NovelToon NovelToon
Cinta Annisa

Cinta Annisa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:163.9k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Fia

Cerita ini hanya khayalan Author semata ya...

Menerima kritik dan saran ya namun yang membangun bukan menjatuhkan.

Bercerita tentang Cinta Annisa (36 tahun) harus menikah dengan Rafael Ibrahim (27 tahun) karena sebuah keadaan.

Keadaan seperti apa yang mengharuskan mereka menikah?.

Apa saja yang harus mereka lalui untuk bisa hidup bahagia bersama?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Fia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Episode 9

Sejak obrolannya dengan Annisa beberapa hari lalu, pikiran dan hati Rafael sangat terganggu. Cukup menyita waktu dan fokusnya terhadap pekerjaan. Kemana perginya uang sebanyak itu? Dan ATM yang dimaksud Annisa pun tidak ada pada Nesha.

"Pak Rafael, saya sudah mengatur jadwal untuk Bapak bertemu para klien dari Ibu Nesha." Kata-kata Indra membuyarkan lamunan Rafael.

"Kapan?."

"Nanti siang jam dua."

"Di jadwal ulang bisa? Satu sampai tiga hari. Aku masih ada urusan yang belum selesai."

"Baik, Pak Rafael coba saya hubungi mereka dulu."

"Hmmm."

Indra segera menghubungi para klien di depan Rafael. Rafael sendiri sedang menghubungi seseorang. Ia mencoba meminta bantuan pada orang cukup paham akan masalahnya.

Rafael segera memberikan informasi lengkap mengenai istrinya, Nesha. Lalu setelahnya ia mematikan sambungan telepon, menunggu lagi beberapa lama untuk mendapatkan apa yang ingin diketuainya tentang keuangan Nesha.

Menghubungi Manager nya Nesha malah tidak mendapatkan apa-apa. Jadi Rafael mencari opsi lain untuk segara menyelesaikan masalahnya.

"Bagaimana? Bisa diundur?."

"Bisa, hari jumat, Pak Rafael."

"Ok, jam berapa?."

"Pagi jam sembilan."

"Ok, terima kasih."

"Sama-sama, Pak Rafael. Saya kembali ke ruangan."

"Hmmm."

Rafael menatap punggung Indra yang menghilang di balik pintu dan hanya berselang satu detik sang Papa membuka pintunya lalu masuk.

"Kamu tinggal di rumah mertuamu?." Tanya Papa mendaratkan bokongnya di atas kursi di depan meja kerja Rafael.

"Iya, Pa. Untuk sementara kami akan tinggal di sana. Kenapa? Ada apa? Papa rindu Hasan Husein?."

"Heemmm, sepi rumah tanpa anak-anak."

Rafael tersenyum kala wajah sang Papa begitu sedih karena anak-anaknya.

"Selama aku menikah dengan Nesha aku tidak pernah menginap di sana. Sekarang lah waktunya untuk berbagi waktu, perhatian dan kedua cucu Papa dengan Mama Nur."

Kali ini Papa yang tersenyum melihat raut wajah sang putra yang terlihat cerah berseri.

"Ternyata Annisa membawa perubahan yang sangat baik terhadapmu. Yang tadinya kamu enggak rajin ke kantor jadi sekarang tambah rajin. Yang tadinya tidak pernah datang ke rumah mertua sekarang jadi mau tinggal di sana untuk waktu yang tidak ditentukan. Papa senang melihatnya."

Rafael tersenyum malu-malu. Apa iya yang dikatakan Papa nya seperti itu? Tapi mungkin tanpa disadari memang ia seperti itu.

Senyum Rafael masih terlihat jelas kala melihat layar monitor. Ada email yang memang sengaja ditunggunya. Seketika senyum Rafael menghilang ketika membaca laporan keuangan Nesha. Dari kelima rekening yang dimiliki Nesha termasuk ATM Mama Nur sudah tidak ada uangnya lagi. Semua transaksi terakhir satu hari sebelum Nesha melahirkan dan koma seperti sekarang ini.

Papa yang melihat Rafael serius pun tidak ingin menganggu. Papa keluar tanpa sepengetahun Rafael.

Untuk beberapa lama Rafael membaca dan mengamati isi laporannya. Berharap ada satu petunjuk yang bisa ditemuinya. Tapi lagi-lagi ia tidak bisa melakukannya dan harus meminta bantuan pada orang yang sama.

Rafael mengambil handphone dan langsung menghubungi lagi orang yang sama. Panggilan telepon pun tersambung.

"Apa aku bisa mendapatkan alamatnya kalau orang itu masih tercatat sebagai nasabah di sana?."

"Iya, ini yang terakhir aku membantu karena sebentarnya ini sangat dilarang. Hanya karena kamu anak Harris saja aku mau membantu."

"Iya, terima kasih."

"Aku sudah kirim ke alamat email."

"Terima kasih."

Rafael dan orang yang ada di seberang sana sama-sama mematikan mematikan sambungan teleponnya.

Rafael kembali membuka email lalu mencatat nama dan alamat orang yang dicarinya. Berharap menemukan sesuatu tentang Nesha yang tidak pernah diketahuinya.

Kertas berisi informasi orang tersebut sudah dimasukkan ke dalam saku bagian dalam jasnya. Ia pun akan segera menemuinya.

.

.

.

.

Annisa sedang duduk di sebuah tempat nongkrong pinggir ibu kota. Ia sedang menunggu seseorang. Mereka telah sepakat untuk bertemu di tempat itu.

Berselang lima menit dari kedatangan Annisa, datang juga orang yang ditunggunya.

