Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ijab Qobul
Suasana yang tadi tegang kini menjadi mencair bagai es yang meleleh. Aku sudah tidak memiliki alibi apapun. Ucapan papa adalah keharusan bagiku.
"Maafkan aku kakak, semua di luar kendaliku. Harusnya kamu tidak pergi dan aku tetap bisa berkuliah, " batinku. Pagelaran akadpun segera dimulai. Gus izdi sudah menatap mantap kearah papa. Papapun demikian hatiku sudah tidak karuan.
Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Wardatul Jamilah Al khumairoh alal mahri miatun milyuna rubiatan hallan.”
Gus izdipun menjawab :
“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq.”
"Bagainana saksi? Sah?"
" Sah ..... !!!!" jawab semua orang.
"Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin"
setelah selesai berdoa, mama mendampingiku untuk berjalan kearah gus izdi. Aku masih saja menunduk dan setelah di depannya aku mulai mengambil telapak tangannya untuk kucium pertama kali sebagai takdzim istri untuk suaminya. Tanganku gemetar sekali air mataku menetes.
"Alahu akbar, ya Allah apa ini adalah jalan takdirmu. Mana mungkin doa itu yang engkau kabulkan," batinku. Gus izdi memegang tanganku yang gemetar dengan erat diapun mulai mencium dahiku. Tanpa ragu dia melakukannya. Tidak cintakah dia pada kakakku secepat inikah atau hanya berpura-pura.
Semua yang hadirpun berhamburan keluar musholah. Keluarga gus izdipun berpamitan pulang terlebih dahulu untuk menyiapkan sederetan acara untuk menyambut kedatanganku.
"Nduk, Berbahagialah dengan putra Umi. Mungkin dia adalah jodoh yang Allah siapkan untukmu. Jagalah dia nak. Umi ke pondok dulu," ucap umi padaku. Aku hanya mengangguk.
"Sugeng tindak umi, abi semoga selamat sampai tujuan," jawabku. Umi memelukku dan kulihat mas izdi menatapku tersenyum. Aku tak membalasnya. Aku masih sok dengan keadaan ini tak bisa berkata apapun. Setelah mereka semua pergi dari pelataran rumah. Aku yang akan melangkah masuk.
" Nak, suaminya diajak masuk kamar biar bisa beristirahat." ucap mama yang nampak bahagia. Sampai lupa kalau dia sudah menjadi suamiku.
"Mari kita masuk Gus !" seruku padanya dia hanya menatapku dengan tersenyum. Aku jadi salah tingkah dari tadi. Dia senyum memperhatikan tidak jelas. Akupun berjalan beberapa langkah di depannya.
" Silahkan masuk mas eh gus eh aduh siapapun wis yah. Saya bingung manggil siapa, ayo masuk saja!" seruku dengan membuka pintu, dia nampak sedikit tertawa melihat tingkahku yang gugup.
" Saya harus manggil kamu siapa?" tanya gus izdi padaku. Aku jadi menatap kearahnya.
"Terserah saja ... Senyamannya gus iz saja." jawabku
" Sayang ... Kemarilah duduklah di sebelahku!" serunya padaku yang membuatku jantungku hampir keluar dari lokasinya. Apaan coba dipanggil sayang, waduh tidak benar ini habis ditinggal kakak jadi seperti ini.
"Sayang kemarilah ...!" serunya kembali sambil menepuk tepi ranjang. Aku hanya menatap dan mulai mendekat padanya.
"Ada apa?" tanyaku sambil berdiri.
"Duduklah ," jawabnya.
"Ada apa? Apa ada yang ingin disampaikan?" tanyaku sekali lagi.
" Panggil saya mas," ucapnya lagi.
" Iya, kenapa mas?" tanyaku.
" Kenapa niqobnya belum dibuka? Daritadi kuperhatikan kamu bingung. Mas sudah halal melihat semuanya kenapa masih ragu- ragu," ucapnya sedikit panjang.
" Mas ... Saya takut kamu menyesal. Kakakku jauh lebih cantik. Kenapa kamu terburu-buru memutuskan. Dia tidak membatalkan pernikahannya namun hanya menunda. Tidak mengertikah mas dengan bahasa isyaratnya perempuan," jawabku tak kalah panjang.
" Pertama aku sudah menunggunya, kedua aku sudah menunggunya kembali 3 tahun. Sekarang yang ketiga dia benar-benar mempermainkan kesetian dan keagamaanku. Sudahlah aku sedang tidak ingin membahas tentang fatimah, kamu sekarang adalah istriku jadi fokusku hanya padamu. Sekarang bukalah niqobnya ijinkan aku melihat paras istriku dibalik itu," ucapnya. tanganku yang mulai membuka niqob dengan perlahan karena tiba-tiba menjadi gemetar lokal ketika dia memandang tanpa berkedip. Ketika niqobku sudah tanggal dia membuatku kaget.
" Allahu akbar .... Ya Allah kebaikan mana yang aku lakukan sehingga dia begitu sangat cantik. Kau memberiku bidadari surga yang istimewa dari balik cadarnya," ucapnya.
" Apa coba mas ini ... Bikin aku kaget saja. Yang benar saja kalau ngomong ya Allah hatiku sampai mau lepas," ucapku sambil memegang dada karena kaget. Dia mendekat dan mencium tanganku.
" Terima kasih sudah mau menikah denganku," ucapnya yang membuat hatiku berbunga.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou