NovelToon NovelToon
Cinta Beracun Pak Gustav

Cinta Beracun Pak Gustav

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nara Diani

"Aku hamil lagi," ucap Gladys gemetar, ia menunduk tak berani menatap mata sang pria yang menghunus tajam padanya.

"Gugurkan," perintah Gustav dingin tanpa bantahan.

Gladys menggadaikan harga diri dan tubuhnya demi mimpinya menempuh pendidikan tinggi.

Bertahun-tahun menjadi penghangat ranjang Gustav hingga hamil dua kali dan keduanya terpaksa dia gugurkan atas perintah pria itu, Gladys mulai lelah menjalani hubungan toxic mereka.

Suatu ketika, ia bertemu dengan George, pelukis asal Inggris yang ramah dan lembut, untuk pertama kalinya Gladys merasa diperlakukan dengan baik dan dihormati.

George meyakinkan Gladys untuk meninggalkan Gustav tapi apakah meninggalkan pria itu adalah keputusan terbaik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Diani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 20

“George!” pekik Gladys kaget. Perempuan itu segera menutup mulutnya sendiri.

“Ngapain kamu di sini?” tanya Gladys panik. Kemarin, Gustav sudah memberi peringatan keras agar tidak lagi menemui pria ini.

“Tidak usah panik, Gustav tidak akan tahu saya menyamar jadi sopir taxi,” ujar pria itu tenang menghidupkan mesin mobil.

“K—kamu kenal Gustav?” tanya Gladys terkejut.

“Kenal, he is my cousin. Saya juga tahu hubungan kamu dan dia seperti apa,” jelas George membuat perempuan di belakangnya lebih terkejut lagi.

“Kalian sepupu?” gumam Gladys menggigit bibirnya sendiri.

Bukankah berarti mereka keluarga? Jadi selama ini apakah keduanya sengaja mempermainkannya? Satu menghiburnya seperti teman baik satu lagi memakainya seperti barang.

“Apa kalian sengaja mempermainkan ku?” tuduh Gladys menatap George tajam. 

“Gladys tenanglah, meskipun kami sepupu jauh saya tidak sama dengannya. Kamu kenal saya. Saya berbeda dengan Gustav yang brengsek itu.”

“Tapi kalian tetap saudara!”

George menghentikan mobilnya, pria berdarah Inggris itu berbalik ke belakang menatap Gladys.

“Bahkan anak kembar pun sifatnya berbeda apalagi kami yang hanya saudara jauh,” yakin George. Pria itu melepas seatbelt nya, ia bergerak pindah ke jok belakang tepatnya di samping Gladys.

“Gladys, saya di sini bukan mau melakukan sesuatu yang bejat padamu seperti dia, saya mau membantumu,” pungkas George meraih tangan Gladys.

“Sejak pertama kali bertemu denganmu, saya sudah menyadari ada yang aneh denganmu, senyummu lebar tapi matamu sangat sendu, kedua matamu tidak bisa menyembunyikan kesedihan itu.”

“George kamu ....”

“Ssst, tidak usah berkilah saya sudah tahu semuanya,” potong George.

“Saya tahu dia memperlakukan kamu seperti barang, seperti propertinya, dia meniduri dan menghamili mu berkali-kali tapi dia jugalah yang menyuruhmu menggugurkan bayi-bayi itu,” ungkap George.

Pria itu sudah mengorek-ngorek informasi tentang Gladys sejak lama, dan ia sendiri terkejut setelah mengetahui fakta sebenarnya.

George tahu Gustav itu kasar sejak kecil tapi tidak menyangka kalau dia bisa melakukan hal se brengsek itu pada perempuan selemah Gladys.

Gladys terdiam, dadanya mendadak sesak seperti terimpit batu besar.

“A—aku ... George,” ucapnya terbata-bata menatap sekitar, lidah Gladys seolah kelu.

Kata-kata dari mulut George seperti pisau yang menguliti luka-luka yang belum sembuh, seperti tangan yang menelanjanginya habis-habisan. Mata Gladys memerah, sesak, kemudian ia menangis sesenggukan.

George sigap memeluknya. “Tidak apa-apa, Gladys menangis saja, tumpahkan kesedihanmu di bahu saya.”

Tangis Gladys semakin menjadi-jadi, ia menjadikan bahu George sandaran kepala menumpahkan air matanya. menggigit bibirnya agar suara tangisan itu tidak di dengar orang lain di luar mobil.

Setelah belasan menit menangis Gladys mengusap air matanya dan menatap wajah George.

 “Kamu pasti sekarang jijik denganku, ya? Maaf-maaf aku mengotori bajumu.” Gladys menepuk-nepuk bahu George yang basah bekas air matanya.

Pria itu menghentikan tangan Gladys. “Tidak jangan lakukan itu, saya sama sekali tidak jijik dengan kamu,” ucapnya tersenyum membuat hati Gladys tenang.

“Benarkah?” tanya Gladys mengerjapkan matanya polos, persis anak kecil yang diberi harapan.

George menganggukkan kepala yakin. Ia sampirkan anak-anak rambut Gladys ke samping agar tidak menutupi wajah cantiknya.

