Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9 Invitation
Arne pun tiba di apartemennya dengan bahagia. Dan Jeny pun senang melihat putrinya sedikit lebih ceeah dari kemarin.
"Mama.." panggil Arne.
"Bagaimana liburannya?" tanya Jeny.
"Sangat menyenangkan.." ucap Arne memeluk mamanya.
"Baguslah mama senang mendengarnya.. sekarang kau mandi lalu makan." ucap Jeny.
"Oke ma.." ucap Arne lalu masuk ke kamarnya.
Setelah itu, Arne pun keluar kamar dan makan pagi bersama mamanya. Dan Jeny melihat Arne tampak bahagia setelah liburan dengan temannya. Jeny pun sedikit merasa bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan perceraiannya.
"Arne maafkan mama ya yg selalu sibuk." ucap Jeny.
"Tidak ma.. tidak apa." ucap Arne.
"Mama janji setelah perceraian dengan papamu selesai, kita akan pergi liburan." ucap Arne.
"Yeay.. aku menantikannya ma." ucap Arne.
Arne pun tak menanyakan soal perceraian mamanya lebih lanjut karena sudah tak perduli lagi. Yg terpenting baginya adalah kebahagiaannya dan mamanya. Lalu selanjutnya adalah memulai karirnya sebagai dokter.
Beberapa hari kemudian pun Arne menunggu pengumuman hasil tesnya. Dan nampak Jeny juga risau menunggu kabar dari Arne soal hasilnya. Jeny berharap Arne bisa memulai karirnya dengan baik walaupun ada banyak masalah menghampirinya.
Setelah menunggu dengan sabar, akhirnya Arne pun bisa melihat pengumumannya. Dan Arne lolos untuk menjadi dokter residen di rumah sakit yg ia daftarkan. Betapa senangnya dirinya dan langsung menghubungi mamanya lalu kedua temannya.
Begitu juga dengan Nino dan Kenzi yg dinyatakan lolos, mereka pun bahagia dan akan bekerja di tempat yg sama nantinya. Dan untuk merayakan keberhasilan mereka, mereka pun akan berkumpul di sebuah cafe.
.
.
Disinilah mereka bertiga berkumpul dan merayakan keberhasilannya. Mereka pun tertawa dan bercanda gurau di tempat tersebut. Lalu berbagi informasi mengenai rumah sakit tempat mereka akan bekerja. Sebagai anak muda yg penuh semangat mereka pun tak sabat untuk bisa bekerja dan menyalurkan ilmu yg sudah mereka pelajari selama ini.
Dan Nino juga memberitahu mereka kalau dokter residen tidaklah mudah. Mereka akan mengalami banyak kesulitan di tahun pertama. Setelah mendengar kata itu Kenzi pun hanya bisa tersenyum.
"Ayolah, kita takkan kesulitan sendirian kan??" ucapnya.
"Itu benar, semua residen tahun pertama pasti begitu." ucap Arne.
"Bingo.. ! jadi mohon kerjasamanya ya. " ucap Nino.
"Oke.." ucap Arne dan Kenzi.
Sementara itu disudut lain, ada Boy dan Aini di cafe yg sama. Yang entah bagaimana mereka selalu bertemu, padahal Arne sudah tidak peduli lagi. Disana Boy melihat Arne tertawa bebas bersama teman barunya. Tawa yg tak pernah ia lihat sebelumnya.
"Kau lihat apa?" tanya Aini.
"Itu Arne kan? kenapa kita harus selalu bertemu dia." ucap Boy.
"Sudahlah, lebih baik kita beri dia undangan pertunangan kita agar dia sadar diri." ucap Aini.
"Kau yakin mengundangnya?" tanya Boy.
"Kami juga bersaudara walau saudara tiri, papa juga sudah bicara padaku." ucap Aini.
"Yasudah, kau saja yg memberikannya." ucap Boy.
Saat Arne sedang tertawa bersama temannya, Aini pun datang menghampirinya. Nampak aura suram pun langsunh tercipta.
"Aura suram macam apa ini?" ucap Arne.
"Arne.." ucap Aini sinis.
"Langsung to the point.. apa maksud dan tujuanmu?" ucap Arne.
"Aku hanya ingin memberimu ini.. undangan pertunanganku dengan Boy.. jangan terkejut ya." ucap Aini tersenyum.
"Aku tidak terkejut tuh, pasti papa yg menyuruhmu." ucap Arne.
"Ya.. dia masih peduli padamu." ucap Aini.
"Terserah, tapi aku akan usahakan hadir.." ucap Arne.
