Cinta Annisa

Cinta Annisa

Bab 1 Episode 1

"Saya terima nikah dan kawinnya Cinta Annisa binti Almarhum Faisal Ivan dengan maskawin uang tunai sepuluh juta rupiah dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?."

"Sah."

"Alhamdulillah."

Beberapa jam yang lalu telah terjadi pernikahan sederhana antara Cinta Annisa dan Rafael Ibrahim. Pernikahan yang terjadi karena sebuah keadaan dan pastinya keterpaksaan bagi kedua belah pihak. Namun apa daya ada kedua bayi laki-laki yang harus dipertimbangkan keberadaannya.

"Oekkk...oooeeekkk...oekkk...oooeeekkk."

Suara tangis kencang kedua bayi laki-laki membuat Annisa tersadar dari lamunannya. Wanita syar'i itu berjalan menghampiri box bayi berukuran besar. Kemudian memberikan susu formula yang sudah tersedia di dalam botol. Hingga kedua bayi itu diam karena dahaganya sudah terpenuhi.

Annisa menatap lekat kedua bayi kembar tersebut. Hasan dan Husein baru dibawa pulang tadi pagi setelah kemarin sore lahir dari rahim seorang perempuan cantik yang bernama Nesha Camila. Seorang adik yang sangat disayanginya. Sang adik berprofesi seorang model cantik papan atas.

Telinga Annisa mendengar ada yang membuka pintu dan berjalan mendekat kearahnya. Dan benar saja, itu Rafael.

"Rupanya jagoan-jagoan Papa haus." Rafael mengusap lembut pipi merah menggemaskan Hasan dan Husein.

Annisa berbalik dan berjalan menjauh dari mereka. Kembali ketempatnya, berdiri di dekat jendela. Tempat favorit di kamar itu karena pemandangannya langsung tertuju pada sebuah taman yang dipenuhi berbagai macam bunga yang sedang mekar.

Rafael menoleh ke arah Annisa lalu ikut bergabung dengan Annisa dan berdiri di samping Annisa. Pria itu berdiri santai, memasukkan satu tanganya ke dalam saku jas.

"Ada yang harus saya bicarakan."

"Hmmm. Bicara saja."

"Karena kita sudah sama-sama tahu kenapa pernikahan ini terjadi. Maka saya minta kamu harus fokus pada Hasan dan Husein saja. Jangan hiraukan yang lain, termasuk saya."

"Iya. Saya tahu."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Rafael pun berlalu dari hadapan Annisa, pria itu pergi keluar dari kamar dan menutup rapat pintunya.

Annisa yang masih betah di sana pun kembali memutar memorinya pada kejadian beberapa hari sebelum ia mau menerima pernikahan ini.

"Ingat, umur kamu sudah berapa?. Mau nunggu pria yang kaya gimana lagi?. Ini mumpung ada pria yang butuh istri meski untuk ngurus bayi-bayinya. Sekalian, kamu juga bantu Nesha jagain Rafael dari perempuan-perempuan ganjen di luar sana."

Mama Nur selalu khawatir kalau anak pertamanya tidak menikah dan menjadi perawan tua. Mau ditaruh dimana mukanya sebagai orang terpandang diantara saudara-saudaranya yang lain.

Bukan mau mengambil suami dari adiknya, hanya saja Annisa menggantikan sementara posisi Nesha sampai Nesha sadar dan kembali sehat. Sebab dokter masih memiliki harapan besar untuk kesembuhan Nesha lebih cepat.

"Berapa lama pernikahan ini akan berlangsung?." Annisa menatap sang Mama yang selalu baik padanya. Walau terkadang suka mengeluarkan kata-kata pedas namun benar adanya.

Mama Nur tersenyum.

"Berdoa saja adikmu cepat sadar. Kalau sudah sadar maka Rafael akan langsung menjatuhkan talak padamu."

Annisa terdiam sesaat sebelum ia mengangguk setuju. Karena menolak pun tidak akan bisa. Karena Mama Nur sangat ingin melihat Annisa menikah.

Tok...tok...

Annisa berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

"Nyonya Valeri meminta anda turun dan ikut makan bersama."

"Iya, saya akan turun." Annisa mengikuti perempuan yang memanggilnya setelah memastikan kedua bayi laki-lakinya aman di dalam box.

Annisa tiba di lantai bawah, semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makam.

"Mana Rafael?." Mama mertua menatapnya tajam.

"Di kamar tidak ada, mungkin keluar." Annisa menarik kursi untuk didudukinya.

"Paling Kak Rafael ke rumah sakit, menemani istri tercintanya." Celetuk si bungsu Renata sambil mengibaskan rambut panjangnya.

"Sudah, kita makan saja sekarang. Ayo Annisa makan! Jangan sungkan." Papa mertua Annisa menyodorkan piring berisi lauk ke hadapan Annisa.

"Terima kasih, Pa." Annisa mulai memenuhi piringnya dengan nasi dan lauk lalu sejenak berdoa sebelum menyantap makanannya.

