CEO Cantik Dan Berondong Nakal

POV: Author

Pagi harinya, Catherine dan Agung kembali ke rumah kontrakan bibi Nani. Luka lebam Agung sudah mendingan. Masih terlihat tampan sih. Walau lebamnya tidak begitu kentara. Agung hari ini tetap ingin bekerja, sebab ingin bicara dengan Irvan. Ada sesuatu yg ingin disampaikan. Sehingga mau tak mau, Catherine pun mengalah.

Agung tetap mengendarai motornya, sementara Catherine bersama Maman untuk bisa kekantor. Tadi pagi Agung dan Catherine sepakat. Ingin membelikan motor untuk Maman. Sehingga kemungkinan nanti siang baru bisa beli. Dan Agung yg akan membelikannya.

Sesampainya di kantor Agung pun langsung bekerja. Karena siang nanti harus ke kampus dan ke perusahaan Deco. Bahkan seharian ini jadwalnya sangat padat. Sehingga Agung memulai pekerjaannya lebih pagi.

Tak lama kemudian Meta, Catherine dan Maman. Pun datang. Maman berbagi tugas dengan Agung. Karena itu sudah kesepakatan bersama. Dan tak lama kemudian Irvan pun datang.

" Pagi Bu..!" sapa Irvan kepada Meta dan Catherine yg masih berdua ngobrol.

" Pagi...!" jawab Catherine dan Meta hanya diam. Ia masih dongkol dengan perkataan Irvan kemarin.

Irvan pun duduk dan menyalakan laptopnya. Dan tak lama kemudian Adam, Andi , Tia dan Dewi datang bersamaan dan menyapa Catherine dan Meta. Tadi malam sempat ada tukang yang membuat pembatas ruangan untuk team IT dan ruangan Meta sehingga saat ini team IT berada di dalam satu ruangan yg berbeda. Keempatnya melihat Irvan berada di tempat itu membuat nya mengerutkan kening. Sebab kemarin tidak ada informasi. Jika dari perusahaan Deco akan ada yg tinggal disini.

Waktu sudah menunjukan untuk dimulainya kerja. Sehingga semuanya fokus dengan pekerjaan. Dan Maman sudah memulai pekerjaannya bersama Agung, namun berbeda pekerjaan. Agung membersihkan kaca, sementara Maman membersihkan lantai. Maman tiap pagi membuatkan minum untuk team dan Meta serta Irvan. Kecuali Catherine yg membuatkan Agung, suaminya sendiri.

Agung yg sudah selesai pun kini menuju ruangan Catherine. Melewati tempat Irvan dan Meta.

🎵🎶Cintaku padamu🎵🎶

🎵🎶Takkan berubah🎶🎶

🎵🎵Walau di telan waktu🎶🎵

🎵🎶Biarlah 🎶🎵

🎶🎶kan kusimpan dalam hati🎵🎶

🎵🎶Cinta yg tulus ini🎶🎶

Agung bernyanyi lagu Ita PS, melewati Irvan dan Meta.

" Sialan lu Gung, awas..!!" teriak Irvan.

" Makanya kalau cinta itu diucapkan. Jangan dipendam.." jawab Agung. Sementara Irvan berdiri berkacak pinggang. Agung pun berbalik menatapnya.

" Apa..!!" Agung.

" Eh jagoan, muka Lo kenapa lebam begitu..!!" kata Irvan membuat Meta yg mukanya memerah karena ucapan Agung tadi menoleh ke arah Agung dan menatapnya. Namun ia masih diam walau kaget, sebab disebelahnya ada Irvan." Agung nyindir gw atau Irvan ya. Kok bisa tahu..?" batin Meta.

" Berantem lah, emang elu !, lawan 4 orang aja kabur. Gw 15..!!" sombong Agung dihadapan Irvan.

Dan kemudian dari pintu munculah Catherine yg ingin bertemu Meta.

" Bini lu ngga ngelarang lu kerja. Kejam amat bini lu...?" kata Irvan sambil melirik ke arah Catherine. Sementara Meta mengerutkan keningnya. Karena perkataan Irvan. " berarti bener agung punya bini..!" batin meta.

Beruntung keempat team IT tidak mendengar, sebab sudah masuk ke dalam ruangannya sendiri. Walau belum rapi dan tertimpa cat. Namun sudah rapat, sehingga celotehan Agung dan Irvan tidak didengar oleh mereka.

" Kaga lah, udah gw kasih jatah 2 x..!" jawab Agung vulgar. Membuat Catherine yg lewat pun memerah pipinya. Namun ia tahan agar tidak ketahuan.

" Kalian ngomong apa sih...?" tanya Catherine kepada Irvan dan Agung.

" Itu bu, ada yg cinta tak tersampaikan. Digondol orang rungkad jadinya..." jawab Agung.

" Jiaaaaaahhh...coba ulangi jawaban tadi hahaha...!!" tawa Irvan. Karena perkataan Agung yg memanggil istrinya 'bu'.

" Kalian kenal..?" tanya Catherine. Tapi hanya sebatas basa basi. Karena tahu. Jika Irvan memang anak buah Agung. Tapi percakapan ini seperti orang yg sudah kenal lama.

" Musuh...!!!" jawab Agung dan Irvan bersamaan.

" Musuh..?" tanya Catherine tidak percaya dan penasaran.

" Iya..!!" jawab Agung dan Irvan bersamaan lagi.

" Isss, yg cinta tak tersampaikan siapa..?" tanya Catherine kepada Agung dan Irvan. Karena Catherine penasaran tentang siapa yg cinta tak tersampaikan. Agung menunjuk ke arah Irvan, sementara Irvan menunjukan Meta. Dan Meta secara reflek menunjuk Irvan.

