Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Di desa tuan Mardi dan sari istri pertamanya dan Elsa istri ketiganya sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit kota untuk memeriksakan kandungan Elsa lebih akuratnya, mereka berangkat menggunakan mobil, tuan Mardi ingin memastikan apa yang di katakan Elsa apa benar atau tidak tentang anak yang di kandung oleh Elsa adalah anaknya, akhirnya setelah 3 jam perjalanan mereka sampai juga di rumah sakit tersebut, sari langsung mendaftar ke dokter spesialis kandungan, setelah mendaftar mereka di suruh untuk menunggu panggilan sesuai daftar antrian, akhirnya setelah beberapa waktu menunggu, Elsa pun dipanggil ke ruangan dokter.
"atas nama ibu Elsa" ucap perawat.
"ya saya sus" jawab Elsa sambil berdiri, diikuti oleh tuan Mardi di belakangnya,
"silahkan masuk Bu" ucap perawat tersebut.
kemudian Elsa masuk bersama juragan Mardi ke dalam ruangan pemeriksaan.
"silahkan duduk bapak ibu" ucap dokter ramah.
"bersama ibu Elsa benar?" tanya dokter
"iya dok benar" jawab Elsa.
"iya gimana Bu? Apa keluhannya?" tanya dokter lagi.
"gini dok, kan akhir akhir ini saya tuh sering merasa pusing dan mual, setelah saya periksa ke dokter umum, katanya saya lagi hamil dok" ucap Elsa menjelaskan pada dokter.
"baik, sekarang saya periksa dulu, silahkan ibu berbaring di tempat tidur" ucap dokter mempersilahkan.
kemudian Elsa naik ke tempat tidur dan berbaring disana, dokter mulai memeriksanya dan mengoleskan jel di perut Elsa.
"maaf ya Bu ya, untuk memastikannya saya akan lakukan USG," ucap dokter sambil mengarahkan alat USG di perut Elsa,
"tuh Bu Alhamdulillah memang ibu sedang hamil, itu titik kecil tersebut adalah calon anak ibu, sekarang kandungannya sudah memasuki usia 10 Minggu Bu" ucap dokter tersebut sambil menunjuk layar monitor USG,
"ya sudah Bu, ibu boleh bangun" ucap dokter lagi.
Setelah memeriksa Elsa dokter itu pun duduk kembali di kursinya, Elsa pun ikut duduk di tempat semula, jangan ditanya dengan juragan Mardi, mukanya merah padam menahan amarah.
"dok apa dokter ga salah diagnosa? istri saya ga mungkin hamil dok, karena saya sudah di vonis mandul sejak dua puluh tahun lalu dok" ucap juragan Mardi.
dokter agak kaget mendengar berita tersebut, dan awalnya dokter mengira juragan Mardi adalah ayah nya Elsa, ternyata ia suaminya.
"maaf pak, saya tidak mungkin salah, alat USG kami sangat akurat, dan dapat di pertanggung jawaban, dan lagi mungkin keajaiban tuhan mungkin bapak sembuh dari penyakit bapak, untuk lebih jelasnya bapak bisa mengecek lagi kesehatan bapak di laboratorium atau bapak bisa tes DNA mungkin" ucap dokter tersebut panjang lebar.
" baik dok kalau begitu saya mau tes DNA saja" jawab tuan Mardi mantap.
"tes DNA bisa di lakukan setelah kandungan diatas 7 bulan pak, dan itu juga sangat beresiko, sebaiknya bapak bisa melakukan tes DNA setelah anak ini lahir pak" ujar dokter lagi.
"apa ga bisa sekarang?" tanya juragan Mardi.
"maaf ga bisa pak" jawab dokter sambil tersenyum.
"ada yang di tanyakan lagi ibu, bapak,? Tanya dokter lagi.
"tidak dok" jawab elsa
"Bu Elsa saya kasih resep obat dan vitamin untuk mengurangi mual dan pusingnya yah, nanti silahkan ambil obatnya di apotik," ucap dokter lagi sambil memberikan selembar resep obat.
"makasih dok" jawab Elsa sambil beranjak dari duduknya, dan juragan Mardi pun mengikutinya.
"sari tebus resepnya" ucap juragan mardi kepada sari, kemudian sari mengambil resep obat dari tangan Elsa. Setelah mengambil obat dan membayar administrasi mereka pulang menuju rumah, tapi di tengah jalan juragan Mardi mengajak dulu istri istrinya untuk makan di restoran.
"gimana mas hasilnya?" tanya sari di sela sela makannya bertanya pada suaminya.
"dia memang hamil, tak tahu anak siapa" ucap juragan Mardi sambil melirik Elsa dengan agak kesal.
"ya tentu saja anak kamu mas" jawab Elsa Keukeh,
"tunggu aja tar hasil tes DNA nya" ucap juragan Mardi lagi.
"kapan mas tes nya?" tanya sari.