Kedua mata Renata tidak lepas menatap lekat Annisa. Ia ingin tahu bagaimana cara makan orang yang menggunakan cadar. Dan Renata mengangguk sambil tersenyum. Ternyata tidak aneh.

.

.

.

.

Di rumah sakit, Rafael mengecup mulai dari kening, pipi, kedua mata dan terakhir pada bibir pucat Nesha sebelum Rafael mengajak bicara Nesha. Berharap wanita yang sangat dicintainya itu bisa mendengar dan merespon apa yang dikatakannya.

Rafael menceritakan kedua bayi mereka yang sangat lucu dan menggemaskan. Mata cantik mereka seperti Nesha dan hidung mancung milik Rafael. Bukan hanya tentang bayi-bayinya saja yang dibicarakan. Rafael juga menyampaikan rasa rindu akan sosok Nesha yang ceria, hangat dan sangat romantis. Rafael merindukan setiap momen kebersamaan mereka.

Cerita itu mengalir begitu saja dari mulut Rafael hingga tidak terasa pria itu pun tidur di samping Nesha dengan memeluknya. Menenggelamkan wajahnya pada lengan Nesha yang terpasang infus.

Nesha Camila harus terbaring di rumah sakit, mengalami pendarahan hebat setelah kedua bayinya lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Yang menyebabkannya koma.

Keesokan paginya.

Rafael terbangun sebelum sesaat dokter datang guna mengecek kondisi Nesha namun sayang belum ada perubahan apa-apa.

"Terus saja berdoa jangan pernah putus, Nesha pasti sadar dan kalian bisa hidup bahagia. Sesekali boleh bawa si kecil untuk merangsang Nesha. Biarkan mereka tahu dan lebih sering menyentuh Nesha." Rafael mengangguk mengiyakan. Kemudian Dokter yang menangani Nesha menepuk pelan pundak Rafael lalu pergi dari sana untuk melanjutkan kunjungan pada pasien lain.

Rafael menatap dalam sang istri. Perjalanan cintanya yang luar biasa sanggup membuat Rafael bertahan dalam keadaan apapun. Dan akan selalu seperti itu.

Rafael pamit pada Nesha, ia harus melihat kedua bayi mereka. Bahkan Rafael sudah berencana untuk segera membawa Hasan dan Husein menemui Mama yang telah melahirkannya ke dunia sampai bertaruh nyawa.

Rafael berjalan ke arah area parkir lalu segera menaiki mobilnya. Mobil Rafael melaju kencang meninggalkan gedung rumah sakit. Segala harapannya tergantung di sana untuk kesembuhan sang istri tercinta.

Setelah beberapa menit kemudian, mobil Rafael sudah terparkir di halaman rumah. Ia turun dari mobil lalu menuju lantai dua. Setibanya di lantai atas, Rafael segera mencari keberadaan si kembar Hasan dan Husein di dalam kamar. Namun tidak ada di sana. Rafael segera keluar dan menuju balkon. Langkah kakinya terhenti saat melihat kedua bayinya yang sedang berjemur bersama Annisa. Kedua bayi itu ada dalam gendongan Annisa dengan menggunakan pelindung mata.

"Apa tidak bahaya kamu menggendong dua-duanya begini?" Rafael berdiri tepat di depan Annisa.

"InsyaAllah aman, tadi ada Mbak Lastri yang membantu saya. Tapi sekarang Mbak Lastri nya lagi ke bawah ambil makanan untuk saya."

"Hmmm." Rafael mengangguk-anggukan kepala.

Bersambung

Jangan lupa like, komen, gift dan vote. Terima kasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-08-20

0

Ryeowook Anggara

Ryeowook Anggara

dunia terlalu kejam dan tidak adil buat wanita,,, apakah seperti ini bisa kita lakukan untuk laki-laki yg masih lajang.

2024-08-12

1

Neulis Saja

Neulis Saja

Thor, kenapa adek kakak ko barengan ditikah sama satu laki2 bukannya dalam Islam gak boleh?

2024-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Episode 1
2 Bab 2 Episode 2
3 Bab 3 Episode 3
4 Bab 4 Episode 4
5 Bab 5 Episode 5
6 Bab 6 Episode 6
7 Bab 7 Episode 7
8 Bab 8 Episode 8
9 Bab 9 Episode 9
10 Bab 10 Episode 10
11 Bab 11 Episode 11
12 Bab 12 Episode 12
13 Bab 13 Episode 13
14 Bab 14 Episode 14
15 Bab 15 Episode 15
16 Bab 16 Episode 16
17 Bab 17 Episode 17
18 Bab 18 Episode 18
19 Bab 19 Episode 19
20 Bab 20 Episode 20
21 Bab 21 Episode 21
22 Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23 Bab 22 Episode 22
24 Bab 23 Episode 23
25 Bab 24 Episode 24
26 Bab 25 Episode 25
27 Bab 26 Episode 26
28 Bab 27 Episode 27
29 Bab 28 Episode 28
30 Bab 29 Episode 29
31 Bab 30 Episode 30
32 Bab 31 Episode 31
33 Bab 32 Episode 32
34 Bab 33 Episode 33
35 Bab 34 Episode 34
36 Bab 35 Episode 35
37 Bab 36 Episode 36
38 Bab 37 Episode 37
39 Bab 38 Episode 38
40 Bab 39 Episode 39
41 Bab 40 Episode 40
42 Bab 41 Episode 41
43 Bab 42 Episode 42
44 Bab 43 Episode 43
45 Bab 44 Episode 44
46 Bab 45 Episode 45
47 Bab 46 Episode 46
48 Bab 47 Episode 47
49 Bab 48 Episode 48
50 Bab 49 Episode 49
51 Bab 50 Episode 50
52 Bab 51 Episode 51
53 Bab 52 Episode 52
54 Bab 53 Episode 53
55 Bab 54 Episode 54
56 Bab 55 Episode 55
57 Bab 56 Episode 56
58 Bab 57 Episode 57
59 Bab 58 Episode 58
60 Bab 59 Episode 59
61 Bab 60 Episode 60
62 Bab 61 Episode 61
63 Bab 62 Episode 62
64 Bab 63 Episode 63
65 Bab 64 Episode 64
66 Bab 65 Episode 65
67 Bab 66 Episode 66
68 Bab 67 Episode 67
69 Bab 68 Episode 68
70 Bab 69 Episode 69
71 Bab 70 Episode 70
72 Bab 71 Episode 71
73 Bab 72 Episode 72
74 Bab 73 Episode 73
75 Bab 74 Episode 74
76 Bab 75 Episode 75
77 Bab 76 Episode 76
78 Bab 77 Episode 77
79 Bab 78 Episode 78
80 Bab 79 Episode 79
81 Bab 80 Episode 80
82 Bab 81 Episode 81
83 Bab 82 Episode 82
84 Bab 83 Episode 83
85 Bab 84 Episode 84
86 Bab 85 Episode 85
87 Bab 86 Episode 86
88 Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89 Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90 Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Episode 1
2
Bab 2 Episode 2
3
Bab 3 Episode 3
4
Bab 4 Episode 4
5
Bab 5 Episode 5
6
Bab 6 Episode 6
7
Bab 7 Episode 7
8
Bab 8 Episode 8
9
Bab 9 Episode 9
10
Bab 10 Episode 10
11
Bab 11 Episode 11
12
Bab 12 Episode 12
13
Bab 13 Episode 13
14
Bab 14 Episode 14
15
Bab 15 Episode 15
16
Bab 16 Episode 16
17
Bab 17 Episode 17
18
Bab 18 Episode 18
19
Bab 19 Episode 19
20
Bab 20 Episode 20
21
Bab 21 Episode 21
22
Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23
Bab 22 Episode 22
24
Bab 23 Episode 23
25
Bab 24 Episode 24
26
Bab 25 Episode 25
27
Bab 26 Episode 26
28
Bab 27 Episode 27
29
Bab 28 Episode 28
30
Bab 29 Episode 29
31
Bab 30 Episode 30
32
Bab 31 Episode 31
33
Bab 32 Episode 32
34
Bab 33 Episode 33
35
Bab 34 Episode 34
36
Bab 35 Episode 35
37
Bab 36 Episode 36
38
Bab 37 Episode 37
39
Bab 38 Episode 38
40
Bab 39 Episode 39
41
Bab 40 Episode 40
42
Bab 41 Episode 41
43
Bab 42 Episode 42
44
Bab 43 Episode 43
45
Bab 44 Episode 44
46
Bab 45 Episode 45
47
Bab 46 Episode 46
48
Bab 47 Episode 47
49
Bab 48 Episode 48
50
Bab 49 Episode 49
51
Bab 50 Episode 50
52
Bab 51 Episode 51
53
Bab 52 Episode 52
54
Bab 53 Episode 53
55
Bab 54 Episode 54
56
Bab 55 Episode 55
57
Bab 56 Episode 56
58
Bab 57 Episode 57
59
Bab 58 Episode 58
60
Bab 59 Episode 59
61
Bab 60 Episode 60
62
Bab 61 Episode 61
63
Bab 62 Episode 62
64
Bab 63 Episode 63
65
Bab 64 Episode 64
66
Bab 65 Episode 65
67
Bab 66 Episode 66
68
Bab 67 Episode 67
69
Bab 68 Episode 68
70
Bab 69 Episode 69
71
Bab 70 Episode 70
72
Bab 71 Episode 71
73
Bab 72 Episode 72
74
Bab 73 Episode 73
75
Bab 74 Episode 74
76
Bab 75 Episode 75
77
Bab 76 Episode 76
78
Bab 77 Episode 77
79
Bab 78 Episode 78
80
Bab 79 Episode 79
81
Bab 80 Episode 80
82
Bab 81 Episode 81
83
Bab 82 Episode 82
84
Bab 83 Episode 83
85
Bab 84 Episode 84
86
Bab 85 Episode 85
87
Bab 86 Episode 86
88
Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89
Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90
Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!