Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ragu
Steven langsung berlari masuk ke dalam rumah dan menuju ruang keluarga dimana anak dan ibu nya selalu menghabiskan waktu di sana.
"Papah." mata Grace langsung bersinar dan berdiri dari duduk nya.
"Pulang juga kamu, mandi dan cuci mulut kamu itu, jangan sampai Grace mencium nya." ucap bu Maria dengan wajah kesal nya, karena bu Maria mencium bau alkohol dari mulut Steven.
Steven menatap Grace. "Sayang , papah mandi dulu ya." setelah melihat Grace mengangguk Steven pun pergi ke kamar nya.
"Papah sudah pulang, sekarang kita tidur ya nak." ajak bu Maria.
"Aku ingin di peluk mamah nek." wajah Grace kembali sedih.
"Sabar ya sayang, nanti suatu saat Grace akan bertemu dengan mamah." ucap bu Maria padahal di hati nya bu Maria tidak berharap Brenda kembali dan menemui Grace.
"Nenek tidak akan mempertemukan kamu sama Brenda sayang, maafkan nenek yang sudah egois, nenek ngga mau menerima dia lagi, nenek ngga akan memaafkan apa yang sudah dia lakukan kepada kamu." bathin bu Maria sambil menatap sedih kepada Grace.
"Aku ingin di peluk mamah Raya nenek."
"Nak, kamu jangan terlalu berharap pada mamah Raya mu itu ya, takut nya dia juga sudah punya anak dan keluarga, kamu yang sabar ya nak, suatu saat juga kamu akan mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu." bu Maria sangat sedih karena ngga bisa mengabulkan keinginan cucu nya itu.
Grace hanya diam, ngga tahu kenapa dalam hati nya hanya menginginkan Raya sebagai mamah nya, dia ngga mau yang lain.
"Padahal kan baru sekali bertemu dengan Raya, kenapa Grace sudah manggil dia mamah, dan apa dia bilang barusan, dia ingin di peluk nya, siapa kamu sebenar nya Raya, apa kamu sudah berkeluarga, aku harus cari tahu, aku takut Grace kecewa karena dia sudah mempunyai anak dan suami." bu Maria berperang dengan pikiran nya.
"Sayang ayo kita tidur," Steven membuyarkan lamunan bu Maria.
"Terima kasih mah sudah mau menemani Grace." ucap Steven sambil menggendong Grace.
"Ngga perlu berterima kasih sama mamah, Grace juga cucu mamah, jadi mamah juga wajib menjaga Grace, tapi kenapa semenjak kamu kenal dengan wanita itu sikap kamu berubah Stev, kamu sudah mulai menjauh dari Grace, Grace itu butuh orang tua nya terutama kamu, karena dia ngga ada sosok ibu yang menyayangi nya, dan kamu tahu apa yang di inginkan anak kamu? Bukan sebuah mainan atau sebuah boneka besar, yang dia inginkan hanya sosok seorang ibu." ucap bu Maria panjang lebar.
"Maka dari itu mamah terima Selena sebagai menantu mamah, dia akan menjadi sosok ibu buat Grace." Steven tetap mempertahankan Selena dan berusaha agar orang tua nya memberikan restu untuk dirinya dan Selena.
"Tidak, mamah tidak setuju dan jangan harap mamah akan menyetujui hubungan kalian berdua, ingat Stev jangan mengabaikan restu orang tua, jadikan pengalaman kamu kemarin sebagai pembelajaran dalam hidup kamu, kamu jangan cuma karena mencintai wanita itu terus kamu melupakan kebahagiaan anak kamu sendiri, carilah wanita yang benar-benar sayang sama Grace." setelah mengucapkan kalimat panjang, bu Maria pun pergi ke kamar nya meninggalkan Steven.
Steven hanya terdiam lalu membawa Grace masuk ke kamar nya.