"Guys tadi sampai mana? bedah apa? coba lihat videonya." ucap Arne langsung bicara pada temannya dan mengacuhkan Aini.
"Arne, kau langsung begini ya setelah dapat teman baru.. dasar teman palsu." ucap Aini.
"Setidaknya aku tak menikung temanku sendiri dengan merebut pacarnya." ucap Arne.
"Ck.. awas kau ya." ucap Aini lalu pergi.
Sementara Arne sibuk dengan teman-temannya dan tak mengkhiraukan Aini.
"Teman palsu? rasanya dia sedang me-roasting dirinya sendiri." ucap Nino.
"Kau benar, aku hampir tertawa tadi." ucap Kenzi.
"Sudahlah, biarkan saja dia bahagia.. " ucap Arne.
"Kau yakin bisa datang kesana?" tanya Kenzi.
"Benar, lebih baik kau tidak datang sekalian." ucap Nino.
"Jika aku absen, mereka akan berpikir aku sedang menderita dan tak sanggup melihat kebahagiaan mereka." ucap Arne.
"Lalu?" tanya Nino tak paham.
"Wanita berkelas akan menunjukkan kemampuannya.." ucap Kenzi.
"Kenzi benar, aku akan datang dengan penampilan terbaikku." ucap Arne.
"Aku semakin tak paham wanita." ucap Nino.
"Kalau tak paham, perhatikan kami saja." ucap Arne.
"Kau harus tampil cantik maksimal agar mantanmu itu menyesal dan terus melihatmu sampai Aini gila." ucap Kenzi.
"Kenzi kau memang mengerti soal wanita." ucap Arne.
"Aku angkat tangan.. tapi jika ada yg bisa kubantu katakan saja." ucap Nino.
"Kalian temani aku belanja saja." ucap Arne.
"Oke.. aku siap Arne, pembalasan dendam dimulai." ucap Kenzi senang.
"Yaya.. terserah kalian saja ya." ucap Nino tak paham.
Kenzi pun mencarikan salon terbaik dan membooking untuk Arne. Dan Nino hanya menemani keduanya dengan polosnya karena terpaksa dan dipaksa ikut.
Dan besok mereka akan membantu Arne mencari gaun untuk Arne menghadiri acara mantan sahabatnya tersebut.
.
.
Saat pulang ke apartemen, Arne pun dikejutkan oleh kakeknya yg datang padanya.
"Arne.." ucap Jakson.
"Kakek.." ucap Arne tersenyum.
"Selamat ya kau diterima bekerja di rumah sakit." ucap Jakson.
"Terimakasih kek." ucap Arne.
"Kakek punya hadiah kecil untukmu.. " ucap Jakson memberikan Arne sekotak hadiah kecil.
"Kakek, aku bukan anak kecil lagi." ucap Arne tersenyum.
"Ayolah.. kau satu-satunya cucu kakek." ucap Jakson.
"Baiklah, terimakasih kek." ucap Arne.
"Ayo buka hadiahnya." ucap Jakson.
Arne pun membukanya dan melihat dua benda di dalam kotak kecil tersebut. Sebuah kunci mobil dan sebuah blackcard yg membuat Arne terdiam.
"Kakek, ini hadiahnya besar sekali jumlahnya." ucap Arne.
"Sudahlah, karena ayahmu tidak peduli lagi padamu, kakek tak bisa melihatmu kesulitan." ucap Jakson.
"Tapi mama bisa memenuhi semuanya." ucap Arne.
"Ssttt.. kau itu cucu kakek, kau harus terima semua pemberian kakek.. " ucap Jakson.
"Baiklah, terimakasih kek." ucap Arne.
"Ya.. kau sudah tahu kan minggu depan saudari tirimu mau bertunangan.?" tanya Jakson.
"Ya.. tadi aku menerima undangannya." ucap Arne.
"Arne.. kakek tak mau kau dipermalukan, gunakan kartu dan mobil ini untuk membungkam mulut mereka." ucap Jakson.
"Tentu saja kek." ucap Arne tersenyum.
Jakson pun menemani Arne untuk melihat mobil barunya. Nampak mobil merah mengkilat model terbaru pun terparkir dengan mulus.
"Wah.. selera kakek hebat." ucap Arne.
"Bukan, tapi kakek tahu seleramu." ucap Jakson.
Arne pun bahagia, karena ditengah masalah yg menghampirinya silih berganti selalu ada orang yg menghibur dan membantunya. Dan tentu saja Arne tak ingin diam saja melihat Aini bertunangan dengan Boy dan mempermalukannya.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan