Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. BENALU
Sesampainya di rumah Irfan langsung pamit untuk pulang, karena hari juga sudah gelap tidak mungkin Irfan berlama-lama di rumah Rara.
Ya walaupun Ibu dan Ayah sudah menganggap irfan sebagai anaknya tetap saja Irfan jugaa tidak ingin membuat citra tidak baik.
" Yang habis apel " Goda Mamah Dian
" Ini aku bawakan martabak untuk mamah dan papah, Dimana caca? " Tanya Irfan yang tidak ingin membalas godaan sang mamah.
" Caca sudah tidur, wah anak mamah pengertian sekali bawain kita martabak "
Papah Indra langsung menyicipi martabak yang di bawa oleh Irfan " Mah, buat teh panas. Ini enak kalo di temani sama teh panas " Kata Papah Indra.
" Siap pah " Jawab Mamah.
" Aku ke kamar dulu " Pamit Irfan.
" Eh tunggu, apa kamu sudah membeli perhiasan untuk rara? " Tanya Mamah Dian.
" Sudah mah, bahkan aku sudah membeli mahar untuknya " Jawab Irfan " Sudah kan tidak ada yang mau di bahas lagi? irfan mau ke kamar dulu " Kata Irfan
Iya tadi Irfan dan Rara selain membeli cincin pernikahan mereka juga belanja untuk seserahan dan mahar juga biar sekalian toh acara pernikahan mereka tinggal beberapa minggu lagi.
Irfan melihat putrinya yang sedang terlelap dalam tidurnya, irfan mencium dan menyelimuti tubuh mungil Caca.
" Maafkan Daddy ya nak, selama ini Daddy kurang perhatian kepadamu. Tapi Daddy janji, Daddy akan menyayangi kamu dan selalu ada untukmu " Kata Irfan " Mommy juga " Gumam Irfan.
Irfan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan melakukan tugasnya sebagai seorang muslim, di dalam Do'a nya terselip nama rara.
Setelah beres sholat Irfan membaringkan tubunya sambil menatap foto yang ia ambil diam-diam.
" Kamu cantik, dan kamu juga sangat baik. Mudah-mudahan cinta ini segera tumbuh " gumam hati irfan.
Tadi irfan diam-diam mengambil Foto Rara yang sedang tersenyum manis, entahlah kenapa Irfan melakukan itu.
Di kamar Rara, rara malah tidak bisaa tidur karena terus memikirkan sikap manis Irfan " Ya Allah kenapa hatiku dah dig dug gini sih, masa ia aku sudah jatuh cinta kepada Mas Irfan? " Gumam hati Rara.
PAGI HARI DI RUMAH DEWI.
" Mana makananku, kenapa belum siap? " Tanya Dewi yang sudah duduk di kursi meja makan.
" Mamah sedang sakit makanya tidak membuat sarapan, apa kamu tidak bisa menyiapkan sarapan untuk kita? " Tanya Riki kepada dewi.
" mamah kamu ko bisa sakit sih? aku gak mau ya, Karena mamah sakit aku yang harus turun tangan " Gerutu Dewi.
" Namanya juga penyakit siapa yang tau kapan datangnya, apa lagi mamah sudah tua " Kata Riki.
" Alah itu pasti alasan aja, nenek aku aja yang usianya sudah tujuh puluh lima tahun masih sehat-sehat aja. Mamah kamu itu terlalu manja " Hardik Dewi.
" Dewi, jangan keterlaluan. Mamah aku mamah kamu juga dan tidak pantas kamu membandingkan mamah dengan nenek kamu itu " Kesal Riki dengan sedikit membentak.
" Alah lebay, sudah sana kamu buatkan aku sarapan " Pinta Dewi.
" Kamu kan istriku, seharunya kamu yang masak "
" Aku tanya, siapa yang cari uang? Dan siapa yang memenuhi kita setiap hari? Aku" Tunjuk Dewi kepada dirinya sendiri " Aku yang memenuhi semuanya, seharusnya kamu sadar diri. Kalo kamu dan ibumu hanya benalu " Bentak Dewi yang langsung meninggalkan rumah.
Deg...