NovelToon NovelToon
PEMBANGKANG SURGAWI

PEMBANGKANG SURGAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:28.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Almeira Seika

Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda miskin di dunia para Abadi. Ia berusaha mencapai puncak keabadian untuk kembali ke bumi. Akankah takdir mendukungnya untuk kembali ke bumi…. atau justru menaklukkan surgawi?

**

Mengisahkan perjalanan Chen Lian atau Xu Yin mencapai Puncak Keabadian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3—Dunia Lain

Chen Lian yang merasa kelelahan, berusaha mengabaikan suara berisik itu, dan melanjutkan tidurnya.

"Anak ini...!!"

"Ayah, sudahlah. Bukankah anak kita sedang sakit?"

"Aku tidak peduli! Dia harus segera sembuh dan membantuku di hutan."

Suara itu semakin lama semakin mengganggu pemdengaran. Akhirnya, Chen Lian membuka mata. Namun, pemandangan di depannya terlihat sangat berbeda.

Atap yang terbuat dari kayu, dinding kayu, bahkan tempat tidur pun kayu. Ini sungguh tidak biasa.

"Apa aku diculik?" batin Chen Lian.

Ia segera mengamati sekeliling, memeriksa baju dan seluruh fisiknya. Chen Lian tengah mengenakan hanfu sederhana, lebih anehnya lagi, rambut hitamnya kini terurai panjang.

Tak lama, seorang wanita paruh baya yang mengenakan hanfu berwarna kecoklatan, masuk ke dalam kamar yang berpintukan kain.

Wajahnya tampak sangat mirip dengan Li Yi, tapi, wanita paruh baya ini tampak lebih feminim dan keibuan. Wanita itu mengelus kepala Chen Lian dengan lembut.

"Yin'er, apakah kamu masih sakit?" tanya wanita itu dengan senyuman.

Tentu pamandangan seperti ini tampak tidak nyata bagi Chen Lian, ia segera duduk di ranjang dan berkata, "Ibu...."

"Tidak perlu bekerja ke hutan, kamu masih sakit, nak. Ibu buatkan sup kesukaanmu," balas wanita itu dengan lembut.

Chen Lian segera memegang dahinya dan merasa hawa tubuh yang panas. Namun, dia juga mencubit lengannya dan merasakan sakit. "Ini bukan mimpi...." pikirnya dalam hati.

Setelah perempuan itu meninggalkan kamar. Chen Lian segera berdiri dan bergegas pergi ke halaman rumah. Tampak seorang pria paruh baya memotong bongkahan kayu besar menggunakan kapak.

Lagi-lagi wajahnya tampak familiar....

Wajah pria paruh baya itu mirip Chen Luo, namun, sedikit lebih garang dengan rambut sebahu yang sebagian diikat kebelakang.

"Ayah?" sapa Chen Lian.

Pria itu menoleh dan berkata dengan kasar, "Kau!"

"Kemarin kau nekat membantuku dan membawa puluhan ton kayu. Namun sekarang kau sakit? Dasar anak tidak berguna!" cibir lelaki paruh baya itu.

Chen Lian segera berpikir dalam hatinya, "Apakah... ini kehidupan paralel? Aku ingat bahwa dunia paralel memiliki realitas dengan fikisa kuantum, tapi...."

"Anak bodoh! Kembali sana ke kamar dan beristirahat. Segera sembuh dan bantu aku ke hutan!" gerutu lelaki paruh baya itu.

Chen Lian tidak kembali ke dalam rumah, namun dia duduk di halaman sambil memandangi pria yang mirip ayahnya itu. Pikirannya berkecamuk dan memikirkan berbagai macam teori fisika kuantum.

Lalu, sebuah ide muncul dan dia membuka mulutnya. "Ayah, apa arti dari namaku?" tanya Chen Lian, dengan trik ini, ia berharap tahu siapa nama pemilik tubuh ini.

"Kau sepertinya gila karena sakit!" balas pria paruh baya itu.

