NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 9

Ansel menatap datar seprei kasurnya. Baru saja membuka pintu, Ansel langsung disuguhkan pemandangan yang tak mengenakkan. Pria itu mematung di ambang pintu, tangannya masih memegang gagang pintu kamar.

Seprei pink bergambar lotso sudah rapi menempel di kasur kesayangannya.

"Oh? Kau sudah datang rupanya," ucap Alisha sok kaget. Gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi. Ia tersenyum manis untuk menyambut Ansel, tapi bagi Ansel itu adalah senyuman yang menyebalkan dan terkesan mengejek.

Ansel menutup pintu lebih dulu sebelum berjalan menghampiri sang istri.

"Kau yang menggantinya?" Ansel menunjuk seprei lotso yang membalut kasurnya.

Alisha mengangguk, "Seprei mu sangat membosankan. Karena aku adalah seorang wanita, jadi aku mengganti dengan yang lebih cerah dan lucu," ucapnya dengan mata berbinar.

"Kau pikir ini lucu?" tanya Ansel. Rupanya pria itu sudah mulai marah.

"Tentu! Kau tidak lihat lotso nya? Lucu, bukan?"

"Kau tidak ada hak untuk menggantinya! Ini kamarku!" kesal Ansel.

"Kamar kita berdua, kan?" ucap Alisha dengan senyum kemenangan.

"Kamarmu, kamarku juga," lanjutnya.

"Lepas semuanya! Atau kau akan ku kurung di kandang River malam ini?!" sentak Ansel.

Alisha berdecak. Ansel ini gampang sekali marah. Alisha kan jadi tidak semangat menjahilinya. Biasanya Ansel yang selalu menjahili Alisha, dan sekarang ia mencoba menjadi bocah tukang jahil juga. Tapi, reaksi Ansel kali ini sangat tidak memuaskan. Alisha sudah berusaha keras memasang seprainya dan Ansel seenaknya menyuruh untuk melepasnya.

"Setidaknya tunggu satu minggu. Aku akan lebih nyenyak tidur jika di atas seprei seperti ini. Dari dulu aku ingin memiliki benda yang berbau lotso dan baru kali ini aku memilikinya. Kau sungguh tega dengan ku?" Alisha langsung memasang ekspresi wajah tersakiti nya.

Ansel menyugar rambutnya. Ia tak habis pikir dengan tingkah Alisha.

"Kalau tidak suka. Kau boleh tidur di kamar tamu," ucap Alisha sambil menatap polos suaminya.

"Berani-beraninya gadis ini," geram Ansel. Ia melirik kasur kesayangannya yang terbalut seprei pink sebelum melenggang pergi keluar kamar lagi.

Alisha hanya menatap kepergian Ansel dengan santai. Sepertinya Ansel benar-benar akan tidur di kamar tamu, pikirnya.

****

"Memangnya dia siapa?! Berani-beraninya dia berbuat seperti itu! Tapi, kenapa aku tidak bisa marah besar?!" Ansel terus mengoceh sambil berjalan menuju dapur. Untung tidak ada pelayan yang melihatnya mengoceh seperti sekarang.

"Gadis itu harus menanggung akibatnya!" ujarnya lagi. Ide jahil langsung terlintas di benaknya.

Entah kenapa jika bersama Alisha, ide-ide aneh selalu muncul dalam pikiran Ansel. Dan ia malah lebih suka melihat Alisha kesal karena ulahnya dari pada melihat gadis itu tenang. Yang pasti, Ansel akan berubah 190 derajat jika sudah di kantor. Berbeda jika bersama Alisha, ia akan mengeluarkan ekspresi apapun.

Ansel meminta pelayan untuk membuatkan mie dua mangkuk. Setelahnya ia membawa mie itu ke dalam kamar. Ada dua gelas air putih juga di nampan yang Ansel bawa.

Alisha melirik Ansel yang kembali masuk ke kamar sambil membawa sebuah nampan. Gadis itu acuh dan kembali memainkan ponselnya.

"Kau tidak lapar?" tanya Ansel berbasa-basi.

"Ini untukmu." Ia menyodorkan semangkuk mie pada Alisha, "Aku bersusah payah membuatnya, kau harus memakannya untuk menghargai perjuangan ku."

Alisha meletakkan ponselnya dan mengambil mie itu. "Hanya membuat mie kau sampai bilang bersusah payah? Aku bahkan tidak yakin jika mie ini buatan mu," ucapnya sambil tersenyum mengejek.

Ansel hanya tersenyum tipis. Ia berjalan menuju sofa dan Alisha langsung mengikutinya.

"Kenapa mie milikku lebih merah warnanya?" tanya Alisha sambil mengamati mie miliknya dan juga milik Ansel secara bergantian. Memang benar, mie milik Alisha lebih merah warnanya dari pada milik Ansel.

Ansel mengendikkan bahunya, ia menyantap mie nya terlebih dahulu sebelum menjawab.

"Milikku kebanyakan kuahnya." Pria itu menunjukkannya pada Alisha.

Alisha mengangguk. Benar juga. Jika dilihat, kuahnya lebih banyak Ansel.

