NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9 - LunArbi

Happy Reading..

..

...

Sudah tiga hari Luna ikut menjaga sang kakak . Setelah selesai kuliah maka dia akan bergantian menjaga kakaknya yang dirawat dirumah sakit.

" dek , abang udah bilang kan abang baik baik aja . Kamu ga perlu jagain abang loh kamu pasti sibuk dengan kuliah kamu."

" apa sih bang . Orang Luna free kok , lagian gabut kan yak kalo dirumah aja" jawab gadis itu.

" yaudah deh terserah kamu aja "

" bang , temen aku mau dateng katanya ." Ujarnya seraya menunjukan layar ponselnya .

" bella sama dika ?" Luna mengangguk " iyalah , temen aku siapa lagi kalo bukan mereka berdua ."

" ya kali aja kan. Apalagi kata bunda , dia lihat kamu ngobrol sama dokter muda disini mana akrab banget lagi. Dek , jaga jarak kamu kan udah punya pacar." Ujar Keanu menasihati , dia belum tau kalau hubungan asmara sang adik telah kandas .

" apasih bang , kita cuma ngobrol doang . Lagi pula aku sama Bian udah ,-- "

Bibir Luna langsung bungkam ia tak lagi melanjutkan ucapannya. Hal itu membuat jiwa kepo Keanu meronta -meronta.

" udah apa dek ? Kalo ngomong itu jangan setengah setengah." Sungut Keanu kesal.

Tok ! Tok !

Belum sempat Luna menjawab , beruntung terdengar suara ketukan di ruang rawar Keanu.

" nah , itu pasti mereka " ujar Luna ceria .

" kok lo pada lam,--"

" permisi"

*Deg* ! Jantung Luna seakan dihantam sesuatu. Ucapannya langsung tertelan begitu saja saat sosok yang datang bukanlah kedua sahabatnya . Melainkan sosok yang sedang ia coba lupakan.

Ya , dia adalah Arbian mantan kekasihnya. Entah tahu keadaan Keanu dari siapa tapi sepertinya pemuda itu berniat menjenguk mantan calon kakak iparnya itu. Terlihat dari parcel buah yang ia pegang.

Dengan senyuman tipis nyaris tak terlihat. Pemuda itu berjalan menuju brankar Keanu. Matanya sejenak melirik kearah Luna yang saat ini tengah memalingkan wajahnya.

" bang , maaf gue baru tau kalo lo masuk rumah sakit makanya baru bisa jenguk "

" oh , iya iya gapapa kok Bian . Duh harusnya gausah repot repot bawa buah segala."

" gapapa bang , ga ngerepotin kok." Jawabnya masih dengan senyuman tipis .

" emangnya tuh anak bandel ga ada kabarin kamu Bi ?" Tanya Keanu menunjuk Luna yang membuang muka. Arbian hanya menggeleng seraya tersenyum tipis.

*Canggung* ! Itulah yang Luna rasakan kini. Dia sendiri tak mengerti maksud dari pemuda itu yang masih bersikap care pada keluarganya. Harusnya tidak begini bukan. Ini menyulitkan Luna yang saat ini tengah menata hatinya kembali.

" hahh " Luna menghela napasnya lalu beranjak dari sofa. " Luna laper , mau cari makan dulu bang ."

" Lun , nanti dulu lah . Orang ada pacar kamu juga" jawab Keanu.

" udah gapapa kok bang " jawab Arbian cepat. Hal itu membuat Luna memutar bola matanya jengah lalu bergegas meninggalkan ruangan.

Dua pemuda itu kompak melihat kearah pintu yang tertutup dengan tatapan berbeda beda.

" itu anak kenapa dah sikap nya aneh banget ." Ujar Keanu membatin.

" dia pasti benci banget sama gue sekarang. Tapi kenapa rasanya sakit ." Giliran Arbian membatin.

" huhh.. sorry ya Bian . Tuh anak emang akhir akhir ini sering tantrum kayaknya lagi banyak tugas kampus deh ." Ujar Keanu tak enak hati.

"iya bang gapapa kok." Jawab Arbian mencoba tersenyum.

" bukan bang , bukan tugas kampus tapi memang gue penyebabnya." Lanjutnya dalam hati.

" Bi , gue ga tau apa yang terjadi sama kalian berdua. Dari yang gue liat kalian sekarang kayak lagi ga baik baik aja. Tapi Bi , gue mohon banget kalo lo emang udah ga cinta sama dia lagi . Tolong banget , jangan sakitin dia Bi . Lo putusin dia baik baik ya Bi , atau gak lo ngomong ke gue biar gue yang bicarain ke dia baik baik. Gue sayang banget sama dia Bi , dia adek gue satu satunya."

