NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:641.4k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Ketakwaan dan kebaikan akhlak Zidan membuat Sabrina jatuh cinta kepadanya. Terlebih lagi dia berhutang nyawa kepada pemuda desa itu. Demi menikah dengan Zidan, Sabrina rela menukar dengan dicoret dari daftar nama keluarganya yang kaya raya.

Sifat dan tingkah laku Sabrina yang polos, jujur, dan aneh bin ajaib perlahan membuat Zidan jatuh hati kepadanya. Konsekuensi menikah dengan Sabrina, Zidan dipecat dari kantor perusahaan Jaya Grup milik keluarga Sabrina. Zidan pun pulang ke kampung membawa Sabrina.

Bu Maryam yang benci wanita kota memandang rendah Sabrina, terlebih sang menantu tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Belum lagi Sabrina sering salah mengartikan ucapannya, membuat wanita paruh baya itu sering emosi.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Siapa yang sakit, Neng?" tanya Bang Ojol.

Untuk memberi kesan akrab bang ojek itu mengajak bicara Sabrina. Laki-laki paruh baya itu melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

"Bapak mertua sama istrinya, Pak," jawab Sabrina.

"Oh, bapak mertuanya punya istri lagi?" tanya Bang Ojol itu lagi.

"Iya, Pak. Sudah jodohnya mereka," jawab Sabrina. "Walau hasil tidak benar karena diawali perselingkuhan," lanjut ucapannya di dalam hati.

"Kalau sudah jodohnya seperti itu, kita bisa apa. Benar nggak, Neng?" 

Sabrina hanya tertawa. Walau Bang Ojol itu baik, tetapi tidak suka kalau urusan pribadi dikorek-korek.

Terdengar suara knalpot dari banyak motor. Hal itu memancing rasa penasaran Sabrina. Dia pun menoleh, menduga mereka itu para pemuda yang sedang melakukan balapan liar.

"Neng, kita menepi dulu, ya? Bahaya kalau berbarengan sama mereka," kata pria paruh baya itu.

"Boleh, Pak. Cari tempat yang banyak orang, ya!" balas Sabrina.

"Oke, Neng!"

Bang Ojol yang takut kenapa-kenapa memutuskan untuk membelokkan motornya ke sebuah minimarket yang ada di dekat sana. Begitu sampai di parkiran ternyata para pemuda itu juga ikut parkir di sana.

Mata Sabrina dan Bang Ojol terbelalak dan mulut menganga. Keduanya tidak menyangka kalau mereka adalah gerombolan gerombolan geng motor yang akan menjarah minimarket.

Mereka berteriak sambil mengacungkan senjata tajam ke orang-orang yang mereka temui. Termasuk Sabrina dan bang ojol.

"Berikan uang dan hp kalian!" bentak pemuda itu sambil mengacungkan samurai pendek ke arah Sabrina.

Tanpa di duga, Sabrina menarik tangan pemuda itu yang memegang senjata. Lalu, dia pelintir ke belakang sampai senjatanya jatuh, dan bagian belakang lutut di tendang. Dalam sekejap pemuda itu jatuh berlutut sambil berteriak kencang.

"Enak saja mau ambil dompet punya aku. Suamiku capek-capek kerja dari subuh sampai asar. Lalu, sekarang kamu maksa aku kasih? Kalau mau duit kerja!" Sabrina menggeplak keras kepala pemuda itu saking marahnya.

"Tolong! Tolong!" teriak pemuda itu kepada teman-teman yang sedang melakukan aksi di dalam mini market.

Bang Ojol juga rupanya bisa silat. Dia berhasil menjatuhkan dua orang, meski kena sabetan di lengan atasnya.

Para pemuda lainnya yang sedang mengintimidasi beberapa orang pengunjung minimarket, mengalihkan perhatiannya. Mereka berlarian ke luar karena melihat ketiga temannya sudah tepat di tangan Sabrina dan Bang Ojol.

"Wah, si Neng ternyata jago gelud!" Bang Ojol terlihat kagum.

"Aku bisa taekwondo, karate, kendo, dan kempo," balas Sabrina dengan penuh bangga.

"Hebat!"

Bang Ojol sampai menganga karena tidak percaya jika melihat wujud Sabrina yang cara bicara dan kelakuannya seperti nona muda yang manja dan selalu mengandalkan orang lain.

"Berani-beraninya kalian melawan kami!" teriak salah seorang pemuda berwajah garang dan berambut gondrong. Sebuah celurit di tangan kanan dan pedang pendek di  tangan kiri.

Kini Sabrina dan Bang Ojol di kepung oleh geng motor yang bersenjata. Istri Zidan itu terlihat kesal dan marah.

"Heh, banci! Kalau berani satu lawan satu dan jangan pakai senjata. Kalau mau sparing harus sprotif, dong!" teriak Sabrina sambil bertolak pinggang.

