Pernahkah sempat kau tanyakan pada Tuhanmu, mengapa Dia mengirim seseorang yang akhirnya selalu bersemayam di pikiran dan hatimu??
//
Siapa sangka ulah adiknya yang kabur di hari pernikahan membuatnya harus menggantikan sang adik untuk menikahi gadis pilihan Papa tercinta.
Perbedaan tabiat dan usia membuat pernikahan mereka di warnai huru hara di setiap harinya hingga akhirnya sang adik kembali di tengah mereka dan menginginkan sang gadis di saat cinta mereka perlahan mulai berbunga tanpa di sadari.
Apakah nantinya sang kakak akan melepaskan pujaan hati ataukah mempertahankan kisah mereka demi menjalani rumah tangga yang tentram setelah tahu kenyataan dari masa lalu mereka.
Mampukah gadis itu menjalani hari sebagai istri seorang prajurit padahal dirinya sangat membenci profesi tersebut karena suatu hal.
Skip untuk yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Kacau.
Seorang berpangkat Pratu menghadap Bang Atmaja yang sedang berbincang dengan Bang Rigo, Bang Odi dan Bang Dhofir di lapangan. Dari perbincangan itu, terdengar para perwira muda sedang membahas tentang para anggota yang baru saja masuk dan bergabung di Batalyon.
"Selamat siang Danton, ijin menghadap." Kata Pratu Arsyid karena perkara pengajuan nikah anggota di kompinya sudah di limpahkan pada Letnan Reno.
Karena anggota tersebut menatap wajah Bang Atmaja, maka Bang Atmaja pun menjawabnya.
"Ada apa Syid?"
"Ijin petunjuk.. jika berkenan. Selepas istirahat siang.. jika Danton berkenan, saya dan calon istri ijin menghadap." Tanya Pratu Arsyid.
"Danki sedang tidak ada ya? Saya tidak ada di tempat siang nanti, istri saya sedang mabuk karena hamil muda. Sore saja kamu kerumah..!!" Arahan Bang Atmaja.
"Siap, Danton..!!"
-_-_-_-_-
Bang Atmaja kelabakan mencari Shiby. Istrinya itu tidak berada berada di rumah. Ia mengangkat ponselnya dan nyaris memaki petugas piket jaga kesatrian tapi kemudian Shiby pulang dan menenteng kantong kresek di tangan.
"Darimana kau, dek? Kenapa tidak bilang Abang??" Tanya Bang Atmaja kemudian mematikan panggilan telepon.
"Beli gado-gado." Jawab Shiby kemudian masuk ke dalam rumah.
Bang Atmaja tidak bertanya lagi. Asalkan Shiby mau makan, ia tidak melarang apapun yang di sukai sang istri.
~
"Nanti ganti pakaian yang rapi ya, dek. !! Pratu Arsyid mau datang dengan calonnya." Kata Bang Atmaja.
"Shi harus apa?" Tanya Shiby sambil mengunyah suapan terakhirnya.
"Dampingi Abang saja, sambut saja calon istrinya." Jawab Bang Atmaja.
...
Shiby terbelalak kemudian tersenyum lebar melihat Mona sahabatnya.
"Monaaaa???"
"Shiby..!!!!!!"
Mona dan Shiby saling berpelukan, mereka tertawa-tawa hingga membuat Bang Atmaja dan Pratu Arsyid ikut terbelalak.
Pratu Arsyid segera sadar dan menarik bahu calon istrinya.
"Sudah.. biarkan saja, nggak apa-apa. Istri saya jadi ada kawan disini." Kata Bang Atmaja.
"Ayo masuk ke ruang tengah..!!" Ajak Shiby.
Awalnya Mona menoleh meminta persetujuan Bang Arsyid sebagai calon suaminya tapi kemudian Bang Atmaja menjawabnya.
"Silakan masuk saja Bu Arsyid, nggak apa-apa."
"Terima kasih, Om..!!"
Melihat Pratu Arsyid merasa tidak enak, Bang Atmaja pun. Segera mengajaknya duduk.
"Biarkan saja mereka. Istri saya beberapa hari ini nggak enak badan. Siapa tau kalau ada istrimu, kesehatan istri saya jadi membaik." Kata Bang Atmaja.
"Siap..!!"
"Oke, mana berkasnya. Santai saja..!!"
//
"Aku mau kabur..!! suamiku itu jahat, galak dan kasar." Bisik Shiby di telinga Mona.
"Benarkah? Kata Bang Arsyid kalau suami kita melakukan tindak kekerasan, kita bisa lapor pihak PM."
"Masalahnya, abangku ada disini dan akan memarahiku kalau aku punya ide lapor PM, mereka tidak mendukungku." Jawab Shiby.
Mona merasa kasihan melihat sahabatnya. Ia pun memeluknya. "Apa yang bisa ku bantu? Aku tidak rela kamu di perlakukan seperti ini."
"Yang penting aku bisa kabur dulu."
Mona melepas pelukannya dan menatap lekat wajah Shiby. "Kau tau Bang Tegar??? Dia ada disini."
"Tegar siapa, Mon?"
"Ya ampun, Bang Tegar. Kakak kelas kita di SMA dulu, wakil ketua OSIS yang naksir kamu." Jawab Mona.
"Serius????"
"Sueeerr Shi, tapi aku nggak paham nama pangkatnya. Calon suamiku balok merah dua, dia satu. Suamimu berapa garisnya???" Tanya Mona.
