NovelToon NovelToon
Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:66.2k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

"Pergi kamu dari rumah" Usir Bianca, ibu tiri Sarah. Begitulah, Sarah terpaksa pergi dari rumah sendiri. Bukan hanya Bianca yang kejam, tetapi adik tiri Sarah pun selalu mengganggu hubungan percintaan Sarah dengan Rafi sang guru SMK di sekolah.

Di tengah perjalanan, Sarah bertemu dengan gadis tengil yang bernama Salma. Wajah Sarah dengan Salma mempunyai kemiripan 100 persen. Namun, jika Sarah wajahnya glowing, Salma berwajah kusam.

Rupanya, Salma pun kabur dari rumah lantaran menolak ketika dipaksa menikah dengan guru matematika yang bernama Haris. Salma lantas mempunyai ide gila, mengajak Sarah tukar tempat. Tukar tempat, itu artinya Sarah sudah siap menggantikan Salma menikah dengan Haris.

"Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku Ditukar Siswi Kembar. Bab 9

Rafi meraup wajahnya dengan satu tangan, melihat cara minum Salma main tenggak begitu saja. Padahal sudah dia sediakan gelas. Rafi menggigit jari, melirik Salma yang ngos-ngosan sambil menutup botol.

"Eemm... maaf, aku haus," Salma gugup, ketika mengangkat kepala. Ternyata Rafi tengah menatapnya datar. Ia letakkan botol yang tinggal setengah di atas meja.

Rafi ambil gelas lalu menuang air. Menatap Salma sekilas dalam hati berkata. Beginiloh cara minum yang benar. "Sejak kapan kamu minum ditenggak gitu Sarah?" Pertanyaan itu akhirnya muncul juga.

"Eemm... kan aku sudah minta maaf, Mas. Sebenarnya tidak biasa minum seperti itu sih. Tapi keburu haus," jawab Salma asal saja, padahal memang sudah kebiasaan. Salma lalu menunduk, menyembunyikan kebohongan di matanya, kala Rafi seperti mengawasi.

"Aku ke kamar mandi sebentar," pamit Rafi, tidak menjawab lagi alasan Salma. Rafi tahu jika Sarah kemarin memang selalu mengedepankan adap, tetapi sekarang tidak lagi.

Salma memandangi Rafi yang beranjak ke belakang, hingga menghilang di balik pintu kamar. "Ya Allah... mau sampai kapan seperti ini?" Salma merasa berat sekali menjalani peran menjadi Sarah. Salma pikir, menjadi Sarah, cukup menundukkan ibu tiri dan adik tiri. Tetapi Salma kini terjebak dengan permainan sendiri.

Salma kini sadar, menjadi Sarah, berarti harus merubah dirinya agar menjadi wanita lembut, pandai, dan memikat banyak pria. Sedangkan dirinya? Hanya wanita urakkan. Namun begitu, dia sudah terlanjur nyaman dengan dunia seperti itu.

Andai saja bukan karena perjodohan yang terburu-buru, mungkin saat ini akan tetap enjoy hidup bebas dengan tingkah polahnya sendiri, tidak harus menjadi diri orang lain.

"Kamu menunggu di sini ya, aku mau membeli makanan dulu," Rafi rupanya sudah keluar dari kamar mandi.

"Tidak Mas, aku sudah makan baso tadi di sekolah," tolak Salma memang benar.

Rafi pun duduk berhadapan dengan Salma. "Sar, sebaiknya kamu ikut bimbel yang di adakan sekolah," nasehat Rafi.

"Bimbel? Nggak mau!" Tegas Salma. Sebenarnya setumpul apapun besi, akan tajam jika diasah. Begitu juga sebodoh-bodohnya Salma, jika belajar tentu akan bisa. Tetapi kata belajar itu yang membuat Salma malas.

"Sarah... tapi sebentar lagi kamu ujian loh, kalau nilai kamu terus menerus merosot bisa-bisa kamu tidak lulus. Sarah..." Rafi menasehati hati-hati.

"Jadi... Mas Rafi mengajak aku kesini hanya disuruh belajar? Kalau begitu permisi," Salma ambil ransel yang dia letakkan di sofa samping tempat duduknya, kemudian menggendong. Tidak pamit lagi segera membuka pintu apartemen.

"Sarah... tunggu Sarah..." Cegah Rafi, tetapi Salma sudah menjauh meninggalkan apartemen.

"Aagghh... aku yang salah," Rafi membanting bokongnya di kursi, tanpa berniat mengejar Salma. Rafi merasa bersalah. Saat ini seharusnya bukan bersikap sebagai guru, karena bukan di sekolah, dan bisa memilah-milah. Dia lupa bahwa Sarah ke sini butuh ketenangan dari tekanan Rania dan ibunya. Bukan malah ditambah lagi dengan persoalan hitung-hitungan yang sulit.

