamamu juga pasti akan sangat bahagia mendengar kabar ini,karena mamamu sangatlah ingin kamu segera menikah,papa lihat Alina juga merupakan gadis yang baik".
Arman "terima kasih pa,aku akan segera mengurus semuanya"
Setelah sambungan telponnya terputus Arman segera menghubungi Robby untuk mempersiapkan segalanya.
" urus semua berkas persyaratan nikah antara gue dan Alina,gue ingin segera menikahi Alina,untuk berkas Alina nanti gue kirim lewat email" ucap Arman kepada Robby to the point saat panggilan telponnya tersambung.
"Oke siap,gue bakal urus semuanya,gue pastikan Minggu depan loe sudah bisa menikahi Alina" jawab Robby dari seberang telpon sana,dan Arman pun langsung mematikan telponnya.
Setelahnya Arman menyempatkan untuk mengecek pekerjaannya dari tabletnya,dia juga menghubungi Vikran untuk menanyakan perkembangan perusahaannya yang berada di negara A,setelah memastikan semua pekerjaannya tidak ada masalah Arman langsung bergegas ke kamar pribadinya. Di sana terlihat Alina yang masih tidur dengan lelapnya. Arman langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai Arman menyusul Alina dan merebahkan tubuhnya di ranjang king size nya,dia memeluk Alina dari belakang dan mengecup pucuk kepala Alina dengan lembut,tanpa terasa dia pun ikut terlelap bersama sang kekasih.
soo sweet
aku kasihan sama sari , semoga cepat move on dari devan dapat pengganti yang lebih baik
tolong dukungannya ya kak 🥰