" Jiaaaaaahhh..ketahuan kan. Udah CLBK aja. Cinta lama belum kelar, makanya minta satu meja. Ardi mah selingan.."

" AGUUUUUNGGG...!!!!" teriak Meta. Sementara Agung berlari menuju ruangan Catherine.

Meta berkacak pinggang, pipinya memerah karena ucapan Agung. Sementara Catherine mengerutkan keningnya. Kemudian tertawa cekikikan. Karena yg diperdebatkan ternyata berada didepannya. Irvan dan Meta.

" Oh ceritanya mengejar cinta lama...!!"

" CATHERIIIIINNNN,.....!!!!" kembali Meta berteriak karena ucapan Catherine. Dan Catherine pun kembali cekikikan. Sementara Irvan pipinya sudah memerah.

" Sialan Agung..!!" kata Irvan masih berkacak pinggang..

" Kalau bener juga ga papa kok Van..." kata Catherine masih juga cekikikan.

" KEY..!!, KEY..!!" kata Meta.

Catherine pun akhirnya menyudahi ketawanya. kemudian menahannya.

" Udah kalian selesaikan lebih dulu, entar kalau udah kelar?, keruangan ku..!" kata Catherine kembali tertawa. Dan kemudian menuju ke ruangannya kembali.

Irvan dan Meta pun kemudian bertatapan. Kemudian pandangan matanya beralih ke Adam, Andi, Tia dan Dewa melalui kaca jendela pembatas.

" Kabur ..!!" kata keduanya kompak menuju ruangan Catherine.

Kini Irvan dan Meta berada di ruangan Catherine. Sementara Agung mendatanginya. Kemudian menyerahkan ponsel miliknya dan diberikan kepada Irvan.

" Ini yg di fotocopy...?" tanya Irvan. Sambil memperhatikan foto yg diambil Agung kemarin. Agung mengangguk.

" Coba cek Ta, ini data penting perusahaan ini tidak..?" tanya Irvan. Dan meta merebut dengan kasar ponsel milik Agung. Agung tersenyum begitu juga dengan Catherine.

" Iya!, ini data penting dan tidak boleh keluar. Apalagi di copy.." jawab Meta.

" Coba cek pakai laptopku...!" kata Catherine meminta Agung. Agung kemudian mengambil laptop diatas meja. Dan mengotak atiknya.

" Larinya kesini, kesini dan kesini. Kebagian manager keuangan..." kata Agung. Irvan mengerutkan kening. Karena perkataan Agung.

" Pak Yudi..!" jawab Catherine dan Meta bersamaan.

" Van, coba nanti elu telisik dah dari komputer elu. Soalnya dari meja elu yg bisa. Kalau lewat sini merusak sistem nantinya..." kata Agung.

" Ok nanti aku coba telisik.." jawab Irvan. Catherine menghela nafas mendengarnya. Sementara Meta mengerutkan keningnya. Kenapa Irvan yg notabene orang Deco, bisa diperintah oleh Agung yg seorang OB. bahkan pertanyaan pertanyaan tadi pun belum sempat terjawab olehnya.

" Kalian ini sebenarnya temen atau kenal dimana sih...?" tanya Meta.

" Musuh, dibilang musuh ya musuh..." jawab Irvan.

" Yg bener apa Van..!" Meta.

" Iyaa.. musuh balapan motor. Tapi udah tobat gara gara ditangkap pol PP. Digelandang ke kantor, tapi kita bebas ya Van, karena bilang mau kondangan.." kata Agung sambil tertawa. Begitu juga Irvan ikut tertawa.

" Untung kita musuh tapi kompak, balapan motor pakai batik, coba kalau pakai baju balap. Masuk jeruji besi ya Gung..!" lanjut Irvan. Dan keduanya kembali tertawa.

" Untung kita pakai peci, bukan helm. Coba pakai helm, pasti di interogasi ya Van.." lanjut Agung sambil tertawa bersamaan Irvan.

" Kalian berdua gila ternyata...!" kata Meta.

" Iya Gila. Irvan tergila gila sama elu...!" kata Agung kemudian kabur. Setelah merebut ponselnya dari tangan Meta.

" Agung sialan...!!" kata Irvan sambil berkacak pinggang menghadap ke arah pintu. Kini Catherine tidak kuat menahan tawanya.

" Lakinya siapa sih itu...!!" kata Irvan. Kini berbalik menghadap ke arah Meta dan Catherine yg masih tertawa dan pipinya sudah seperti tomat. Sementara Meta hanya menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya karena memerah.

" Elu yg bilang ya Van Agung tahu begitu..?" tanya Meta ke Irvan. Tapi Catherine berada disebelahnya.

" Engga, dia kan hackers bisa tahu sana sini, ya kan Buket..?" kata Irvan.

" Asem, emang bubur ketek..." jawab Catherine yg masih menahan pipinya yg memerah.

" Ya kan kalau Bu Catherine disingkat jadi Buket..."

" Sialan lu Van, coba ye kalau bukan bos elu yg minta. Gw minta ganti orang..." jawab Catherine masih menahan tawa.

" Ya kan bos harus ikut perkataanku Buket, karena aku punya kartu as nya..!" kata Irvan sambil mengangkat kedua alisnya berulang.

" Awas ya...!" kata Catherine sambil mengacungkan kepalan tangannya ke arah Irvan.

" Udah kalian disini dulu, selesaikan masalah kalian berdua. gw mau ke pantry....dada..!" kata Catherine sambil meninggalkan Irvan dan Meta keluar dari ruangan. Membuat keduanya saling pandang. Dan tidak mampu berucap sama lain.

.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...