"Maafkan aku Sarah..." Rafi ambil kunci motor lalu menuju kediaman Sarah.

***************

Dengan wajah marah, Salma rasanya ingin makan orang, jika memang itu patut. Tanganya mencengkram hadle pintu kuat-kuat, pintu pun akhirnya terbuka. Saking kencangnya hingga membentur tembok dan menimbulkan suara gubrak.

"Heh! Mulai berani kamu?!" Sinis Bianca, tiba-tiba sudah menghadang langkah Salma, dengan mimik wajah menakutkan.

Tetapi Salma bukan Sarah. Tentu justru mendelik gusar. "Jangan mancing-mancing." Salma tidak mau menimpali, karena takut dirinya hilap, memilih terus berjalan melewati Bianca.

"Ada apa Ma?" Rania pun muncul dari kamar. Menatap nyalang wajah Salma yang tengah menatapnya datar.

"Heh, loe kelayapan kemana? Pulang sampai sore begini?!" Bentak Rania kesal. Karena Rafi memilih memboncengkan Sarah bukan dirinya ketika pulang sekolah siang tadi.

"Apa urusan loe ngatur hidup gue? Mau pulang malam, atau pulang pagi. Mulai sekarang jangan pernah ikut campur lagi," Salma meluapkan emosi. Rasa kesal dengan Rafi belum hilang, tetapi ditambah duo racun membuatnya semakin naik darah.

"Tugas loe tuh banyak. Belum ada yang loe kerjakan," Perintah Rania, selayaknya bos kepada asisten.

"Tugas apa yang loe maksud? Mencuci dan menggosok baju kalian? Oh... No!" Salma tertawa meledek. Merasa lega sedikit bisa menumpahkan rasa kesalnya pada Rania.

"Diaaammm... kalian diam!" Bentak Bianca, menghentikan perdebatan.

"Saya sedang emosi sekarang, jika Tante tidak mau saya lawan juga, sebaiknya pelankan suara." Semarah-marah nya, Salma masih ada rasa hormat, karena Bianca orang tua.

Bianca terkejut dengan panggilan Salma, yakni tante. "Sudah berani kamu memanggil saya Tante?!" Bianca merasa tidak dihargai.

"Mulai sekarang... saya akan memanggil Anda, Tante. Kecuali... Tante sudah bisa merubah diri menjadi lebih baik. Baru akan menjadi ibu saya,"

Salma menumpahkan semua rasa, demi sakit hati Sarah. Dia yang justru mengendalikan peraturan di rumah itu. Agar Bianca maupun Rania, mencuci dan menggosok baju sendiri. Jika tidak, Salma mengancam akan telepon papa Aiman sambil menunjukkan handphone.

Semuanya mendadak diam. Jika sedang emosi begitu, Salma ingin makan yang banyak. Tidak merasa takut dengan tatapan mata Bianca, Salma ambil piring. Ia isi dengan nasi, lauk, dan kerupuk, hingga isi piring tersebut yang dominan.

Salma melengos pergi ke kamar sambil membawa piring. Meninggalkan Bianca yang tengah ngomel-ngomel karena makanannya Salma ambil. Jika Bianca bukan orang tua, Salma tentu sudah memaki-maki. Seburuk-buruk nya Salma tentu ada sisi baiknya.

Salma mengunci pintu, melempar tas ke semberang arah, kemudian duduk di lantai kamar. Kamar Sarah tentu berbeda dengan kamarnya yang ada sofa empuk. Tetapi di tempat ini hanya ada tempat tidur dan lemari.

Salma makan hingga tandas, kemudian meletakkan piring di pojokkan. Inilah cara Salma untuk menghilangkan stres. Biasanya jika perutnya kenyang akan tidur pulas.

Tingtung. Tingtung.

Ketika hendak tidur, Salma mendengar bel berbunyi. Segera dia turun dari tempat tidur menyibak gorden sedikit. Dari jendela kaca, Salma melihat tamu yang datang.

"Ihh... dia. Ngapain tuh guru datang ke sini," Gumamnya. Setelah menutup gorden, Salma naik ke tempat tidur kembali.

Di lantai bawah.

"Jadi... pak Rafi mau mencari Sarah?" Tanya Bianca ketika menyambut guru tampan tersebut.

"Iya Bu..." Rafi beralasan, jika kedatangannya ingin memberi les privat kepada Sarah.

"Tetapi Sarah sekarang sedang tidur Pak, anak itu pulang sekolah ngamuk-ngamuk. Rania tuh yang menjadi sasaran," Adu Bianca sok melankolis.

