Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Damian sampai di kantor, sementara Adrian telah menunggu di sana. Tampak raut wajah tegas pada Damian.
"Apa kabar tuan Damian?" ucap Adrian begitu Damian masuk ke ruang rapat itu.
Damian mengacuhkan Adrian. Ia langsung duduk di kursinya.
"Tidak perlu basa-basi, Toni berikan dokumen nya!" titah Damian.
Toni menyerahkan dokumen kerja sama yang kemarin di tanda tangani bersama. Adrian mengernyitkan dahinya. Ia tahu pasti Damian membatalkan kerja sama antara mereka.
"Kerja sama kita batal!Aku akan mengganti kerugian mu!" ucap Damian.
Adrian mengambil dokumen itu, ia tampak membolak-balikkan isi yang ada dalam map itu.
"Tak semudah itu! Kau lupa berapa persen yang harus kau bayar jika kau memutuskan sepihak tanpa mengetahui kesalahan ku!" sahut Adrian.
"Kita bahkan belum melakukan apa pun" sambung Adrian.
Damian langsung berdiri dari kursinya. "Kau tidak perlu khawatir aku akan membayar berapa pun kau mau! Sekarang kau bisa angkat kaki dari perusahaan ku!" usir Damian.
Adrian tersenyum miring. "Baiklah! Asal kau tahu, aku masih menunggu tawaranmu" ucap Adrian mem-provokosi Damian.
"Apa maksudmu?"
"Aku menunggu kau menceraikan Laura!" sahut Adrian.
Sontak Damian menarik kerah baju Adrian. Ia akan memukul pria itu namun Toni segera menghalangi nya.
"Cukup tuan! Lepaskan tangan anda!" cegah Toni kepada Damian.
Damian sangat marah mendengar ucapan Adrian. Namun sebaliknya Adrian seolah ingin bermain-main dengan sikap tempramen yang di miliki rivalnya itu.
"Baiklah tuan Damian, aku akan pergi! Tapi ingat jika kau menyakiti Laura aku tak segan mengambilnya dari mu!" ucap Adrian lalu ia meninggalkan ruangan itu.
Sementara Damian tanpa kesal ia memukul meja rapat itu dengan keras.
"Brengsek!"
Sementara wanita yang mereka ributkan sedang merapikan pakaiannya karena ia sudah di perbolehkan pulang oleh dokternya.
"Sus, apakah suami saya mengatakan sesuatu?" ucap Laura pada perawat yang membantu dirinya berkemas.
"Tidak nyonya! Beliau hanya berpesan untuk menjaga nyonya saja" sahut perawat itu.
Laura hanya mengangguk, tak lama ketukan pantofel terdengar semakin dekat memasuki ruang kamar nya.
"Apa yang kau lakukan, Laura?" ucap Damian begitu melihat Laura sibuk berkemas.
Laura menatap suaminya itu, namun ia tak menjawab pertanyaan nya. Perawat itu pun merasa heran dengan hubungan mereka.
"Terimakasih sus!" ucap Laura karena telah membantunya.
"Saya permisi tuan, nyonya!" sahut perawat itu.
Damian mendekati Laura. "Apa kau sudah sehat?" tanya Damian.
Laura menghindar dari sisi Damian. Melihat hal itu Damian tampak kesal, namun ia menahan segala kekesalannya.
"Iya! Hari ini saya bisa pulang!" sahut Laura singkat.
Dokter masuk ke kamar Laura. "Ini resep nya tuan!" ucap dokter seraya memberikan kertas dari tangannya.
Damian mengambil kertas itu lalu menyimpan nya.
"Nyonya Laura, anda harus menjaga kesehatan anda. Dan saya minta anda harus menaikan berat badan anda!" sambung dokter.
Mendengar penjelasan dokter tadi, Damian mengerutkan dahinya. "Memang kenapa dok?" sahut Damian.
"Berat badan nyonya Laura turun drastis, beliau harus diberikan nutrisi lebih" jelas dokter.
Damian mengerti ia tahu Laura seperti ini karena ulahnya. "Baiklah dok!Apakah kami sudah boleh meninggalkan rumah sakit ini dok"sahut Damian.
" Tentu saja tuan! Semoga nyonya Laura sehat selalu"ucap dokter.
Damian membawa tas dan barang milik istrinya itu. Laura menatap heran kepada sikap suaminya itu. Ia bertanya-tanya apa yang membuat diri nya berubah secepat itu.
"
Begitu jg sbalik'y