Kaliztra merupakan mahasiswi kedokteran semester satu. Tubuhnya tewas tergeletak menggenaskan, disebuah jalan raya pusat kota. Setelah dikubur, Rohnya bangkit dari jasadnya. Dia mencari sebuah organ tubuhnya yang hilang!
Nah, bagaimana kisah tragis ini terjadi? Silahkan membacanya, hingga selesai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ucu Borneo., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9 " mulai menyelidiki sahabat Kalliztra."
Bayu menatap kosong kesatu arah...Ia pun teringat kembali pada kenangan terakhirnya bersama almarhumah.
Pada jam tujuh dimalam kejadian..Bayu tampak berada diruangan tamu bersama Kaliztra.
" Kak, apakah bang Doni akan datang?"
" Tidak Bayu. Doni masih menghadapi ujian, satu mata kuliah lagi."
" Terus, kakak akan pergi dengan siapa?"
" Entahlah Bayu, kakak sekarang sedang menghubungi teman teman kakak. Semoga saja ada yang bersedia mengantarkan kakak kepesta ulang tahunnya Sandra."
setelah berkata begitu, Bayu melihat kaliztra menchating beberapa orang temannya.
Hem, kenapa pula motor saya mogok? Padahal semalam sudah saya perbaiki dibengkel. Kata Bayu didalam hatinya.
" Sebentar ya kak...Saya akan coba lagi, menghidupkan kendaraan saya..."
Bayu lantas berlari kecil menuju kehalaman rumah, tempat motornya berada.
Sementara itu Kaliztra masih tampak memainkan handphonenya. Kakek kini juga sudah ada didekatnya.
" Kaliztra, lebih baik jangan datang kepesta itu. Sebentar lagi hujan akan segera turun..." Kata Kakek.
" Maaf kek, saya harus menghadiri hari ulang tahun Sandra, karena ia adalah sahabat baik saya. Nanti ia marah dan saya jadi tak enak hati..." Jawab Kaliztra dengan pandangan pasti.
Kakek hanya bisa terdiam. Sebenarnya, lelaki tersebut merasa berat melepaskan cucunya untuk keluar dimalam ini. Entah mengapa, kakek berulang ulang kali mencoba menahan kepergiannya...
" Maaf kan saya kek, saya harus ada disana."
Selanjutnya Kaliztra memeluki tubuh kakek erat erat.
" Hati hati dijalan ya, pulang jangan sampai larut malam..." Ujar Kakek dengan perasaan tak menentu.
Saat mereka telah melepaskan pelukan, Bayu masuk kembali kedalam ruangan itu.
" Kak, ada tamu tu..." Kata Bayu sambil menunjuk kedepan halaman.
Pada sisi jalan raya depan rumah, terlihat seorang pria sedang duduk diatas motornya. Pria tersebut memakai helm dan masker, Sehingga Bayu tak bisa jelas melihat pada wajahnya.
" Siapa dia kak?" Tanya Bayu lagi.
" Oh, itu Om dari sahabat kakak yang berulang tahun, dia menjemput kakak untuk datang kesana."
" Oh, kak Sandra sangat baik ya kak. Ia penuh perhatian pada kakak."
" Iya juga si Bayu, tapi sebenarnya...Kakak malu. Karena harus merepotkan om nya untuk datang kemari."
" Hem, hati hati ya kak..." Kata Bayu.
Kaliztra lalu memeluki tubuh adiknya secara erat erat. Ia juga menciumi seluruh wajah bayu. Sambil tertawa riang...
" Ih, Adik kakak ini...Sekarang sudah ganteng, udah bisa menjaga kakak, ibu dan kakek...Jangan nakal ya...Selama kakak tak ada, kamu harus menjadi lelaki yang bertanggung jawab pada keluarga..."
" Iya kak...Baik kak..." Bayu menjawab dengan perasaan sedikit bingung.
Tak biasanya sikap Kaliztra begini
Biasanya kalau pamit, ia hanya menyalami tangannya saja. Tanpa memeluk atau menciuminya, Apalagi perpesan seperti tadi.
Selanjutnya Bayu melambaikan tangan kearah Kaliztra dan pria tadi. Pandangannya menatap tubuh mereka, hingga pergi tak nampak lagi dimatanya.
" Begitulah pak, perjumpaan terakhir saya dengan kak Kaliztra." Jelas Bayu mengakhiri kisahnya.
Pak Baim yang tadi mendengar dengan wajah dan tubuh serius kini melenturkan duduknya kembali. wajahnya juga terangguk angguk berkali kali. Lantas...
" Selama almarhumah pergi, apa tidak sekalipun ia menelpon anda, atau anda tak ada menghubunginya...?" Tanya pak Baim.
" Tidak pak...Karena satu jam setelah kakak pergi, saya langsung tertidur. Hingga menjelang jam dua belas malam. Kakek membangunkan dan memberitahu saya, bahwa kak Kaliztra belum juga pulang kerumah."
