NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia menantang kamu bagaimana

Halaman itu terlihat cukup luas dan dikelilingi oleh beberapa pohon buah-buahan besar yang bisa dipastikan mampu membuat rindang tempat itu.

Pada bangunan depan yang lebih mirip dengan pendopo itu terdapat papan ucapan selamat datang di sasana wirapati yang ditulis dalam huruf besar yang terlihat estetik.

Namun pengemudi motor cempreng yang terlihat cukup hafal akan lingkungan itu terus melajukan motor yang ia kendarai memutar dan berhenti tepat di depan bangunan utama yang justru berada di belakang pendopo besar itu.

Terlihat kemudian oleh pengemudi motor yang segera turun setelah memarkirkan motornya di bawah pohon kelengkeng yang rindang daunnya, sepasang pria dan wanita yang telah cukup berumur sedang duduk berdua di sebuah gazebo kecil yang di buat tepat diatas kolam yang memenuhi hampir tiga perempat luas halaman depan bangunan utama itu.

"Selamat malam Om.. Tante !" sapa seorang yang baru datang itu, meskipun bisa dilihat dan dirasakan oleh kedua orang tua itu hanya basa basi semata.

"Bukankah kau Heru?" tanya orang yang di panggil Om itu.

"Benar Om, maaf Om saya ada perlu sama Bram," jawab orang yang di panggil Heru yang juga biasa dikenal Heru Keling.

"Masuklah Bram ada di dalam !" ujar orang yang dipanggil Om oleh Heru Keling yang sebenarnya adalah Hasanudin bin Mahmud yang juga pemilik dari seluruh tempat itu.

"Makasih Om," jawab Heru Keling yang kemudian bergegas menuju teras bangunan utama itu kemudian mengetuk pintunya.

Namun belum sempat berucap apapun pintu itupun sudah dibuka dari dalam dan terlihat Bram berdiri dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan kurang respek.

"Ada apa Her, petang petang begini datang kesini ?" ujar Bram yang terdengar agak kurang ramah seperti biasanya.

"Maaf ganggu Bram, aku memang sedang butuh bantuan kamu," jawab Heru Keling.

"Masuklah !" ujar Bram yang kemudian membawa Heru ke ruang tamu.

"Aku sudah bertemu Randu dan menanyakan apa dia yang menghajar Danar dan dia mengakuinya namun asal kau tahu dia menghajar Danar karena si jerawat itu telah mencoba mengganggu kakak perempuannya." lanjut Bram lagi bahkan sebelum mereka duduk di kursi sofa yang ada di ruang tamu itu.

"Apakah Randu yang kau maksud itu orangnya tinggi gagah dan rambut cepak dan mirip dengan Wong Bin aktor film korea itu ?" ujar Heru Keling.

"Iya mungkin, aku belum pernah lihat Wong Bin tapi yang jelas Randu memang lumayan ganteng, tapi kenapa kau tanya rupa Randu segala ?" balas Bram.

"Sepertinya aku sudah ketemu sama orangnya tadi sore di dekat STM swasta dia bersama cewek cakep banget," ujar Heru.

"Iya lalu kenapa ?" sahut Bram.

"Aku ingin menantangnya satu lawan satu Bram, bisakah kau menjadi promotornya?" ujar Heru Keling.

"Tapi bukankah kalian sebentar lagi akan bertemu dalam studi banding, kenapa harus repot repot mengajaknya duel sekarang ?" tanya Bram tak habis pikir dengan rencana sahabatnya yang menurutnya agak konyol itu.

"Aku didesak oleh teman teman Bram, apalagi Danar yang tadi habis mendatangiku minta agar segera bisa balas rasa malunya," tutur Heru Keling.

Bram hanya tertawa mendengar penuturan dari sahabatnya itu, baru saja ia memikirkan tentang kesalahan masa lalunya dan kini sahabatnya itu datang untuk menunjukkan bahwa dia juga akan mengikuti kesalahan yang sama dengannya.

"Kenapa kamu tertawa Bram apa ada yang lucu dan terdengar menggelikan dari perkataan ku?" ujar Heru Keling lagi.

"Nggak ada yang lucu bro santai santai, tapi bagaimana jika Randu enggan melayani kamu untuk bertarung?" ujar Bram kemudian.