"Seingatku balok dua." Shiby menerawang dan mencoba mengingat kembali. "Iya benar, suamiku balok dua juga." Jawab Shiby yakin.
"Ini aku ada nomernya. Coba kau hubungi dia dan minta bantuannya. Kau baru tau ya, dia baru kembali penugasan sama Abangmu, Bang Dhofir."
"Mana nomernya..!!" Shiby segera menyalinnya.
:
"Kami mohon ijin.. Bapak Reno dan ibu. Mohon maaf calon istri saya membuat kegaduhan." Kata Pratu Arsyid merasa tidak enak.
"Aman Syid." Jawab Bang Atmaja.
"Lain kali main kesini lagi ya, Mon..!!"
"Okey Shi...."
Pratu Arsyid kembali menepak tangan calon istrinya yang 'kurang ajar'.
...
"Apa Bang???? Komandan????? Pangkat Lettu??????" Mona begitu kaget karena Pratu Arsyid menegurnya.
"Iya, beliau atasan Abang. Jauuuuhh di atas, jangan macam-macam lah kamu yank. Kalau saja tidak ada Bu Sentani, kita akan di persulit. Pak Reno itu kaku sekali orangnya."
"Beliau sayang dengan istrinya atau tidak, Bang?" Tanya Mona cemas.
"Waaahh.. sayang sekali. Bu Sentani itu belum bisa apa-apa karena usianya terlalu muda. Seusiamu khan?? Tapi Pak Reno mau masak, beliau juga menuruti segala inginnya sang istri. Sampai renovasi rumah pun menyesuaikan inginnya Bu Sentani." Jawab Pratu Arsyid.
Mona semakin menelan ludah, hatinya was-was apakah nasibnya akan berubah menjadi buruk setelah ini.
"Memangnya ada apa?"
"Nggak, Bang. Oya, kalau Bang Dhofir pangkatnya apa?"
"Pak.. panggil Pak..!!" Kata Pratu Arsyid mengingatkan. "Pangkatnya Letda, masih di bawah suaminya Bu Sentani juga. Ada lagi Abangnya Bu Sentani, namanya Pak Arigo, itu baru littingnya Pak Reno Atmaja."
"Kalau Bang Tegar???"
"Sekarang kamu panggilnya, Om Tegar. Itu di bawahnya Abang." Jawab Pratu Arsyid.
Wajah Mona seketika memucat namun segera melanjutkan acara makannya.
...
Prada Tegar menemui Shiby di belakang barak D, tempat tinggalnya selama lajang dan berdinas di Batalyon. Ia tersenyum melihat gadis pujaan hatinya ada di wilayah kerjanya. Awalnya ia cukup kaget mengetahui bahwa ternyata Letnan Dhofir adalah kakak kandung dari Shiby. Namun prinsip hidupnya, selama tidak ada salah yang menimbulkan 'dosa' dan tetap berdiri di jalan yang benar maka semua sah saja.
"Mona mengabari Abang, katanya kamu ada disini. Sebenarnya siapa laki-laki yang menyakiti mu?? Kenapa dia menyakiti perempuan???"
"Itu tidak penting, Bang. Tolong keluarkan Shi dari sini..!!" Pinta Shiby.
"Kalau itu Abang tidak bisa, pelanggaran namanya. Apalagi kamu adiknya Pak Dhofir." Tolak Prada Tegar.
"Lalu Shi harus bagaimana??? Apa Abang tega membiarkan Shi di siksa??" Tanya Shi dengan mata berkaca-kaca.
"Di siksa dalam bentuk apa? Pria mana yang menyakitimu disini??? Kenapa kamu tidak lapor Abangmu??" Pancing Prada Tegar menyesuaikan dengan cerita Mona.
"Kalau Abang menanggapi, sudah dari kemarin masalah ini selesai. Tidak ada tindakan apapun."
Prada Tegar terdiam sejenak menerka segala ucapan gadis yang masih bersemayam di dalam hatinya.
"Katakan dulu apa pangkat kekasihmu itu??"
"Balok dua." Jawab Jujur Shiby.
Baiklah, senior satu klik saja nggak masalah. Abang akan membawamu pergi..!!" Kata Prada Tegar.
...
Malam menjelang, Bang Atmaja pamit ke pos depan dan melihat para anggota baru yang akan mengikuti tradisi masuk Batalyon esok hari.
Tak lama berselang sebuah mobil melintas. Prada Tegar sedikit membuka mobil milik salah seorang anggota Batalyon yang di kemudikan Prada Tegar tersebut.
"Selamat malam, ijin komandan..!!"
Bang Atmaja menoleh dan sekelebat melihat wanita yang mirip dengan Shiby bersembunyi di jok samping kanan.
"Shiby??????" Bang Atmaja panik melihat mobil yang di kendarai Prada Tegar.
"Saya pinjam kunci motormu, Di..!! Ada Shiby di dalam mobil itu." Pinta Bang Atmaja.
"Eehh.. ngawur..!!! Kumat mabukmu??" Tanya Bang Odi.
Belum sempat Bang Odi memberikan kunci motornya, Bang Atmaja sudah menyambarnya lalu mengejar mobil yang di kemudikan Prada Tegar.
"Ada apa sih??" Gumam Bang Odi.
"Perasaanku nggak enak, Bang. Saya susul mereka." Kata Bang Dhofir kemudian bergegas.
Demi keamanan, Bang Odi segera menghubungi Bang Rigo.
.
.
.
.
ga jd keripik aj udh gitu apa lagi dii jdiin keripik 😂😂😂 ngakak doang aku bisa ny 🤣🤣