Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.
Eleanor menerima secarik kertas bertuliskan alamat sebuah rumah yang entah rumah siapa itu, tapi yang pasti Eleanor yakin itu akan membuktikan kegelisahan yang selama ini terus menari-nari dalam pikirannya!
"Setelah kau dapat apa yang kau mau, pergilah sejauh mungkin dari kehidupanku ataupun kehidupan puteraku!" kata Kenneth.
Eleanor sempat terdiam beberapa saat, rasanya campur aduk setelah ada jalan untuk membongkar apa yang dia pikirkan tentang suaminya selama ini! Eleanor mendadak takut menerima kenyataan pahit jika sampai benar Julian telah menduakannya, tapi disisi lain Eleanor tidak mau menjadi wanita bodoh yang terus menerus dibodohi oleh kebohongan yang dilakukan oleh Julian.
Setibanya di Rsycon Corporation, Kenneth dan Eleanor pun berjalan beriringan tak bisa dipungkiri setelah menerima alamat rumah yang diberikan oleh Ayah mertuanya, pikiran Eleanor terasa mengambang.
Saat didepan pintu lift, Eleanor tak kunjung masuk kedalam lift membuat Kenneth yang tadinya hendak menekan tombol lift justru meraih satu tangan Eleanor.
Eleanor pun akhirnya tersadar dari pikirannya yang kosong, selanjutnya Kenneth segera menutup pintu lift. Tidak seperti biasanya Eleanor lebih banyak diam dan tak sekalipun menoleh kearah Kenneth.
Pintu lift terbuka dan Eleanor pun langsung keluar lebih dulu, hari ini Eleanor hanya bicara seperlunya saja terhadap siapapun itu termasuk pada Kenneth. Yang ada dipikirannya saat ini adalah tentang bagaimana nanti jika benar Julian selingkuh?
Saat sedang terdiam dimeja kerjanya, Kenneth pun datang menghampiri Eleanor lalu meletakkan sebuah coklat yang berbentuk panjang. Eleanor pun menoleh kearah ayah mertuanya itu.
"Ini untukku?"
"Ya,"
Setelah itu laki-laki bertubuh kekar itupun kembali kemeja kerjanya.
Sore harinya, setelah jam pulang kerja Eleanor segera turun kelantai bawah sementara Kenneth hanya melihatnya yang turun terburu-buru. Kenneth paham Eleanor pasti sudah sangat menggebu-gebu ingin tau kebenarannya.
Sebuah taxi berhenti didepan Eleanor kemudian Eleanor pun segera naik kedalamnya! Didalam perjalanan menuju alamat yang telah diberikan oleh Kenneth, Eleanor terus merasa gelisah dan berusaha menguatkan diri untuk kemungkinan terburuknya!
Saat taxi sudah mulai dekat dengan rumah yang dimaksud, Eleanor melihat dua orang anggota group barat tengah berjaga didepan pintu rumah tersebut. Tidak mungkin kedua anggota group barat itu mengizinkan Eleanor begitu saja untuk masuk. Eleanor pun belum memiliki keberanian untuk turun dari taxi, bingung dan rasa tak sabar ingin segera masuk kedalam rumah tersebut, membuat Eleanor buntu memikirkan cara agar dia bisa melewati kedua anggota group barat itu.
Akan tetapi saat dirinya sedang kebingungan didalam taxi, mobil yang dikendarai oleh Kenneth memasuki halaman rumah tersebut, Kenneth terlihat memanggil kedua anggota group barat yang berjaga kemudian dia pun turun dari dalam mobil dan memperlihatkan sesuatu dibagasi mobil pada kedua anggota group barat.
"Kalian tolong bantu angkat dus-dus ini kedalam!"
Kedua orang itu sedikit kebingungan karena dus-dus besar itu untuk apa dibawa ke rumah tempat Julian menyembunyikan Lily gadis tawanannya.
"Ini berisi senjata-senjata terbaru yang akan kita pasarkan! Aku tidak mau senjata-senjata baru ini bercampur dengan senjata-senjata keluaran lama! Belum saatnya senjata ini kita jual!" kata Kenneth.
"Baik Tuan, akan kami bawa!"
"Bawa ke lantai tiga simpan didalam kamar paling ujung!" kata Kenneth.
"Baik Tuan!" serempak.
Kedua anggota group barat itu pun kemudian secara bersama-sama membawa dua kotak besar yang berisikan senjata untuk naik ke lantai tiga!
"Apa dia sengaja untuk menolongku? Agar aku bisa masuk?" gumam Eleanor.
Melihat kedua anggota group barat telah masuk kedalam rumah disusul dengan Kenneth, Eleanor pun segera keluar dari dalam taxi lalu buru-buru masuk kedalam rumah tersebut.
Dilantai satu rumah tersebut nampak sepi sekali, namun terdapat sebuah rantai di ruangan tengah yang entah digunakan untuk apa rantai tersebut! Eleanor pun perlahan-lahan membuka satu persatu pintu ruangan-ruangan yang ada dilantai satu! Akan tetapi tidak ada Julian atau siapapun, saat hendak naik ke lantai dua Eleanor melihat dua anggota group barat yang menuruni tangga menuju lantai satu.
Eleanor pun memilih bersembunyi dulu disalah satu ruangan dilantai satu, setelah kedua orang tersebut keluar dari rumah untuk berjaga kembali didepan pintu! Eleanor pun buru-buru naik ke lantai dua untuk memeriksa.
Pintu ruangan pertama kosong, Eleanor pun beralih ke pintu ruangan lain dan ternyata kosong juga! Namun saat berjalan menuju pintu salah satu kamar yang berada diujung sebelah kanan! Eleanor merasa perasaannya semakin tidak enak, tubuh Eleanor gemetaran dan langkah kakinya semakin melemah.
Semakin lama langkah kaki Eleanor semakin dekat dengan pintu kamar tersebut! Kedua mata Eleanor menatap lekat-lekat daun pintu berwarna putih dihadapannya, apakah ruangan ini akan sama juga seperti ruangan lainnya yang kosong ataukah terdapat seseorang didalamnya? Dengan ragu-ragu satu tangan Eleanor memegangi knock pintu tersebut, Eleanor pun menarik nafas panjangnya dalam-dalam.
"Ayo Elea, kau pasti bisa!" dalam hatinya.
Setelah mengembuskan nafas panjangnya, tangan Eleanor pun menekan knock pintu hingga pintu berwarna putih itupun terbuka.
Ceklek..
Kedua mata Eleanor terbelalak, dahinya berkeringat sangat banyak dan bibirnya mendadak kaku tak bisa berkata-kata! Tubuh Eleanor pun gemetar hebat! Hatinya seperti dihantam benda berat menyesakkan dan seperti ditikam benda yang sangat tajam.