NovelToon NovelToon
Duda Meresahkan

Duda Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:80.3k
Nilai: 5
Nama Author: tuti yuningsih

Menceritakan tentang Mahasiswi yang mencintai dosennya. mahasiswi itu bernama Anisa Zahra. Anisa mencintai seorang pria tampan saat pandangan pertama di kampusnya. dan pria itu ternyata Dosen baru di kampusnya.

Karena Anisa penasaran dengan sosok dosen itu, Anisa pun terus mencari tau tentangnya. sampai akhirnya Anisa tau kalau ternyata Dosennya itu adalah seorang duda.

Gimana kisah cerita cinta pandangan pertama Anisa Zahra pada dosennya, yuk kita lanjut baca aja..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuka Blokiran

Pak Ben tau kalau Anisa sedang menatapnya. Tapi Pak Ben pura pura tidak tau dan terus menatap ke depan. Anisa sudah puas melihat Pak Ben yang memaksa untuk mengantarkannya, lalu menghadap ke depan.

"Nis," Pak Ben memanggil Anisa. Lalu Anisa menengok tanpa menjawab.

"Saya mau minta maaf sama kamu. Saya juga salah karena menuduh kamu tanpa saya cari tau dulu tentang kebenaranya," Anisa masih diam dan mendengarkan perkataan Pak Ben. Memang Anisa sedang menunggu perkataan maaf dari Pak Ben.

"Kamu mau kan Nis, maafin saya?"

"Tergantung."

"Tergantung apa?"

"Bapak serius ngga minta maaf sama saya."

"Saya serius. Saya serius ingin minta maaf sama kamu, Nis."

"Saya ingin bukti kalau Bapak serius ingin minta maaf sama saya."

"Bukti apa yang kamu inginkan? Kamu mau belah dada saya sebagai bukti saya minta maaf dengan tulus."

"Emang Bapak mau apa di belah dadanya. Mau mati ya?"

"Ya kalau itu bisa membuktikan ketulusan saya minta maaf pada mu, silakan belah saja dada saya."

"Ngga segitunya kali Pak. Kalau Bapak memang serius ingin minta maaf sama saya, saya minta buktinya dengan Bapak bantu saya di setiap ada ulangan."

Pak Ben langsung menatap Anisa sekilas, lalu melihat ke depan lagi.

"Kenapa!? Bapak ngga mau? Ya sudah kalau ngga mau. Berarti bapak ngga tulus minta maaf sama saya," Anisa pura pura ngambek. Lalu tangannya di lipatkan ke dada.

"Bukanya gitu Nis. Tapi itu menyalahi aturan."

"Ya jangan bilang orang lah. yang tau cuman Bapak sama saya aja."

Pak Ben tidak langsung menjawab. Pak Ben berpikir dulu.

"Kalau Bapak ngga mau ngga papa. berarti saya ngga mau maafin Bapak. Biar saja Bapak terus merasa bersalah ke saya seumur hidup."

Pak Ben melihat ke Anisa.

"Baiklah kalau begitu. saya akan bantu kamu kalau sedang ada ulangan. Tapi hanya dua kali ulangan saja saya akan bantu."

"Ya baiklah. Ngga papa cuman dua kali. Setidaknya saya akan aman dua kali kalau sedang ulangan," kata Wina sambil tersenyum tipis.

Pak Ben sudah tau rumah Anisa. Dulu Pak Ben pernah ke rumah Anisa satu kali. Tapi itu sudah sangat lama.

"Bapak tau arah rumah saya?"

"Tau."

"Tau dari mana?"

"Saya pernah ke rumah kamu."

"Kapan?"

"Waktu mamahnya Quin masih ada. Saya mengantar Mamah Quin dan Mamah Maya ke rumah kamu."

"Oh gitu."

Lalu keduanya sama sama diam karena ngga ngga ada lagi yang mau di bicarakan. sebenarnya Pak Ben ingin bilang ke Anisa tentang Quin. tapi Pak Ben merasa ngga enak. soalnya ini saja Anisa baru memaafkan dirinya.

Sedang Anisa juga sama. Anisa ingin bertanya kondisi Quin. Tapi Anisa ngga enak.

"Pak."

"Nis."

Keduanya rupanya sama sama berkata, lalu saling tatap.

"Kamu dulu."

"Bapak aja dulu."

"Baiklah. Kamu sudah tau Quin sakit?"

"Sudah. Mamah sudah bilang kemarin."

"Quin nanyain kamu terus."

"Nanyain gimana Pak?"

"Kamu ingat ngga saat Quin ke kantor dan ingin kamu datang di acara ulang tahunnya. tapi kata kamu, kamu mau pergi sama orang tua kamu. Yang nyatanya malah perginya ke ulang tahun Quin juga," Anisa mengangguk.