"Maaf Nis, macet." Katanya dari arah depan Annisa.

"Iya, tahu lah ibu kota seperia apa?."

"Hmmm...iya tapi kan seharusnya aku datang lebih awal menghindari kemacetan ini."

"Ya udah lah, yang penting sekarang udah sampe sini."

"Betul juga. Tapi ngomong-ngomong ada apa? Katanya ada yang penting?."

Annisa menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

"Kamu dan Nesha satu profesi dan sahabatan kan?."

"Hmmm, lalu?."

"Apa kamu tahu Nesha punya teman dekat pria atau teman semacamnya lah?."

"Kenapa? Tumben sekali kamu ingin tahu?."

"Iya, karena aku menemukan sesuatu yang membutuhkan penjelasan. Kamu kan tahu Rin, aku juga kurang mengikuti perkembangan media sosial Nesha. Hanya saja di sini, aku tidak ingin berprasangka buruk terhadap Nesha atau siapa pun yang menjadi temannya Nesha." Jelasnya cukup panjang lebar.

Rina yang merupakan sahabat Annisa dan Nesha itu hanya menatap Annisa dengan mulut yang tertutup rapat. Rasanya ia enggan untuk memberitahu kebenaran tentang Nesha pada Annisa. Karena ia cukup baik menjalin persahabatan dengan adik kakak itu. Ia tidak mau merusak persahabatan tersebut.

Annisa sangat tahu betul, kalau Rina tidak bisa buka mulut sembarangan tentang Nesha atau pun sebaliknya. Ia sangat menjaga rapat rahasia mereka berdua.

"Kalau enggak gini aja deh, apa yang kamu tahu tentang Evan Dharma?."

"Evan Dharma?." Rina mengulang apa yang ditanyakan Annisa.

"Iya, aku menemukan gambarnya ada di kamar Nesha dan aku sudah dua kali melihatnya keluar dari ruang inap Nesha pagi-pagi. Apa yang kamu tahu tentang pria itu dan apa hubungan dengan Nesha."

Rina kembali diam, kalau sudah seperti ini bisa apa. Toh Annisa tahu dengan caranya walau minta pembuktian darinya.

"Sebelum Nesha dinyatakan hamil oleh dokter waktu itu. Sempat beberapa kali mereka (Nesha dan Evan) terlibat satu pekerjaan yang sama. Dan mereka suka keluar kota bareng tapi pulang pergi ya, tidak pernah sampai menginap setahu aku dan cerita dari Nesha pun seperti itu. Selebihnya mereka tidak pernah terlihat bareng lagi pas tahu Nesha hamil. Cuma itu yang bisa aku jelaskan sama kamu, Annisa." Akhirnya cerita itu pun didapatkan Annisa. Tapi tetap belum menjawab rasa ingin tahunya.

Di sela-sela obrolan mereka, handphone Annisa bergetar dan itu dari perawat yang menjaga Nesha.

"Sebentar ya, Rin. Aku angkat telepon dulu."

"Iya."

Annisa segera menjawab telepon dari perawat tersebut.

"Assalamualaikum."

"Iya, saya ke sana sekarang.

Di tempat yang berbeda, baru juga kaki kanan Rafael akan melangkah, handphone nya berbunyi. Saat ia melihat siapa yang meneleponnya, ia bergumam sambil mengerutkan keningnya. "Rumah sakit."

"Iya, ada apa?."

Lama Rafael terdiam sebelum akhirnya ia memastikan sambung teleponnya dan segera berlari menuju rumah sakit.

Setelah menempuh perjalanan kurang dari satu jam, Rafael sudah tiba di rumah sakit. Bersamaan dengan Annisa dan perempuan yang dikenal juga oleh Rafael.

"Nesha sudah sadar" Annisa bersorak bahagia sambil memegangi tangan Rafael sampai-sampai Rafael terpaku ditempatnya.

Bersambung

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa like, komen, gift dan vote. Terima kasih 🙏🙏

1
Endang Supriati
kenapa ya anisa diam aja tdk klarifikaai!
bodohhh
Endang Supriati
kenapa anisa tdk mati aja ya,, ketabrak container saking tololnya.
Endang Supriati
bisa batal pernikahan itu, klu faisal dan anisa blom melaksanakan ritual suami istri!!! goblog nih penulis!
Retno Harningsih
up
Watinih
selmt atas pernikahannya darwin dan fauziyah samawa sell
Maz Andy'ne Yulixah
Alhamdulilah,semoga bahagia selalu ya Fauzia😇😇
Maz Andy'ne Yulixah
Rina banyak yang suka juga Kakak Adik juga,sama Fero😅😅
Lala Fitriana
Luar biasa
Watinih
salsa bahgia punya papa seperti darwin
Retno Harningsih
up
Atha 😘😘
💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍😘😘
Asri Anna
lanjut kk jgn lama"👍👍
Riska Desi
bagus banget ceritanya ,,,
Watinih
sama fauziya aja darwin
Watinih
bahagia sell anisa
Retno Harningsih
up
Maz Andy'ne Yulixah
Itu buah dari kesabaran dan kebaikanmu Annisa,kamu berhak bahagia😇😇

Dasar mulut julid pengen mereka ditegur atau dipecat sama Rafael biar gak selalu gosip saja,kerja kok gosip🙄🙄🙄
Atha 😘😘
👍👍👍👍💪💪💪💪🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙😘😘😘😘😘
Atha 😘😘
👍👍👍👍👍👍💪💪💪😘😘
Asri Anna
lanjut kk....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!