"tar kalau anaknya sudah lahir" jawab juragan Mardi.
setelah mereka menyelesaikan makannya, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumahnya di desa.
sementara itu di kediaman keluarga Wijaya, Arjun hari ini memutuskan untuk tidak datang ke kantor, ia ingin menghabiskan waktunya bersama anaknya Shaka, dan Nurul tentunya.
saat Shaka sedang sarapan bersamaku, tuan Arjun menghampirinya ke meja makan dengan pakaian rumahannya, dia hanya menggunakan kaos dan celana pendek.
"papi ga ke kantor?" tanya shaka
"ga, hari ini papi libur" kata tuan arjun pada anaknya,
"kalau gitu papi bisa anterin aku sekolah dong" tanya Shaka lagi.
"bisa" ucap tuan Arjun.
"asyik" ucap Shaka kegirangan,
"di tungguin papi dong" lanjutnya lagi
"Shaka kan udah gede, masa sekolahnya masih di tungguin." ucap tuan Arjun.
"ya udah kalau papi ga mau nungguin" ucap Shaka.
"bukan ga mau sayang, tapi kan Shaka sekarang dah gede, masa sekolahnya mau terus aja di tungguin, sampai kapan?" ucap tuan Arjun lagi sambil memakan sarapannya.
"ya udah deh, mulai sekarang Shaka sekolahnya ga mau di tungguin, kak Nurul tar boleh pulang setelah mengantarkan aku sekolah, tapi pulangnya harus di jemput lho" ucap Shaka akhirnya.
"nah gitu dong, ini baru namanya jagoan papi" ucap tuan Arjun sambil mengacungkan jempolnya.
setelah sarapan kemudian kami berangkat menuju sekolah Shaka, begitu sampai di sekolah, Shaka langsung masuk ke kelas dan menyuruhku untuk pulang lagi ke rumah. Sedangkan tuan Shaka menunggu di dalam mobil, setelah Shaka masuk kelas, aku pun langsung masuk ke dalam mobil, kami pergi menuju rumah, tapi di tengah jalan tuan Arjun membelokkan mobilnya ke sebuah taman,
"katanya kita mau pulang tuan, kok ke sini sih?" tanyaku heran
"kata siapa kita mau pulang?" jawabnya.
"terus ke sini mau ngapain?" tanyaku lagi.
"mau pacaran" ucapnya singkat.
"siapa?" tanyaku lagi tambah penasaran.
"ya kita, emang siapa lagi" ucapnya santai.
"kita?, emang kita pacaran?" tanyaku lagi.
dia tidak menjawabnya, kemudian dia keluar dari mobilnya, aku pun ikut keluar mengekorinya, "dug..." tiba tiba kepalaku terbentur benda keras yang ternyata punggung tuan Arjun, dia berhenti mendadak,
"kalau jalan tuh jangan sambil ngelamun, tar kesambet lho" ucapnya sambil mengusap kepala ku yang tadi kejedot.
"ayo kita duduk disana," ajaknya menunjuk sebuah bangku kecil. Suasana taman yang agak sepi, membuat aku semakin canggung, kami duduk berdua di bangku kecil di bawah pohon rindang.
"Nurul kamu pernah jatuh cinta ga?" tanya tuan Arjun tiba-tiba.
"ga pernah tuan" jawabku apa adanya.
"emangnya kamu tahu apa itu jatuh cinta?" tanyanya lagi.
"ga tuan" jawabku lagi.
"jatuh cinta itu adalah bila kita suka dengan seseorang, jantung kita berdebar bila di dekatnya, pikiran kita selalu tertuju padanya, ingin selalu di dekatnya, itu jatuh cinta Nurul, dan itu yang sekarang aku rasakan." ucap tuan Arjun panjang lebar.
"oh...." aku hanya bergumam saja.
"sekarang kamu merasakan semua itu ga? Tanyanya lagi.
"hah" aku bingung
"Nurul aku jatuh cinta padamu, sejak pertama kali kita bertemu" ucapnya tiba tiba sambil menggenggam tanganku,
"apakah kamu merasakannya juga?" lanjutnya.
"aku ga tahu tuan" jawabku apa adanya.
"tapi tuan, tuan kan sudah punya nona Jenifer" ucapku lagi.
"ssstttt....kita ga usah bahas itu" ucapnya lagi sambil menempelkan telunjuknya ke mulutku.
"sekarang kamu mau kan jadi istriku, jadi bundanya Shaka, jadi ibu dari anak anakku?" tanyanya lagi sambil menatap mataku.
"maaf tuan, aku belum bisa memberikan jawabannya sekarang, ini terlalu mendadak buatku, aku minta waktu tuan untuk memikirkannya." ucapku
"baiklah aku akan memberikan waktu satu Minggu untukmu memikirkannya, aku tunggu jawabannya" ucap tuan Arjun mengalah.
kami pun duduk di bangku taman tersebut sambil menunggu waktu Shaka pulang sekolah, sambil berbincang ringan.