“Tidak sama sekali, Gladys. Justru saya kasihan dan ingin membantu kamu bebas dari bajingan itu,” senyum George.

Dan menjadi milikku!

Matanya melengkung ke bawah seperti bulan sabit, dengan lembut menenangkan Gladys yang masih terisak kecil.

“Saya tidak tega melihat gadis se lemah kamu ditindas dan dimanfaatkan habis-habisan.”

Mata Gladys bergerak gelisah, ia menggigit bibirnya sendiri hatinya terasa lebih tenang sekarang tapi sebagian juga resah.

“Tapi aku juga yang meminta ini itu darinya, kami lebih seperti hubungan yang saling menguntungkan,” ungkap perempuan itu jujur.

“Gladys, dia menjebak dan memanfaatkan mu menerima keburukannya dan selama ini kamu lebih banyak menderita daripada bahagia, jadi tidak ada istilah hubungan yang saling menguntungkan itu.”

Mulut Gladys seketika kelu, dia terdiam merayap karena kata-kata George benar adanya, selama ini dialah yang paling menderita.

“George aku sekarang harus apa? Aku tidak mau lagi menjadi bonekanya, aku mau bebas.”

George tersenyum miring dalam hati. “Kamu tidak harus bergantung padanya lagi, saya akan membantumu kabur darinya.”

Gladys melepaskan tangan George darinya, perempuan itu berbalik mememungunginya sambil menggigit bibir ragu.

“Tapi bagaimana dengan studiku? Aku tidak mau kerja kerasku selama ini berakhir sia-sia,” ucap Gladys takut. Perempuan itu lalu berbalik lagi menghadap pada George.

“Aku juga tidak mau membebani mu dengan berhutang budi pada pria dua kali,” ungkapnya, karena bagi Gladys cukup sekali saja, biar satu kali harga dirinya sudah hancur tak tersisa.

George bergumam berpikir. “Kalau kamu tidak mau meninggalkannya sekarang tidak apa-apa, kita bisa merencanakannya pelan-pelan, saat kamu siap saya akan membantumu kapan pun itu,” janji George.

“Dengan satu syarat, kita selalu bertemu walau pun diam-diam, mau?” Gladys mengangguk.

Bagus.

“Sekarang ayo kita berangkat, ini sudah menjelang malam, bajingan itu bisa saja sedang menunggumu,” tutur George kembali ke kursi kemudi.

Pria itu berbalik sebelum menjalankan mobil kembali. “Ingatlah kapan pun kamu butuh teman hubungi saya, saya akan selalu siap membantumu.” Gladys mengangguk paham.

 ***

Gustav baru saja menyelesaikan rapat dengan para kolega besar, pria-pria berjas licin dan mahal itu keluar dari ruang rapat satu per satu.

Seorang pria paruh baya menghampiri dirinya. “Apakah kamu sibuk malam ini, Nak? ” tanya Aji, Papi Brica.

“Saya ingin mengundangmu ke pesta perayaan Anniversary pernikahan saya malam ini, kamu bisa datang kan?” sambungnya.

Gustav segera mengangguk, “Tentu, Pak Aji. Kebetulan saya tidak ada jadwal apapun malam ini,” ucap Gustav menerima undangannya.

Aji adalah orang yang dia hormati karena persahabatan dengan mendiang kakeknya, Gideon Permana.

Aji mengangguk senang. “Baguslah kalau bisa, lagipula sudah kita tidak pernah berbincang santai.”

“Saya lihat kamu cukup akrab dengan Brica anak saya, dialah yang meminta saya untuk mengundangmu,” celetuk Aji.

“Sebenarnya kami tidak terlalu akrab,” bantah Gustav halus. Memang begitu adanya, walau tidak akrab, Gustav beberapa kali membawa Brica sebagai pasangannya ke acara-acara formal.

Aji tertawa, sikap dingin Gustav justru membuatnya tertarik. Gustav susah membuka diri dengan orang lain tapi jika dia berhasil menjadikan pria ini menantu maka keuntungan besar baginya.

“Padahal Brica sangat mengagumi kamu loh, Gustav. Katanya kamu pria yang hebat, sangat gentleman dan bertanggung jawab meskipun agak kaku,” kelakar Aji. Gustav tersenyum tipis.

“Pujian Anda berlebihan Pak Aji, justru putri Andalah yang hebat, karier modelingnya sukses sampai di kontrak brand besar tanpa bantuan orang tuanya,” puji Gustav.

“Hahaha, kamu benar dia memang anak yang hebat, Brica selalu menolak keras setiap kali saya mau membantunya karena dia tidak mau di tuduh sukses dengan cara nepotisme,” ungkap Aji membanggakan anaknya.

Tidak dibantu oleh orang tua tapi putrimu menjual tubuhnya pada pemilik-pemilik Brand itu agar dia diterima, cibir Gustav dalam hati.

Pria itu menghembuskan napas panjang karena lelah sejak tadi Aji terus mengajaknya basa-basi.

Ah, Gustav mendadak merindukan gadisnya, kira-kira sedang apa Gladys sekarang?

1
Myra Myra
lupakan gustac dah sesuai Ngan mu
Chung Chung
Up
Tình nhạt phai
Gokil abis!
Amanda
Seru banget deh!
Mina
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!