"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia juga tinggal di Bali
"Kamu dari mana?" Andrew yang langsung berdiri dari duduknya saat pintu hotel dibuka dari luar.
Pria itu melihat Celine yang terlihat berantakan.
"Celine, aku sejak tadi mencari mu, nomor mu juga tidak bisa dihubungi." Katanya lagi sambil mengekor di belakang Celine yang masih diam.
Bruk
Celine menghempaskan tubuhnya di sofa, Andrew itu ikut duduk disisinya.
"Hey, are you ok?" Andrew menyentuh wajah Celine yang terlihat kacau dan isak tangis langsung terdengar dari bibir Celine.
"Celine," Andrew menyentuh kedua sisi wajah Celine, wajahnya sudah berderai air mata.
"Ternyata dia benar hamil anak Jimmy, jal*ang itu hamil Drew." Isak Celine dengan suara tercekat.
Hatinya begitu sakit melihat wanita lain bisa mengandung benih sang suami, sedangkan dirinya divonis mandul. Andai dirinya yang hamil, mungkin dialah wanita yang paling bahagia.
"Kau menemui wanita itu? Kau berbuat sesuatu padanya?" Tanya Andrew dengan wajah penasaran.
Celine mengusap wajahnya menatap wajah Andrew yang juga menatapnya.
"Aku hanya ingin memberinya pelajaran, tidak ada yang boleh mengandung anak Jimmy selain aku." Katanya dengan tatapan benci. 'Tapi itu mustahil' batinnya.
"Hey, kau-"
"Auwsss!" Celine mendesis saat kedua tangan Andrew mencekram lenganya.
"Kenapa? Kau terluka?" Andrew yang panik, langsung melepaskan tangannya, Celine merintih merasakan nyeri disekujur tubuhnya.
"Ya Tuhan Celine!" Pekik Andrew saat melihat lengan Celine memar-memar kebiruan bahkan ada yang lecet.
Beberapa saat kemudian...
Celine berbaring di atas ranjang dengan posisi tengkurap, punggungnya yang mulus juga terdapat banyak memar, Andrew dengan hati-hati mengusap memar di punggung Celine menggunakan salep.
"Emm," Celine meleguh.
"Ini pasti sakit, kamu tidak pernah mendapat luka seperti ini." Lebam kebiruan di tubuh Celine hanya ada saat wanita itu memerankan peran, namun sekarang lebam itu begitu nyata.
Andrew menaruh salep setelah selesai digunakan, pria itu menatap pugung mulus Celine.
"Aku hanya ingin melindungi milikku, aku tidak ingin Jimmy direbut wanita jal*ang itu." Gumam Celine dengan kedua mata memanas.
Andrew menghela napas, bergerak naik dan menyentuh pugung Celine dengan lembut.
Enghh
Celine memejamkan matanya saat bibir Andrew menyentuh punggungnya yang nyeri, sentuhan itu perlahan menyusuri setiap jengkal tubuh Celine hingga bibir keduanya bertemu untuk berbagai saliva satu sama lain.
*
*
Emir masuk keruangan Jimmy saat pria itu sedang sibuk menandatangi berkas penting.
"Semua sudah siap tuan." Ucap Emir melapor.
Jimmy mendongak, "Sudah kamu urus semua,"
"Sudah tuan,"
"Bagus, jangan sampai Celine tahu." Katanya yang di angguki Emir.
Jimmy kembali sibuk dengan berkasnya, namun Emir masih saja berdiri seperti enggan pergi.
Jimmy yang menyadari menatap asistennya itu dengan kening berkerut.
"Kenapa masih disitu?"
Katanya dengan tatapan memancing.
Emir menelan ludah, ia ingin mengatakan sesuatu tapi kok rasanya anu.
"Ada apa Emir." Suara Jimmy membuat Emir reflek menggeleng.
"Tidak tuan, aku rasa tidak penting." Katanya sambil tersenyum canggung.
"Ck, katakan? Aku tidak suka melihat wajah mu yang seperti itu." Titah Jimmy sambil menyandarkan punggungnya di kursi, kini tatapan Jimmy sepenuhnya menatap Emir.
"Em, Tuan masih mengingat Laura? Maksud saya Laura Chow mantan seker-"
"Ada apa dengannya!" Jimmy menenggak tubuhnya, entah kenapa jantungnya mulai berdebar hanya mendengar nama wanita itu yang sudah menghilang selama ini.
"Dia juga tinggal di Bali, bersama suaminya Tuan."
Deg