"Pah, aku ingin di peluk mamah Raya, aku kangen mamah Raya pah." ucap Grace dengan bahasa isyarat nya dan sudah duduk di atas kasur.
"Baiklah sekarang kamu tidur, besok papah akan mengajak nya kesini."
"Bener ya papah, awas kalau papah bohong."
"Iya sayang." Steven membelai lembut kepala Grace.
"Kenapa kamu kangen sama Raya, kenapa kamu ngga bisa dekat dengan Selena sayang, dia itu calon mamah kamu, sedangkan Raya itu orang yang baru kita kenal." gumam Steven.
Terdengar hembusan nafas lembut Grace menandakan kalau Grace sudah terlelap.
"Tidur yang nyenyak ya sayang." Steven mencium kening Grace lalu menyelimuti nya, sebelum Steven menutup dan mematikan lampu kamar nya, Steven menatap ke arah Grace.
Steven bersandar di atas tempat tidur nya dia termenung dan kembali mengingat semua yang di ucapkan ibu nya.
Steven mengambil ponsel nya lalu menghubungi no Selena, tapi sudah lebih dari tiga kali Selena tidak menjawab panggilan nya.
"Kenapa kamu ngga angkat sayang, kamu sudah pulang ke rumah belum." gumam Steven lalu berbaring dan mencoba untuk memejamkan kedua mata nya.
Sedangkan Selena sedang asik bercumbu dengan Fajar.
Fajar membawa Selena ke apartemen nya, dan melanjutkan apa yang mereka lakukan di club tadi.
Fajar yang di beri sensasi berbeda dari Selena membuat nya semakin liar menjamah Selena, sedangkan Selena yang memang sangat mengharapkan nya membalas setiap sentuhan dari Fajar yang dia anggap Steven.
"Mas, cepat lakukan." Selena semakin tidak bisa dikendalikan, selain efek dari minuman yang beralkohol tinggi, dirinya juga sudah tidak bisa menahan hasrat nya.
Fajar yang memang baru merasakan semua nya semakin tergiur untuk mencoba nya.
Tanpa mereka sadari mereka pun melakukan nya tanpa keadaan tidak sadar.
Mereka melakukan nya hingga dua kali dan sampai mereka lelah dan terhempas hingga mereka tertidur sambil berpelukan.
Raya beberapa kali menghubungi no fajar tapi tidak ada jawaban, Raya gelisah semalaman karena tidak ada kabar dari Fajar.
Biasa nya sebelum tidur mereka melakukan panggilan video sampai Raya tertidur, tapi untuk malam ini Fajar tidak menerima panggilan nya.
"Kamu kemana mas? masa sudah tidur jam segini, apa kamu ketiduran karena capek habis lembur." gumam Raya sambil menatap wajah Fajar di ponsel nya.
Sebenar nya Raya menunggu Fajar untuk melamar nya, tapi sampai saat ini Fajar masih belum melakukan nya, jangan kan untuk melamar nya, bahkan sampai saat ini dirinya belum di pertemukan dengan orang tua nya.
"Kenapa sekarang aku jadi ragu sama kamu mas, lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk kita saling mengenal, kamu sudah mengenal keluarga ku, tapi kenapa sampai sekarang kamu belum memperkenalkan aku kepada orang tua kamu, apa kamu lagi menutupi sesuatu." gumam Raya sambil menatap langit-langit kamar nya.
Raya kembali mengenang masa-masa selama lima tahun kebersamaan nya dengan Fajar, suka dan duka mereka lalui bersama, Raya tahu kalau keluarga Fajar pasti bukan orang biasa terlihat dari penampilan Fajar dan pekerjaan Fajar di perusahaan nya.
"Kenapa perasaan aku ngga enak ya, kamu kemana sih mas." Raya kembali memanggil nya, tapi Fajar tetap saja tidak menjawab nya.
Raya kesal lalu menyimpan ponsel dan dia mencoba untuk memejamkan kedua mata nya.