"Kamu kan bilang ke Quin, katanya kamu janji mau ajak jalan jalan. Quin rupanya selalu ingat itu Nis. Quin selalu bilang ke saya, kapan kamu mau ajak jalan jalan dan tepati janjinya."

"Saya ingat kok Pak. Tapi saya juga sedang ngga enak badan gini. Makanya saya belum bisa jenguk Quin di rumah sakit, dan belum bisa ajak Quin jalan jalan."

"Quin selalu nanyain kamu. sampai saya bingung mau kasih jawaban apa. Kalau nanti saya di rumah sakit vc kamu, boleh ngga? Biar nanti kamu bisa bicara sama Quin."

"Boleh. Bapak vc saya aja nanti."

"Baiklah, nanti saya akan vc kamu. Tapi blokiran kamu di buka dulu. Biar saya bisa vc kamu nanti."

"Memangnya no Bapak saya blokir. Ngga kok."

"Iya. Kamu blokir. coba lihat saja."

Anisa pura pura berkilah. padahal memang benar no Pak Ben di blokir olehnya.

"Kenapa sih no saya di blokir? Kamu marah sama saya?"

"Saya ngga memblokir kok Pak. coba saya lihat."

Anisa melihatnya, dan memang di blokir. Anisa lalu pura pura tidak tau.

"Iya ya. No bapak kok di blokir. Padahal saya ngga memblokirnya. Mungkin ke pencet kali Pak pas saya ngantuk. Ini saya sudah buka lagi."

Anisa memperlihatkan hp nya pada Pak Ben. Pak Ben melihat blokiran nya sudah di buka.

Mobil akhirnya sudah sampai di rumah Anisa. Mobil lalu berhenti di garasi.

Pak Ben langsung turun dari mobil karena mau buka pintu mobil untuk Anisa.

Anisa yang bisa buka, langsung buka pintu mobilnya sendiri.

"Biar saya bantu."

"Ngga usah pak, terimakasih. Saya bisa jalan sendiri kok," Anisa keluar dari mobil.

"Bapak balik ke kampusnya gimana?"

"Saya bisa naik taksi."

"Oh ya sudah. Bapak silakan pergi. Saya mau masuk. Mau istirahat."

Pak Ben sebenarnya berharap di tawari mampir ke rumah Anisa. Tapi ternyata Anisa sudah mengusirnya.

"Iya. Saya akan langsung balik ke kampus. Ya sudah saya pergi. Kamu cepat sembuh ya."

Pak Ben juga ngertiin sih. Memang Anisa butuh istirahat.

Pak Ben berjalan ke gerbang sambil pesan taksi online. Karena taksi online cukup lama, pak satpam menyuruh Pak Ben menunggu di pos agar tidak panas.

Anisa rupanya tidak masuk ke dalam rumah. Tapi mengintip Pak Ben di balik pintu.

"Kasihan juga dia. Tapi biarkan saja lah," saat Anisa sedang bicara sendiri, toba tiba dari belakang ada Mamah yang mengagetkannya.

"Kamu lihat apa sih Dek?"

"Ya Tuhan Mamah. Mamah bikin kaget aja sih."

Anisa langsung menarik tangan Mamah agar masuk ke dalam biar tidak melihat Pak Ben di pos satpam. Kalau Mamah lihat dan tau, pasti Pak Ben di suruh masuk ke dalam rumah.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..

1
Daroah339
ciaaa pk ben.modus dah bilang aja sih pak klu emang cinta
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
hukuman'a menguntungkan Pak Ben 🤣🤣🤣
Fitriah Fitri
ahaayy.... 🤣🤣
Fitria Syafei
wow klu gitu hukumannya semua juga mau 😜 KK kereeen 😘😘
milah fahri81
sama2 suka ya udh cpt jadian.
Rina
Ya udah cepetan dihalalin aja pak Ben Anisanya 🫢🫢🫢
Miss Typo
mungkin Alex sengaja biar Anisa diantar pulang Ben hehe
Apriyanti
lanjut thor
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Pak Ben mulai terpecona ama Anisa
Daroah339
ayo pak ben tembak anisa
Fitriah Fitri
uiihhh.... pasti nanti aku ulang2 lg ni bacanya 😅
Fitria Syafei
KK kereeen 😍 kereeen 😍 terimakasih 😘
Fitriah Fitri
boleh request ga thor.... up lagi yg ada ben dan anisa nya lg bersama heheh.... 🙏🙏
sella surya amanda
lanjut
Daroah339
jangan² nanti ada pak ben juga d pesta ultah temen nya abang
Fitriah Fitri
biasanya ku baca ulang2 sampai senyum2 sendiri kl da ada ben dan anisa bersama , berhubung gda jd ku baca cukup sekalil z 😂
Apriyanti
lanjut thor
Fitria Syafei
KK kereeen 😍😘😘
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
lanjut kak Tuti
Miss Typo
biar gak di deketin cewek lain, Abang bawa Anisa kemana² 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!