"Kalo begitu aku akan menemuinya dan menantangnya langsung," kata Heru Keling.

"Iya tau dan kalo dia menolak apakah kau akan tetap menantangnya dan kemudian melukainya? jika iya maka bisa aku pastikan seluruh anggota tempat ini akan memburu kamu Her, asal kau tau Her Randu itu disini adalah murid kesayangan bokap ku,"

"Jadi bagaimana baiknya menurutmu Bram?"

"Besok dia akan latihan disini, sekitar jam tiga kalo kamu mau bertarung melawannya kamu datang saja kesini nanti biar aku yang ngomong sama bokap agar mengijinkan kalian bertarung tanpa membuat cedera parah dalam pertandingan yang fair bagaimana?"

"Baiklah Bram kurasa itu adalah yang terbaik, tapi tolong ijinkan juga aku akan bawa beberapa teman untuk menyaksikan pertandingan itu,"

"Iya itu gapapa bagaimanapun juga kamu perlu saksi untuk mendukungmu, dan kemudian jika pertarungan itu benar terlaksana apapun hasilnya kamu harus terima dan jika belum puas kamu bisa selesaikan dalam studi banding bagaimana?" ujar Bram sambil tersenyum tipis.

"Baiklah bro terima kasih banyak atas semuanya, kamu akan selalu jadi sahabat terbaikku Bram," ujar Heru Keling sambil tersenyum puas menatap sahabatnya yang berawal dari sebuah perkelahian itu.

"Tapi apakah kamu juga telah berpikir seandainya kamu berada di pihak yang kalah besok seandainya pertarungan itu benar benar terjadi ?"

"Maksud kamu Bram ?"

"Jika kau kalah bukankah itu akan meruntuhkan mental kalian dalam studi banding nanti," ujar Bram memberi sebuah analisa yang cukup masuk akal buat Heru Keling.

"Studi banding masih sekitar dua bulan lagi jadi jika kalah besok masih ada waktu untuk membenahi diri kan," jawab Heru Keling.

"Baiklah sampai jumpa besok sore Her, oh iya sebaiknya kamu bawa modal sedikit tadi aku sudah ketemu Randu dan dia bilang dia habis menang bertaruh dengan Arkan dalam tanding satu lawan satu dan setelah aku cek ternyata memang benar,"

"Arkan kalah sama Randu itu kau bilang Bram kok aneh tadi aku jumpa dengan Randu dia terlihat bersih sama sekali tak ada tanda tanda seperti orang yang habis bertarung,"

"Iya memang, aku pun kaget saat dia membayar traktiran dengan uang yang dia dapatkan dari Arkan dia sama sekali tak terluka Her, jadi jangan berpikir kau akan menang mudah besok, kurasa kau pun jika bertanding lawan Arkan mungkin kau akan menang tapi tidak mudah,"

"Biarlah Bram, apapun hasilnya akan aku terima dengan lapang dada yang penting setelah itu aku bisa tidur nyenyak dan memikirkan untuk lulus ujian akhir karena aku ingin segera lulus dari SMP keparat itu,"

"Baiklah sampai jumpa besok Her,"

"Iya Bram kalo gitu aku pamit,"

Tak lama setelah kepergian Heru Keling, Bram segera mengambil telpon genggamnya di kamarnya lalu menghubungi Randu yang saat itu sedang makan malam bersama keluarganya.

"Dek, hp kamu bunyi noh," ujar Tiara sambil menyenggol lengan Randu.

Randu yang sebenarnya ingin mengabaikannya kemudian beranjak ke kamarnya sambil membawa piring makanannya. Setelah ia melihat identitas sang pemanggil Randu segera memencet tombol terima pada hp nya.

"Iya kak ada apa ?" tanya Randu setelah ia tau ternyata Bram yang menelponnya.

"Ran, Heru Keling tadi kesini dan meminta aku untuk menyampaikan tantangannya kepadamu, kira kira bagaimana ?"

"Terima saja kak, tapi suruh dia siapkan uang lima juta sebagai taruhan kalo tidak mau suruh lupakan saja," ujar Randu dengan santainya dan terdengar sedang mengunyah sesuatu oleh Bram.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!