Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Wanita berpakaian ungu itu pun berjalan mendekati Adelia dengan wajah yang tampak sangat angkuh. Menatap Adelia dari atas ke bawah, menilai tubuh Adelia.
Memang Adelia hanya memakai baju hijau lumut dengan rambut yang di gerai dan satu buah jepit rambut untuk menahan poninya, penampilannya sama seperti kemarin tanpa hiasan.
Tapi di zaman kuno orang orang rata rata selalu memakai make up karena takut kalah saing dengan selir suaminya.
"Aku tak menyangka Jendral Agra yang begitu luar biasa mendapatkan seorang istri yang seperti ini, lihatlah bahkan dia tidak menyanggul rambutnya, bahkan gadis desa saja menyanggul rambutnya sedangkan kamu..." Ucap wanita itu sengaja menggantung ucapannya agar Adelia semakin terlihat buruk.
Adelia masih menatap ke wajah cantik wanita itu dengan sumpah serapah di dalam otaknya.
'Jendral memang memiliki keberuntungan yang banyak, bahkan putri kaisar pun menyukai si bajingan itu, tapi keberuntungannya membuat sial diriku, bukankah itu berarti makin banyak musuhku karena menjadi istri jendral sialan itu?'rutuk batin Adelia.
"Kenapa kau tidak berbicara? apakah kamu juga bisa?" ucap wanita itu dengan nada angkuh.
"Salam kepada putri kekaisaran." Bukannya membalas ucapan sang putri tadi ia malah memberi salam wujud dari kesopanan.
Hal yang dilakukan oleh Adelia seperti memberi tamparan kepada Sang putri karena ia belum memberi salam kepada Adelia yang sekarang menjadi istri Sah jendral yang merupakan pamannya.
Dalam etiket kekaisaran mungkin tingkat putri lebih tinggi dari istri Jendral, tapi masalahnya Jendral juga merupakan sepupu ayahnya dan berarti Jendral adalah paman putri dan seharusnya dialah yang memberi salam.
Adelia hanya tau garis besarnya saja tapi dia tidak tau apa hubungan Jendral dengan putri ini.
"Bukankah kamu harus memberi salam pada bibi mu Putri Aurora?" Tiba tiba suara maskulin dari arah luar ruang makan itu pun terdengar.
'Untuk makan saja banyak kali drama manusia ini,'batin Adelia tanpa sadar memutar bola matanya malas.
Wajah putri Aurora tampan memerah dengan bibir yang di gigit melampiaskan amarahnya. Ia adalah putri bungsu Kaisar dan selama ini ia sudah memendam rasa kepada Jendral Agra tapi tidak pernah di gubris sedikitpun oleh Jendral.
Ayahnya, Sang kaisar pernah meminta Jendral Agra untuk menikah dengan Putri Aurora tapi hal itu ditolak oleh Jendral secara langsung dan untungnya itu adalah pembicaraan pribadi dan tidak ada masyarakat yang tau tapi rata rata pejabat kekaisaran tau hal itu.
Melihat Jendral memiliki Istri Sah membuat Putri Aurora sangatlah marah, bahkan dia tidak keluar selama seminggu dari kediamannya dan entah apa yang di pikirkan putri bungsu Kaisar itu datang ke Istana Jendral hari ini.
"Salam kepada Bibi kekaisaran." Dengan wajah memerah Putri Aurora mengucapkan salam tapi dia tidak membungkuk sedikitpun.
"Salam kepada Jendral," ucap ke empat wanita itu kepada Jendral Agra.
Jendral Agra sudah berdiri di samping Adelia, tangan Jendral terangkat mengelus rambut Adeliaa dan dia sedikit menyisirnya kebelakang dengan jari.
"Aku sangat suka melihat rambut Istri tergerai seperti ini dan jangan pernah rambutmu tergerai di luar Istana jendral, cukup disini saja." Ucapan Jendral tidak besar atau pun kecil tapi bisa di dengar oleh semua orang yang ada di ruangan itu.
Ucapan Jendral Agra memiliki maksud membalas perkataan Putri Aurora tapi dengan makna tersirat dan sebagai putri yang besar di istana, ia tentulah paham maksud Jendral.
"Kesenangan suami adalah yang utama." ucap Adelia mendongak menatap Jendral Agra yang lebih tinggi darinya tak lupa sebuah senyuman lembut.
Jendral Agra tidak bisa untuk tidak tertawa mendengarnya, Istri Jendral memang adalah sesuatu.
'Dia menggunakan kata kata ku untuk membalasku.'
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote
salam hangat dari author