*Deg*! Mulut Arbian spontan mengatup jantungnya berdebar mendengar permintaan itu. Dia tak tahu harus menjawab apa karena sekarang dia justru sudah menyakiti gadis itu.

" arghh sial . Kenapa gue harus terjebak sama situasi kayak gini sih . Gara gara lo Albian , kenapa lo harus nitipin cewek yang lu cinta sama gue sih ."

" Bian " panggil Keanu saat melihat Arbian terbengong.

" ah .. apa bang ? Sorry gue tadi ga fokus."

" iya gapapa . Lo kenapa ? Lagi ada masalah ?"

" biasa bang urusan kerjaan" Arbian tersenyum tipis.

*Ting*! Notifikasi dari ponsel Arbian membuat obrolan mereka terhenti.

✉ SISIL : Ar , kamu kok lama sih ? Katanya sebentar aja.

" oh astaga gue lupa ." Arbian menepuk keningnya .

" kenapa Bi ?" Tanya Keanu.

" ah , ini bang. Kayaknya gue ga bisa lama lama disini ada urusan mendadak. Ngomong-ngomong Luna ,--"

" oh iya udah gapapa Bi , bentar lagi Luna balik kok."

" oke deh , kalo gitu cepet sembuh ya bang "

" iya thank's "

●●●

Ditaman , Luna tanpa sengaja kembali bertemu dengan Dean dokter muda yang hampir setiap kali bertemu selalu ditabrak olehnya.

" haduuhh .. cantik cantik malah bengong disini ntar kesambet bisa bahaya loh."

Luna menoleh ke sumber suara , dapat ia lihat Dean dengan senyuman manisnya berjalan kearahnya dengan jas putihnya.

" ih pak dokter , ga mungkin lah " elak Luna.

" kenapa? Setannya takut sama kamu ya ?" Ejek Dean menggoda.

Luna mencebik kesal , " enak aja ." Hal itu membuat Dean terkekeh merasa gemas dengan wajah Luna yang terlihat seperti anak kecil.

" kenapa duduk disini ga dikamar abang kamu ?"

" tadi abis cari makan, terus pengen duduk aja disini disana bau obat ." Alibinya. Membuat Dean tersenyum.

' bukan karena ada Arbian kan Lun.' Dalam hati Dean.

Sebelum menemukan Luna ditaman , Dean sebetulnya tak sengaja melihat Luna yang keluar dari ruang inap abangnya seraya mengusap kedua matanya karena penasaran ia berjalan mendekat kearah ruangan itu dan mendengar suara yang tak asing yang dia yakini sebagai suara Arbian.

" yang namanya rumah sakit ya bau obat Luna . Kalo mau wangi noh di toko bunga " ujar Dean seraya menjentik dahi Luna.

" awwhh .. sakit loh dokter" Luna bersungut sungut seraya mengusap usap keningnya hal itu membuat Dean tertawa terbahak melihat wajah yang menurutnya semakin menggemaskan.

Tanpa mereka sadari , sepasang mata menatap tajam kearah mereka. Bahkan rahang nya mengetat dengan urat leher yang tercetak jelas. Belum lagi kepalan tangan yang berada di samping kiri kanan kedua pahanya terlihat memutih.

" jadi , lo bener bener bakal ngerebut Luna dari gue yan ?"

Dia adalah Arbian. Sejak mendapat pesan dari Sisil tadi dia bergegas untuk kearea parkir karena dia meninggalkan gadis itu disana. Namun , saat melewati taman dia justru melihat mantan kekasihnya juga sahabatnya tengah bercanda ria.

Ia bahkan dapat melihat jelas guratan bahagia pada wajah sahabatnya itu yang termasuk jarang menampilkan senyumannya apalagi tawa nya tapi semuanya berbeda saat berhadapan dengan Luna.

Hatinya mencelos , ada rasa tak terima melihat Luna tertawa bahagia bersama Dean sahabatnya.

Apakah dia cemburu ? Entahlah egonya begitu besar ia selalu menampik apapun yang berhubungan dengan Laluna. Ia hanya meyakini satu hal cintanya hanya untuk Sisil cinta pertamanya.

Tak mau melihat pemandangan itu terlalu lama . Ia langsung melanjutkan langkahnya.

Bersamaan dengan itu , tanpa dia sadari sejak tadi Luna menyadari kehadiran Arbian yang tak jauh dari sana namun dia hanya berpura pura tidak melihat.

Senyum yang tadi mengembang perlahan menghilang saat melihat sosok Arbian yang berjalan menjauh menuju kearah mobil yang ia parkirkan dan kebetulan masih bisa terlihat dari taman.

Senyuman getir kembali menghiasi wajah cantiknya saat sosok gadis keluar dari mobil Arbian dan menyambut Arbian dengan riang.

" apa yang lo harap lagi Lun . Dia jelas udah ga perduliin lo lagi. Please move on!"

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!