Chen Lian terkejut dengan tanggapan pria itu, sungguh diluar dugaan. Lalu, ia kembali bertanya. "Ayah, sekarang tahun berapa?"

Pria paruh baya itu hanya diam. Bukan karena malas menjawab pertanyaan itu, tapi karena tidak tahu apa yang dimaksud anaknya.

Chen Lian berdecak, lalu masuk ke dalam rumah. Dia mengamati sekeliling untuk mencari listrik, dan... tidak ada.

Rumah itu mengandalkan lentera kuno sebagai penerangan. Manik hitam miliknya membulat. “Apa aku kembali ke zaman dinasti Xia? Kalau iya... aku akan menciptakan energi listrik dan akan dikenal oleh dunia sebagai ilmuwan penemu listrik."

Chen Lian ke luar dari rumah, pergi ke halaman dengan niat untuk bertanya keberadaan ‘tukang pelebur besi’ pada pria paruh baya itu.

Namun, sebelum ia berhasil bertanya, seorang pemuda berusia 26 tahun dengan rambut panjang terurai, mengenakan hanfu yang sedikit mewah berwarna biru muda. Pria muda itu memiliki aura yang kuat, dia adalah seorang kultivator tahap awal Golden Core.

Pemuda itu memasuki halaman rumah dengan senyuman, "Kakak."

Pria paruh baya yang tadinya tengah memotong kayu segera mengalihkan pandangannya pada pria muda itu. Chen Lian juga mengalihkan pandangannya, dan segera berpikir.

"Chen Hu? Tapi.... kenapa dia tampak lebih tampan? Apa yang berbeda?" Chen Lian bertanya-tanya di dalam batinnya, sembari mengerutkan kening.

Pria paruh baya itu segera menjawab, "Xu Liang, bagaimana kabarmu?"

Xu Liang menggenggam kedua tangannya ke depan sebagai rasa hormat.

"Aku baik-baik saja kak. Terlebih, Tetua Sekte Tiangu telah menjadikanku seorang guru. Jadi, kedatanganku kemari ingin memberitahu hal yang menggembirakan ini!" ucap Xu Liang.

Chen Lian segera berpikir dalam otaknya, "Jadi, pemuda yang mirip Chen Hu itu bernama Xu Liang. Terlebih, dia adalah seorang guru? Guru apa?"

(Kilas balik)

Beberapa bulan yang lalu, seorang gadis di sekolah yang tergila-gila pada Chen Lian mengirimi sebuah novel mengenai penelitian realitas kuantum.

Namun, saat Chen Lian membaca dengan seksama, ia menjadi marah. Sebab, novel itu hanyalah fantasi, bukan sebuah data empiris.

Novel fantasi itu berisi berbagai pengetahuan tentang dunia yang ditinggali oleh para immortal. Tentu, genre seperti inilah yang dibenci oleh Chen Lian.

(Kembali lagi)

"Ahh, aku ingat sekarang! Dalam buku itu kalau tidak salah.... sekte adalah yayasan yang membina perkembangan ilmu bela diri dan spiritual," pikir Chen Lian dalam hati.

Xu Liang menatap Chen Lian, dan tersenyum. "Keponakan! Sebaiknya kau menjadi muridku," ujar Xu Liang.

Chen Lian menyipitkan mata, lalu ia bergumam dalam hati, "Tunggu dulu. Aku tidak ingin menjadi penyihir! Aku ingin menjadi ilmuwan yang menemukan energi listrik!"

Pria paruh baya itu segera menyela, "Xu Liang, jangan banyak berharap pada bocah itu. Dua tahun yang lalu, Sekte Gaogu sudah memeriksa energi Spiritual serta meridiannya, dan dia tidak memiliki potensi."

"Siapa juga yang mau jadi murid sekte!" dalam hati Chen Lian.

Xu Liang mengerutkan kening dan menghampiri Chen Lian. Ia mengangkat tangan kanan dan mengarahkannya ke dada Chen Lian. Ujung jari telunjuk dan tengahnya bersinar aura biru lembut.