Wajah para geng motor dan bang ojol yang semula serius dan garang, mendadak berubah menjadi ekspresi blo'on. Lalu, saling beradu pandang satu sama lain.

"Kita, kan, sedang merampok bukan lagi pertandingan beladiri?" ucap salah seorang pemuda kepada temannya.

"Ho'oh!"

"Neng, mereka itu lagi melakukan be'gal, bukan mengajak Sparing," bisik Bang Ojol.

"Ya, biar adil, dong, bang! Mereka main keroyokan dan pakai senjata. Apa tidak malu melawan dua orang yang tidak memakai senjata."

Bang ojol menepuk jidatnya. Ingin nangis rasanya karena Sabrina tidak sadar keadaan mereka saat ini.

"Di mana ada perampok yang ngajak bertarung secara adil dengan target mangsa yang akan jadi korbannya," ujar Bang Ojol yang mulai frustrasi. 

Mungkin lawan dua atau tiga orang tanpa senjata bang ojol bisa. Namun, sekarang mereka dikelilingi oleh belasan orang yang memegang senjata tajam.

"Kalau mereka berkelahi memakai senjata sedangkan aku tidak, bisa-bisa aku mati!" balas Sabrina dengan rengekan. 

"Aku tidak mau! Aku masih ingin hidup bersama Bang Zidan dan punya anak dengannya. Aku juga belum berhasil jadi Mak Comblang untuk mamah mertua dengan Pak Radit. Pokoknya aku tidak boleh mati. Titik!" lanjut menantunya Bu Maryam itu dengan suara lantang.

Makin menganga mulut anggota geng motor itu. Mereka tidak tahu manusia tipe apa yang sedang mereka hadapi.

"Neng, kalau berhadapan dengan geng motor sekaligus tukang begal, resikonya mati. Kalau kita tidak mau mati, ya, buat mereka mati," ucap Bang Ojol dengan lirih.

"Apa? Jahat banget. Pokoknya aku tidak mau mati dan tidak mau membuat orang lain mati," ujar Sabrina dengan mata berkaca-kaca siap menangis.

Sabrina bingung sekarang. Dia tidak mau mati, tapi juga tidak mau membunuh.

"Aaaaa ... kalian kenapa jadi orang jahat!"

"Jangan banyak ba'cot!" bentak si gondrong. "Ayo, kita bereskan!"

Semua anggota geng motor itu menyerang Sabrina dan Bang Ojol. Tentu saja keduanya melakukan perlawanan.

 Sabrina memiliki postur tubuh tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Dia memiliki kaki jenjang yang panjang, sehingga memudahkan ketika melakukan tentangan mau sama lawannya.

"Awwww, telurku pecah!" Orang itu langsung guling-guling di aspal setelah Sabrina menendang selang'kangannya.

"Telur?" Sabrina merasa tidak menendang telur. Dalam pikiran dia telur ayam yang sering dimasak. "Jangan bohong kamu! Aku tidak pecahin telor kamu. Mana buktinya?"

Melihat temannya terkapar seorang pemuda berambut warna-warni kayak model iklan deterjen "DAIA" menyerang Sabrina dengan mengayunkan senjatanya. Wanita itu melakukan gerakan tendangan memutar sehingga lawan terlempar ke samping dan mengenai temannya sendiri. Senjatanya juga sampai ikut terlepas.

"Jangan remehkan seorang Sabrina, menantu kesayangan Mamah Maryam! Karena aku adalah wanita kuat dan tangguh. Ha-ha-ha!" ucapan Sabrina dengan sombong.

Kali ini Sabrina menendang tangan orang yang akan menyerang dengan celurit. Senjata itu terlempar, lalu mengenai paha kawannya sendiri. Istri Zidan itu menarik dua kepala lawannya di sisi kiri dan kanan, lalu saling dibenturkan dengan keras. Keduanya pun pingsan.

Sementara itu di rumah sakit, Zidan merasa cemas karena titik keberadaan Sabrina masih ada di minimarket. Awalnya dia mengira sang istri mau jajan cemilan. Namun, sudah hampir 15 menit masih saja di sana. Dia cemburu kalau istrinya terlalu lama dengan laki-laki lain.

"Ya Allah, lindungi dan jagalah istri hamba. Jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk kepadanya," batin Zidan berdoa.

Zidan lalu menghubungi Sabrina melalui telepon. Dia mondar-mandir karena panggilannya tidak langsung diangkat. Biasanya sang istri sangat cepat merespon setiap kali dia melakukan panggilan atau mengirim pesan.

"Assalamualaikum, Kang. Ada apa?" tanya Sabrina dengan napas ngos-ngosan.

"Neng, kenapa napas kamu ngos-ngosan begitu?" tanya Zidan curiga. Pikirannya sudah tidak menentu.

"Aku lagi berkelahi dengan preman, Kang. Eh, begal apa geng motor, ya?" jawab Sabrina diiringi suara teriakan orang kesakitan. "Aku lupa namanya apa. Itu, loh, yang suka bawa senjata tajam, lalu datang ke minimarket buat ngerampok."

"Apa?" Zidan terkejut setengah mati mendengar istrinya sedang berhadapan dengan penjahat.

"Aaaaaa, telurku pecah!" Terdengar suara jeritan kesakitan di seberang sana

"Dari tadi kalian terus bilang telur pecah-telur pecah! Memangnya kalian bawa-bawa telur." Suara lantang Sabrina terdengar jelas dari panggilan telepon.

"Neng–"

"Kang, bentar aku mau bereskan dulu lawan ku masih ada tiga orang lagi," potong Sabrina dan di detik itu juga terdengar suara jeritan dari beberapa orang.

"Mati burungku ...!"

"Sabrinaaaaaaa!" Zidan shock sampai rasanya nyawa di melayang sebagian.

***

1
Anonymous
ini cerita nya gimana ya… bikin yg baca bingung… katanya Zidan buka warung tp kok. malah Sabrina disuruh belanja ke warung wa Eneng… aneh kan ? 🤦🏻‍♀️
🌸Santi Suki🌸: Zidan buka toko grosir kebutuhan pokok. Jaraknya agak jauh dari rumah. Kalau warung Wa Eneng itu dekat rumah lokasinya.
total 1 replies
fitriani
suka bgt sama cerita novel ini... ceritanya ringan gak banyak drama2 yg bikin sakit kepala tapi rasa kekeluargaannya kental bgt banyak pelajaran yg bisa diambil... intinya ceritanya keren bgt👍👍👍👍👍terima kasih kak othor dan sukses selalu kak
🌸Santi Suki🌸: aamiin 🤲
sama-sama, Kak. Terima kasih sudah baca karya aku
total 1 replies
fitriani
mampussss kau jenia lhtlah sebentar lagi pasti karir lo di RS itu akan tamat
fitriani
itu mulut julid itu rasanya pgn aku raup trz aku remes..... gak selamanya anak gak suka nasi itu masa depannya suram y kesannya kyk anaknya paling ok aja....
fitriani
lupa pengaman🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
wkwkkwwkwkwk bukan sabrina namanya kl gak ada aja ide randomnya🤣🤣🤣🤣
fitriani
sabrinaaaaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
hadeh pak yadi kamu tuh berharap apa sih pak??? berharap kl bu maryam masih menangisi cintanya k kamu??? berharap bu maryam mau minta rujuk??? berharap kl bu maryam ngemis2 perhatian kamu??? hadeh pak jgn banyak berharap aneh2 deh krn semua itu gak akan pernah terjadi krn bu maryam skr udah hidup bahagia jauh meninggalkan masa lalu yg menyakitkan.... apalagi sebentar lagi akan nikah sama om erick yg adalah duda kaya raya
fitriani
wkwkkwkwkwk somplaknya sabrina udah nurun k bu maryam🤣🤣🤣🤣saking gugupnya pake kerudungnya kebalik😄😄😄😄😄
fitriani
astaga sabrina bnr2 y jodohin mama mertuanya d pesta pernikahan dy dan lgsg d depan org nya gak pake basa basi🤭🤭🤭🤭
fitriani
amit amit sama si yadi dan niken ini gak ada urat malu nya sama sekali... ada aja cara dy manfaatin zidan... zidan juga oon mau aja....
fitriani
yaaahhhhhh pasangan peak datang oasti rungkad nih kl ada mereka berdua
Jeje kwok 12🌹
ya Allah jaqa lah perutku dari ketawa karna ulah sabrina🤣
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Jeje kwok 12🌹
ih kenapa baru nemu setelah sekian purnama merah atau blood moon🤣 sumpah lucu habis sampe bengek aku ketawa
Jeje kwok 12🌹: kk nama aku Santi tapi jgn ada suki nya dong ya ampun tereliminasi nantinya🤣✌️
total 2 replies
fitriani
astaga sabrinaaaaaaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
wkwkkwwkwkkw sa ae sabrina jwb nya.... lu doanx sabrina yg berani ngatain mertua kurang se ons🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
hadeh si yadi gak ada otaknya x y... kyk gak punya dosa dy ujug ujug mau tinggal drmh itu lagi
fitriani
wkwkkwkwkwkk kadang kelakuan sabrina ini kyk bo ah umur 5 tahun tapi kl datang warasnya balas omongan tetangga yg julid pas bgt... ngena bgt🤭🤭🤭🤭
fitriani
sabrinaaaaaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣bisa gak gak bikin aku ngakak🤭🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
buset si sabrina otaknya ternyata jalan juga🤣🤣🤣🤣🤣🤣jadi bisa bawa perhiasan sama uang tunai banyak dy.... romannya udah siap bgt bwt di usir🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!