Alisha mulai menyuapkan mie nya ke dalam mulut. Ia meresapi bumbu yang tercampur di mie itu. Keningnya mengerut, lalu menatap Ansel yang sedang menatapnya.

"Ku pikir mie semerah ini akan sangat pedas," ucapnya lalu kembali menyuapkan mie itu.

Ansel mengerutkan keningnya. Tidak pedas katanya?

"Kau tidak kepedasan?" tanya Ansel.

Alisha menggeleng, "Ini bahkan tidak terasa pedas. Kau mau mencobanya?" Ia menyodorkan mangkuknya pada Ansel.

Meskipun tak percaya, Ansel tetap mencobanya. Hanya sedikit, tapi langsung membakar lidahnya. Pria itu meneguk habis air yang ada di gelas.

Alisha yang melihat itupun langsung merasa puas. Untung ia suka makanan pedas. Ia juga sudah tau niat buruk Ansel. Pria itu kalah telak kali ini.

"Kau membohongi ku?!" Ansel menatap tajam istrinya.

Alisha kembali menyantap mie nya dengan tenang. Ia bahkan tak peduli dengan tatapan Ansel.

Ansel berdecak kesal. Semakin hari, Alisha semakin menampakkan sifat aslinya. Tapi, memang itu tujuan Ansel.

Membuat Alisha merasa nyaman dan tidak canggung, itu adalah tujuannya. Selain itu, ia juga sengaja menikahi Alisha agar gadis itu terlepas dari siksaan keluarganya.

Ansel memang sudah tau semuanya. Sampai ke akar-akarnya. Meski agak kesal dengan tingkah Alisha, Ansel tetap akan melindungi istrinya itu. Sebenarnya ini bukan perasaan cinta, Ansel hanya ingin menjaga Alisha, itu saja. Mungkin cinta akan tumbuh sendirinya. Dan Ansel pun tak ada niat untuk menikah lagi. Apapun keadaannya, Alisha akan tetap menjadi istrinya.

****

Hari ini, Ansel berangkat ke kantor. Katanya ada rapat, tapi Alisha tak mempermasalahkannya. Setidaknya jika Ansel tidak di rumah, Alisha akan bebas dari kejahilan pria itu.

Ansel melirik Alisha yang juga fokus pada sarapannya. Ia meneguk air putih miliknya terlebih dahulu.

"Ibu menyuruh kita menginap di mansion utama selama beberapa hari. Kau tidak bisa menolak," ucap Ansel.

Alisha mengerutkan keningnya, "Siapa yang ingin menolak?" tanyanya bingung. Ansel berkata seolah-olah dirinya adalah wanita pembangkang. Padahal selama ini ia selalu menurut.

"Kau suka berkata seenaknya tanpa tau apa yang akan terjadi," lanjutnya dengan sinis. Ia kembali memakan sarapannya.

"Siapa tau kau akan menolak karena ada Bibi Gina di sana, kan?"

"Jika aku menolak pun, kau akan tetap memaksaku, bukan? Jadi, sia-sia kalau aku menolak perintah mu."

Ansel mengangguk membenarkan, "Benar. Kau harus menurut padaku. Usiamu lebih muda lima tahun dariku. Jangan pernah membantah ucapan ku atau bahkan menolaknya."

Alisha mendengus. Ansel selalu merasa dirinya paling berkuasa.

"Nanti Michael yang akan menjemputmu. Hari ini aku banyak urusan di kantor," lanjut Ansel. Ia berdiri sambil merapikan jasnya.

Alisha mengangguk sambil bergumam, "Hmm... Hati-hati," ucapnya.

Ansel langsung menghela nafas. Inikah ucapan selamat tinggal untuk mengiringi keberangkatan suami bekerja? Sangat tidak mencerminkan sikap seorang istri.

Alisha mendongak menatap sang suami, "Kenapa belum berangkat?" tanyanya kebingungan.

Ansel mende'sah berat, "Hahh... Tidak apa-apa. Lanjutkan sarapan mu. Jangan makan makanan yang tidak sehat!" Setelah mengatakan hal itu, Ansel langsung pergi meninggalkan meja makan.

Alisha langsung mencibir mendengar ucapan suaminya itu, "Jangan makan makanan yang tidak sehat apanya? Bahkan dia membuatkan ku mie dengan banyak bubuk cabai semalam."

***

1
Rinda
aq kok bosen ya bacanya,malah banyak yg tak skip
endang sri
Luar biasa
murniati cls
kenapa dia dibenci,pdhl dia tak seperti keluarganya katakan
𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ
terseponah
A&R
ok
Imaya Lumbanraja
Kecewa
Imaya Lumbanraja
Buruk
Titin Pangestuti
Luar biasa
Emi Kurniahendarto
keren
Irene
suka ceritanya
Sri Tati
Luar biasa
MissCuek🍂
mantap
aa sa
Luar biasa
aa sa
Lumayan
Grey
Luar biasa
Adam
The story is too bad and soft.👎
Adam
This story might be adapted from a story in a soap opera. too soft and very weak.👎
Niken Sulistyo Rini
Luar biasa
Christina Dewi
👍
Niken Sulistyo Rini
bagus juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!