Dalam pandangan Xu Liang, saat ia melihat tubuh Chen Lian, tiga buah akar berwarna ungu bersinar di dalam dentian. Hal itu membuat mata Xu Liang berbinar. Antara kegembiraan dan keterkejutan.

"Kau... dantian dan meridian milikmu berbeda dari yang lain! Aku pernah membacanya, bahwa yang seperti ini sangat langka!" cetus Xu Liang.

"Tidak, bukan dantian! Ini.... Ini.... Primordial. Di dalam dantianmu, terdapat primordial yang tersegel."

Chen Lian hanya diam, lalu memandang pria paruh baya yang mirip ayahnya itu. "Dentian? Primordial? Meridian? Apa maksudnya? Aku tidak paham sama sekali!" gumamnya dalam hati.

Pria paruh baya itu segera menyela lagi, "Tidak mungkin. Xu Yin sudah pernah mengikuti ujian meridian tapi gagal. Kenapa sekarang punya potensi?"

"Kakak, sebaiknya Xu Yin menjadi muridku. Dia akan mengguncang seluruh kultivator di Negara Xuan ini. Bukankah itu adalah sebuah keuntungan untuk keluarga Xu?" balas Xu Liang.

“Haiyah… Jika Xu Yin menjadi kultivator terkenal, kakak tidak perlu mencari kayu lagi di hutan!” tambah Xu Liang.

Pria paruh baya itu hanya diam dan fokus memotong kayu. Lalu, perempuan yang mirip Li Yi itu muncul dari ambang pintu rumah.

"Ayo makan siang, masakan sudah matang."

Ketiga pria itu masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi makan yang terbuat dari kayu sederhana.

"Kakak ipar, izinkan aku membawa Xu Yin ke Sekte Tiangu sebagai muridku," pinta Xu Liang.

Wanita itu hanya tersenyum, lalu membalas, "Makan dulu. Nanti bisa kita bicarakan."

Jemari kasar wanita itu membawa semangkuk sup wortel, dan menaruhnya tepat di depan Chen Lian. "Maaf, ibu belum bisa membelikan sup daging. Tapi, bukankah kamu juga menyukai sup wortel?"

Melihat tatapan mata wanita itu yang menyedihkan, Chen Lian segera berpura-pura bahagia. Ia tersenyum, "Kata siapa aku suka daging? Aku lebih suka wortel."

Seketika, mata wanita itu berbinar dan senyuman memancar diwajahnya. Ia segera mengambil beberapa makanan dari dapur.

Meja makan itu dipenuhi dengan masakan sederhana. Ubi rebus, tongseng kacang tanah, gandum dan sup wortel. Chen Lian merasa bahwa masakan itu hambar.

Setelah selesai makan, Xu Liang kembali membahas perihal keponakannya. "Jadi, bagaimana kak? Apakah diizinkan?"

Akhirnya, wanita itu mengangguk berat. Ia tahu, jalan kultivasi itu berat. "Tapi, kau harus menjaga keponakanmu dengan sungguh-sumgguh."

"Tentu saja kakak ipar! Xu Yin adalah keponakan yang paling aku sayangi!" ujar Xu Liang dengan senyuman lebar.

Pada malam hari, Chen Lian merasa tak bisa tidur. Otaknya dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan mengenai dunia ini. Selain itu, ia juga merasa tak nyaman dengan ranjang kayu tanpa alas yang membuat punggungnya terasa sakit.

Ia terbiasa tidur di atas spring bed yang super empuk, dan kini.. ia harus tidur di kasur kayu. Belum lagi, para nyamuk yang berebutan menggigit tubuhnya.

"Kalau aku tetap di sini, aku bisa mengembangkan energi listrik dan menjadi kaya raya. Pindah dari rumah jelek ini dan hidup nyaman di kota."

