Jihan tidak menyangka jika penantian serta kesetiaan nya selama 4 tahun ini untuk sang kekasih hati harus kandas lantaran calon suami nya itu ketahuan berselingkuh di belakang nya dengan wanita lain dan perselingkuhan ini adalah untuk yang ke sekian kali nya sehingga membuat Jihan sangat kecewa lalu memutuskan hubungan mereka saat itu juga.
Jihan menuju ke kantor sang Ayah dengan wajah sembab nya. hingga dia memutuskan untuk menceritakan masalah nya kepada kedua orang tua nya dan melalui mereka lah Jihan bisa bertemu dengan seorang pria gagah tinggi dan juga bertanggung jawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Malam yang di nanti kan pun akhirnya tiba juga.selesai berdandan Jihan sengaja memilih duduk di balkon kamarnya sambil menatap indah nya kerlap-kerlip bintang yang bertebaran menghiasi langit.Jihan sedikit meremang ketika merasakan hembusan angin yang menyentuh kulit mulus nya yang terbuka.karena saat ini Jihan sudah memakai gaun indah yang begitu pas di badan nya dan sangat kontras sekali dengan warna kulit putih bersih nya.
" Kak udah di tungguin Bunda di bawah." ucap Jevin yang sengaja masuk ke kamar sang Kakak yang sejak tadi tidak kunjung turun menemui keluarga nya.
Jihan yang sedang asyik melamun tak menggubris ucapan Jevin.entah apa yang dia pikirkan sekarang sampai tidak menyadari ada sang adik yang sudah duduk sambil menatap wajah nya dengan bingung.
" Kak..." panggil Jevin lagi lalu menggoyang kan lima jari nya di depan wajah Jihan.namun sayang nya wanita cantik ini masih tidak memberi kan respon apapun sehingga membuat Jevin kesal lalu berteriak sekuat tenaga di dekat telinga Jihan.
" Kakakkkkkk." teriakan Jevin sukses membuat Jihan terlonjak kaget dan nyaris saja jatuh jika tidak ditahan dengan cepat oleh Jevin.
" Kamu kenapa teriak kayak begitu sih? Kamu pikir Kakak ini budeg atau apa?" Jihan tampak kesal dengan sikap adik nya yang menurut nya kali ini sangat keterlaluan dalam bercanda.
" Lah malah marah nih orang.Aku tuh udah manggil Kakak sebanyak 50 kali sejak mulai dari pintu masuk ke kamar ini.udah duduk di sini aja Kakak nggak denger kalau di panggil dengan suara pelan.ya jalan terakhir nya harus pakai teriak kan maut lah." jawab Jevin dengan wajah menahan tawa yang ingin meledak.
" Beneran begitu? Terus Kamu ngapain nyari Kakak ke sini?" tanya Jihan seperti orang yang sedang linglung.
Jevin kembali menghela nafas panjang nya sebelum menjawab pertanyaan tidak masuk akal yang keluar dari mulut sang Kakak.biasa nya Jihan selalu unggul dalam bidang apapun dari Jevin tapi kali nampak nya kepintaran Jihan sudah mulai kendor sejak putus cinta dari mantan kekasih nya itu.
" Aku kesini tuh mau manggil Kakak untuk turun ke bawah.tamu nya udah datang dan kita sudah di tunggu sejak tadi sama Bunda.puas!" Jevin sengaja berbicara dengan nada yang di tekan agar Kakak nya bisa sadar dan tidak lagi menghabis kan waktu untuk berdiam diri di sini.
" Kenapa Kamu nggak ngomong dari tadi sih Vin? Ini malah ikut duduk di samping Kakak.malu kan kalau mereka harus menunggu lama." Jihan berdiri dari kursi nya dan tidak lupa juga membenarkan gaun serta tatanan rambut yang menurut nya sudah begitu perfect sekali.
" Kenapa Aku lagi yang kena imbas nya? Harus nya tuh ya Aku yang nanya seperti itu kepada Kakak.ngapain Kakak duduk melamun di sini? Mau cari penyakit? Atau karena ingat sama mantan kekasih Kakak itu?" Jevin berjalan terlebih dahulu masuk ke dalam kamar sang Kakak.lalu membuka kan pintu agar mereka berdua bisa turun ke lantai bawah sebelum sang Bunda sendiri yang datang menjemput mereka kesini karena di anggap terlalu lama.
" Udah jangan banyak pertanyaan Kamu,bantu Kakak turun ke bawah." Jihan menggandeng lengan sang adik menuruni satu persatu anak tangga.seberapa sering pun mereka berdebat tetap saja kedua nya memiliki ikatan persaudaraan yang begitu kuat.
" Selamat malam." ucap Jevin begitu kedua nya sudah sampai di depan keluarga.sedangkan Jihan hanya bisa mengulas senyum di wajah cantik nya sambil mencuri pandang ke arah Erlan yang ternyata juga sedang menatap ke arah nya.
" Cantik banget Jihan malam ini." batin Erlan tak bisa berhenti mengagumi kecantikan calon istri nya.
Pak Bambang yang melihat tingkah putra nya itu langsung berdehem pelan dengan wajah mengejek nya kepada Erlan.
" Sudah nanti lagi di lihat nya.Jihan nya nggak akan kabur kemana kok." ledek Pak Bambang membuat Erlan jadi salah tingkah.
Semua tatapan mata kagum mengarah langsung kepada Jihan yang memang sudah terlahir sangat cantik.apalagi saat ini dia sudah mengenakan riasan tipis-tipis sehingga membuat kecantikan nya semakin bertambah sepuluh kali lipat dari sebelumnya.di kursi ujung sana sudah hadir juga Oma dan Opa nya yang memang sengaja di jemput dari Bogor dan akan menginap di sini sampai pesta pernikahan selesai dilaksanakan.
Jihan sengaja masih menyimpan rapat acara lamaran ini dari ketiga sahabat nya.rencana nya dia akan menceritakan semuanya jika nanti sudah mendekati hari pernikahan saja.
" Nah ,Ini Jihan nya sudah datang.kenapa lama sekali sih sayang?" tanya Bunda Nilam lalu menepuk kursi kosong agar Jihan segera duduk di sana.
" Hallo Jihan." sapa seorang wanita cantik yang sebaya dengan sang Bunda nya.membuat Jihan menatap ke arah wanita tersebut sambil tersenyum manis.
" Tante Rossi." Panggil Jihan dengan suara lirih nya.
" Iya sayang." jawab Bu Rossi ikut tersenyum hangat.
"Calon mantu mu titisan bidadari ya Ros." celetuk Nenek dari Erlan yang membuat semua orang tertawa mendengar nya.sementara Jihan semakin canggung di buat nya.sedangkan Erlan semakin betah menatap wajah Jihan yang dia akui fisik nya memang sangat sempurna dan bisa membuat diri nya menjadi nyaman seperti ini.
" Titisan Nilam dong Bu! Kan Jihan anak Nilam."ucap Bunda Nilam sambil tertawa kecil.
" Sangat pandai sekali kalian bercocok tanam sampai menghasilkan calon menantu yang sempurna begini.Aku pastikan Erlan tidak akan betah lama-lama berada di luar rumah." sambung Nenek Ami yang merupakan ibu dari Papa Erlan.
Sebelum Jihan turun ke lantai bawah.Pak Arlis dan juga Bunda Nilam sudah membicarakan tentang keseriusan Erlan dalam melamar putri mereka.sebagai orang tua dari Jihan.tentu nya mereka tidak ingin melihat hidup Jihan menderita karena tidak di cintai oleh suami nya sendiri.namun semua nya sudah terjawab tuntas dengan pengakuan Erlan yang ternyata memang sudah terlanjur menaruh rasa kepada Jihan.dalam kesempatan ini juga Erlan membicarakan masalah pengunduran diri nya dari perusahaan Pamungkas Group dan akan menggantikan posisi sang Ayah di perusahaan milik keluarga mereka.Pak Arlis yang sudah mengetahui semu nya hanya meminta waktu seminggu agar Erlan mau membantu dia mengajar kan calon pengganti nya sampai Soni benar-benar mengerti tanpa mengalami kendala lagi.Erlan tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan permintaan sang calon mertua nya tersebut.karena menurut nya ini semua sudah menjadi tugas dan tanggung jawab nya sebagai senior di perusahaan tersebut.
" Oke kita mulai sekarang ya." ucap Pak Bambang membuka suara membuat Jihan yang menunduk kan kepala akhirnya menengadah kan kepala nya ke atas mengikuti acara yang akan segera di mulai.
" Pak Arlis dan juga Bu Nilam, maksud dari kedatangan kami ke kediaman Bapak adalah untuk melamar putri Bapak, Jihan Almahira Pamungkas untuk menjadi istri dari putra tunggal Saya Erlangga Ghafi Brahmana dan Saya sangat berharap lamaran ini di terima." ucap Pak Bambang dengan tegas.
" Bismillahirrohmanirrohim,Saya sebagai Ayah kandung dari Jihan sangat berterima kasih atas niat baik Bapak melamar putri Saya.dan Saya dengan senang hati menerima lamaran anak Bapak Erlangga untuk menjadi kan putri Saya sebagai istri nya."balas Pak Arlis tersenyum.
" Alhamdulillah." ucap semua nya secara bersamaan.
Bu Rossi langsung maju ke depan mengalungkan sebuah kalung cantik di leher Jihan.dan selanjutnya berpindah memasang kan Cincin di jari manis Jihan.
Di tambah dengan beberapa orang yang berseragam biru membawakan seserahan berupa baju,tas dan barang mewah lain nya.
" Cantik sekali menantu ku ini." ucap Bu Rossi memeluk Jihan.
" Nanti kalau Erlan menyakiti perasaan Kamu.jangan sungkan untuk mengadu kepada Mama ya sayang.kalian harus hidup bahagia selama nya."ucap Bu Rossi menangkup kedua pipi Jihan membuat Jihan berkaca-kaca mendengar nya.
"Iya Tante.terimakasih banyak untuk semua nya." balas Jihan dengan suara serak.
" Jangan panggil Tante lagi dong sayang.mulai sekarang Kamu juga anak Mama dan wajib memanggil Mama." ucap Bu Rossi begitu lembut kepada menantunya itu.
Jihan hanya mengangguk kan kepala dan kembali membalas pelukan Bu Rossi yang seperti nya tidak ingin lagi berjauhan dari menantu nya ini.
Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 😍🥰🥰
romantis banget sih massssss😁😁😁😁