"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 9 - Apa Aku Boleh Menciummu?
"Apa bagi Tuan aku terlihat bisa diajak tidur bersama?" tanya Ainsley lagi.
Damian mengangguk tampan canggung, "Kamu bahkan memamerkan tubuhmu di hadapan semua orang," kata Damian.
"Pekerjaan ku adalah penari striptis, bukan pelacuur," jawab Ainsley, ini bukan pertanyaan pertama yang dia terima. Tiap klien yang ingin bersamanya pasti menanyakan hal serupa, karena itulah Ainsley tidak kaget, tidak pula tersinggung dengan pemikiran semua orang, dia justru senang karena bisa menjelaskan.
Sebuah penjelasan yang membuat Damian sontak terdiam, ternyata wanita itu tak separah yang ada di dalam benaknya. Otaknya lah yang salah karena terlalu berpikir berlebihan, masa lalu membuatnya selalu memandang buruk pada beberapa hal, lupa jika waktu telah berlalu, jika dunia telah banyak berubah.
Kini para wanita bisa melakukan pekerjaan apapun dengan tetap melindungi harga dirinya sendiri.
"Tuan tidak ingin minum?" tanya Ainsley, coba mencarikan suasana yang nyaris menegang.
"Kedua matamu sangat indah," balas Damian.
"Benarkah? Apa mantan kekasih Tuan matanya berwana biru?" tanya Ainsley lagi, dia mengedipkan matanya membuat gerakan yang menggemaskan. Tujuannya memang membuat semua kliennya merasa senang.
"Bukan mantan, tapi seseorang yang sangat berharga."
"Mata bermata biru tidak akan sulit untuk anda temui, karena mata berwarna biru ini termasuk populasi terbesar setelah warna coklat. Kecuali anda mencari mata berwarna hijau, itu adalah warna yang paling langka."
"Kamu tau banyak tentang mata?"
"Tidak juga, aku tau dari salah satu klien ku," jawab Ainsley dengan terkekeh pelan, dia sedang menjawab jujur.
"Kamu jadi banyak memiliki wawasan."
"Hem, tuan ingin tau apalagi? Mungkin aku bisa menjelaskannya," balas Ainsley.
Pembicaraan mereka tidak pernah putus, justru semakin lama terasa semakin intim karena mereka bicara dengan sorot mata yang saling mengunci. Ini adalah pertemuan pertama mereka, tapi seolah keduanya telah terhubung sejak lama.
Sampai membuat atmosfer di dalam ruangan ini terasa begitu nyaman.
"Apa tiap malam kamu selalu menari?" tanya Damian.
"Tidak, aku hanya menari 2 kali dalam seminggu, kemarin dan malam ini. Kata pak manajer agar menimbulkan kerinduan bagi para pelanggan, jadi antusiasnya makin banyak yang datang ke club," jawab Ainsley, dia menjawab seperti gadis polos yang selalu jujur. Sebuah sikap yang membuat Damian merasakan sesuatu di dalam hatinya. Tapi entah apa.
"Kamu memiliki kekasih?" tanya Damian lagi.
Ainsley tidak langsung menjawab, dia terkekeh pelan.
"Tuan tertarik padaku?" balas Ainsley dengan nada nakal.
Tapi Damian tidak menjawab, hanya menatap dengan lebih lekat.
"Aku tidak memiliki kekasih, tapi aku akan selalu bersama dengan klien yang membayar paling mahal," timpal Ainsley kemudian.
Sebuah jawaban yang kini membuat Damian tertawa. "Baiklah, Minggu depan aku akan datang lagi. Ku pastikan kita akan bertemu lagi," jawab Damian. Itu artinya dia akan membayar dengan jumlah yang paling banyak.
Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari, sudah waktunya mereka untuk berpisah.
Damian tak bisa lebih lama lagi, sejak tadi ponselnya sudah bergetar. Pasti salah satunya adalah panggilan telepon dari sang mommy.
Ainsley pun mengangguk patuh, entah kenapa dari semua klien yang dia terima, Ainsley merasa berbeda saat bersama dengan pria tersebut. Tapi lidahnya kelu untuk mempertanyakan tentang siapa nama beliau. Ainsley sangat tau untuk tidak pernah melibatkan hati dalam pekerjannya ini.
Mereka berdua sudah sama-sama bangkit dari sofa tersebut, siap untuk keluar dan berpisah.
Tapi entah kenapa seperti ada yang kurang, mereka masih saling memandang dengan intens.
"Apa aku boleh menciummu?" tanya Damian.
jgn ganguuuu ihhh