"Iya Pak Rafi, tadi juga Mama dibentak-bentak " Rania melebih-lebihkan. Lalu mengatakan bahwa Sarah sekarang semakin sulit di atur.

"Sebenarnya ada masalah apa dengan Sarah Bu? Kami semua para guru tahu, jika Sarah anaknya pandai. Tetapi saat ini nilainya merosot terus" Rafi mengatakan terjadi perubahaan yang signifikan dari perilaku Sarah dan yang lainnya.

"Saya juga bingung Pak. Sepertinya anak itu ada gangguan mental," Jawab Bianca asal. Rafi terkejut mendengarnya.

"Iya Pak, kami sudah telepon Papa, supaya Sarah dibawa ke rumah sakit jiwa," Rania menambahkan.

"Eheem..." Suara deheman, membuat semua menoleh pada wanita yang tengah menyeringai, di sertai tatapan tajam.

...~Bersambung~...

1
Kakak Shanuum
akhirnya buna muncul lagi...selalu semangat ya kak
Buna Seta: Cuuss karya baru kak
total 1 replies
Asih Asih
lho...lho kok sdh tamat
terimakasih kembali author
ditunggu karya selanjutnya
Buna Seta: Mampir yang baru kak
total 1 replies
Dewi Anggya
udah mampiir akuuuu😊
Buna Seta: Terimakasih
total 1 replies
Hana Roichati
lanjut kak sukses selalu 👍👍
Buna Seta: Mampir ya
total 1 replies
Eka elisa
nah.. loh. ko.. wess tamat tho mak... bru wingi bocone koyone mak..
Buna Seta: Kak aku sudah up tude karya baru, segera baca ya
Buna Seta: Aamiin
total 4 replies
Eka elisa
syukurlah lok mrasa trsindir brarti bnar kn.... kmu ibu bp egoiss..
Eka elisa
wah. autho syok tu bp ibu rafi ktika mliht ke akrabn kluarga salma... mreka akrab nya cumn marah"....aja.. 😁😁😁
Kakak Shanuum
seharusnya jangan calon menantu bu marini tapi menantu kesayangan...ya kok tamat buna.kan salma belum dilamar aa rafi
Buna Seta: Hahaha... kelamaan khawatir bosan kak
total 1 replies
Dewi Anggya
semangat selalu thooor semoga sukses selalu dlm karyanya 😘😘😘
Buna Seta: Aamiin... terimakasih. Semoga dirimu juga sehat selalu.
total 1 replies
Dewi Anggya
waaah barengan dtgnya sm emak songong nihhhh🤭
Buna Seta: Kwek kwek kwek
Aditya HP/bunda lia: banguninnya di guyur pake air satu tong yah atau masukin ajah ke dalem tongnya ... 😂😂😂
total 5 replies
Dewi Anggya
ikut senang aja klo Bianca udh sadar... tggal nunggu emaknya si raffi 🤭moga aja gk buat keributan 🤭
Eka elisa
mng... salma di luar negri tah.. mak...?
Buna Seta: Keinginan Bayu sama Beining kek nya, tapi sudah aku revisi
total 1 replies
Eka elisa
kn baron byk uang kaya rasa skarang mknya mau rujuk kmbali... 😁😁😁😁😁lok gk kaya mah mna mau... dia.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Sneer/
Buna Seta: Positif thinking heee 🤣🤣🤣
total 1 replies
Eka elisa
knpa komplen rafi ma salma tau nya kau nikh ma bp rafi juga beda jauh... kan... 😁😁😁😁malu... tu mknya lngsung trik slimut.. bobo.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Buna Seta
Maafkan reader, bab ini aku nulis banyak typo dan acak-acakkan. Maklum, hari ini kurang enak badan, tetapi aku nggak mau kalian kecewa. Makanya aku paksakan menulis tetapi hasilnya nggak sesuai 😭
Inay
jakarta kali, riau jg masih Indonesia, othor nya perlu aqua 😅
Buna Seta: Oh iya, kenapa ane jadi oleng? Terimakasih kereksinya kak, otw revisi. 🤣
total 1 replies
Eka elisa
mknya lok nilai orang jgn dri luar nya bu... gilirn tau asli nya malu kn.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
Buna Seta: Benar benar
total 1 replies
Eka elisa
kn skrang slma byk yg pratiin gk kyk kmrin amburadol... se enak jidat nya mo ngapain aja kn..
Dewi Anggya
jd pengen tau mpe dmn songongnya si emaknya raffi.... 🤭🤭✌
Buna Seta: Benar kak
total 1 replies
Lee
astaga sllu ngakak klakuan Salma ya Allah 🤣🤣
iklan mendarat y kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!