"Tapi... kalau aku tetap di sini, sambil mengembangkan temuan energi listrik, pria paruh baya kasar itu pasti akan menyuruhku membantunya di hutan!"

"Tidak! Aku tidak mau!"

Chen Lian banyak memikirkan banyak hal. Ia juga mempertimbangkan keinginan Xu Liang.

"Kultivator ya... Apakah film tidak masuk akal yang ditonton Chen Hu itu nyata?"

"Kalau nyata... mungkin aku bisa mencari jalan keluar untuk kembali ke duniaku sendiri."

____________

Sekte Gaogu \= Sekte Lembah Tinggi

Gāogǔ (高谷)

• 高 \= tinggi

• 谷 \= lembah

Sekte Tiangu \= Sekte Lembah Langit

Tiāngǔ (天谷)

• 天 \= langit

• 谷 \= lembah

Ranah Langkah Pertama:

Qi Awakening ( tingkat 1-19):

Qi Tempering (tahap awal, tengah, akhir)

Golden Core (tahap awal, tengah, akhir)

Golden Soul (tahap awal, tengah, akhir)

Astral Core (tahap awal, tengah, akhir)

Astral Soul (tahap awal, tengah, akhir)

Starbind (tahap awal, tengah, akhir)

Masih ada tiga Langkah lagi menuju Dao. Dijelaskan pada bab-bab selanjutnya.

1
Donna
apakah mirip dg yg d gambar??
Filanina
maksudnya, pamannya itu pintar karena sudah golden core stlh belajar 16 tahun tapi walau pun pintar ttp blm bisa mengenali primordial keponakannya?
Filanina: tapi kurang pintar karena tidak bisa mengenali primordial kan?

soalnya kok kayak tolak belakang. dikatakan pintar tapi tidak mampu.
LaoTzy: Iya pamannya punya bakat terpendam mungkin😭
total 2 replies
Filanina
kayak orang kurang sopan nggak sih ga jawab pertanyaan. Jatuhnya bukan dingin tapi ga sopan.
LaoTzy: Bener banget
total 1 replies
Filanina
oh... berarti itu khusus pedang kendaraan ya.
LaoTzy: Iya. Terinspirasi dari novel sebelah😭
total 1 replies
B A B Y B U N N D
Uupp
༆ᴛᴀ°᭄ᴠᴇᴇʀᴮᴼˢˢ彡
Gaadsss lanjooottt thorr
Filanina
Kalau dalam novel china kayak gini emang jarang sih ngasih penjelasan... terjadi begitu saja dan diterima begitu saja.
Filanina
ini pedang terbang itu biasanya pedang yg dipakai bertempur atau bukan sih? Atau khusus kendaraan?
pedang biasa bisa apa nggak? tergantung ilmu seseorang atau tergantung pedangnya?
Filanina
lucu juga ya, siapa yang pertama kali dapat ide pedang jadi kendaraan?

mungkin padanan sapu terbang penyihir atau karpet terbang aladin. cerita2 benda terbang yg jadi kendaraan yang lebih kuno.
Filanina
mungkin diberikan bukan memberikan. kalau nggak memberikannya. objeknya diganti -nya. subjeknya ttp wanita itu.
Filanina
Thor, ini dalam narasinya bakal ditulis Chen lian terus sementara di sana namanya Xu Yin?
Filanina
owh... yang terkuat bukan yang nomor 1 ya... ?
Filanina
semnanti mungkin typo ya. apa sembari?
Filanina
kalau mau perbaiki, pakailah koma sebelum petik alih-alih titik. trus dialog tag ditulis huruf kecil.
Filanina
saya ngasih koreksian typo
Filanina
kok aneh sekali kalau sampai kedua orang tuanya seperti itu. padahal anak tunggal.
Filanina
wah, parah itu. Belum tahu apa2 langsung dihajar
Filanina
cuma basuh muka? /Shame/
Filanina
jangan2 Fu heng bakal jadi musuh...
Filanina
iya-ya
ibunya jadi hangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!