" Oh..." Pak Baim mengangguk angguk kembali.
Suasana tiba tiba menjadi hening. Pak Baim tak menanyakan apa apa lagi. Begitu pula dengan Bayu. Lalu kedua lelaki itu memutuskan untuk tidur.
" Kelihatannya Jelly juga sudah terlena dialam mimpinya..." Kata pak Baim.
" Iya pak, saya juga sudah sangat ngantuk." Balas Bayu seraya merebahkan dirinya.
Pak Baim juga berbuat hal yang sama. Mereka sekarang telah berbaring diranjang sebelah tempat tidur Jelly.
*********
Dipagi harinya, Ibu jamilah datang membesuk Jelly. Ia diberitahu oleh Bayu.
" Apa kabar, bu?" Sapa pak Baim dengan suara ramah.
" Alhamdulillah, saya baik pak, gimana dengan anda sendiri?" Balas ibu Bayu.
Ia tersenyum sedikit. menampakan sinar anggun didalam wajahnya. Walau sudah berusia empat puluhan, namun wanita yang menikah diusia muda ini, masih kelihatan ayu dan cantik.
" Iya, saya juga sehat. Alhamdulillah..." Balas pak Baim.
Lelaki ini sempat terpesona dengan seraut wajah tersebut. Apalagi melihat gaya bicara dan gerakan tubuhnya, mengingatkan ia kepada almarhumah istrinya.
" Pak..." Suara Bayu mengejutkan pak Baim.
" Eh...iya, iya...Ada apa Bayu?"
Pak Baim tergugup sedikit.
Bayu tertawa renyah melihat reaksi itu, " Kalau anda mau pulang, silahkan saja. Biar saya dan ibu yang menjaga Jelly." Ujar Bayu.
"Oh iya, iya Bayu. Lebih baik begitu. Saya juga akan pergi kekantor. Titip Jelly ya, kasihan gadis ini, ia merantau dikota ini. Jadi tak punya saudara disini."
Pak Baim berdiri lalu pamit kepada ibu Jamilah. Kemudian ia pergi dari tempat itu.
Setelah mandi dan memakai seragam kerjanya, pak Baim menuju kekantor. Pada saat ia tiba, terlihat Frans dan Anjeli menunggu didepan ruangannya.
" Silahkan masuk..." Kata pak Baim mempersilahkan.
" Teeima kasih pak..." Sahut Frans dan Anjeli secara bersamaan.
Keduanya lantas duduk dihadapan pak Baim.
" Maaf pak, berapa lama kami harus datang kemari?" Tanya Frans.
" Hem, maaf...Saya juga belum bisa memastikan. Karena anda berdua adalah orang pertama yang menemukan jasad Kaliztra." Jawab Pak Baim.
Lalu, pak Baim melakukan beberapa tanya jawab kepada keduanya. Setelah itu, Frans dan Anjeli diminta untuk menndatangani beberapa lembar surat. Setelah selesai, mereka pun bersalman.
" Oya pak, saya juga menyampaikan undangan pesta perkawinan kami..." Ujar Frans sambil menyodorkan selembar undangan.
" Hem, rupanya kalian sudah sangat tak sabar untuk menikah, bukankah kalian belum bertunangan..." Balas pak Baim menerima surat tersebut.
Sejenak ia membacanya. Lantas tersenyum lagi.
" Selamat ya, dan terima kasih atas kedatangan anda berdua kemari..."
" Sama sama, kami permisi ya, pak.."
Frans dan Anjelipun pergi dari dalam ruangan tersebut. pak Baim pun kini mulai melanjutkan penyelidikan kasus kematian Kaliztra. Ia berpikir sejenak, selanjutnya pria ini segera berkemas kemas, untuk mendatangi ketempat Universitas Kaliztra belajar.
**********
" Selamat siang pak..." Kata pak Baim, saat sampai didepan pos Scurity Fakultas tersebut.
" Iya pak, selamat siang juga..."
" Saya ingin bertemu dengan salah satu mahasiswi disini..."
" Oh begitu, anda siapa dan dari mana, pak? Nanti saya akan sampaikan kepada salah seorang dosen disini. " Ujar pak Scurty itu lagi.
" Saya dari pihak kepolisian, saya ingin bertemu dengan Sandra..."
Lalu pak Baim menyebutkan jurusan pendidikan Sandra disitu, serta menunjukan foto gadis tersebut.
" Baiklah pak, tunggu sebentar ya..."
Pak Scurity lalu menelepon seseorang yang ada didalam kantor universitas. Lantas bicara beberapa saat. Setelah selesai, ia pun mempersilakan pak Baim mendatangi kantor itu. Untuk menjelaskan maksud dan tujuannya disana.
Bersambung....
takut polisi takut ma hantu + kena sial 🤣🤣🤣