Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Ibu
Setelah dua hari Yura dalam observasi, kini di rahimnya benar-benar telah tumbuh jabang bayi. Meski itu hanya dari hasil prosedur bayi tabung. Namun Yura dan Leon sama-sama bahagia.
Leon berbahagia karena kini ia memiliki pewaris, sementara Yura berbahagia karena satu tugasnya sudah selesai, kini tinggal bagaimana ia menjaga bayi yang ada di kandungnya tersebut tetap sehat dan selamat hingga menjelang persalinan.
Leon membantu membereskan barang-barang Yura, ia sengaja tak memanggil bi Sumi selama seminggu ini.
Itu karena Leon ingin ikut andil dalam proses terbentuknya sang jabang bayi, meskipun ia harus mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah sakit.
Seminggu telah berlalu, Yura mulai kembali sehat seperti sedia kala meskipun masih terasa nyeri sesekali.
" Kita pulang sekarang, besok atau lusa kita akan menemui daddy untuk memberitahu tentang kabar bahagia ini," ucap Leon.
Yura hanya mengangguk.
" Ayo sekarang duduklah di kursi roda, untuk sementara kau tak boleh banyak bergerak."
Setelah siap, barang-barang milik Yura dibawa oleh para bodyguard sementara Yura didorong dengan menggunakan kursi rodanya.
Mereka melewati koridor.
" Apa yang kau rasakan saat ini ?" tanya Leon.
"Tak ada terasa apa-apa, hanya saja aku merasa ada yang berbeda saja pada diri ku, mungkin karena ada kehidupan baru yang kini mulai tumbuh di dalam tubuhku," jawab Yura.
" Baiklah kauuuu tau apa yang harus kau lakukan sekarang?"tanya Leon kembali.
" Tau Tuan. Aku harus menjaga kandungan ku agar selalu sehat, benar begitu kan ?" tanya Yura balik.
" Tak hanya itu, karena kau sudah mengandung anak ku, kau juga harus bersikap manis dan romantis terhadap ku terutama di depan daddy. Ku harap kau bisa membujuk daddy ku untuk bisa tinggal bersama dengan kita," papar Leon.
" Tapi Tuan,aku gak tahu caranya bersikap romantis, apalagi pura-pura. Bisa ketahuan nantinya,"tutur Yura dengan lugunya.
" Kalau begitu kau harus membiasakan diri dari sekarang. Jangan panggil aku tuan. Panggil saja aku dengan panggil suami ku, hubby atau Sayang, atau apa saja yang bisa membuat kita terlihat mesra. "
" Ehm, baiklah."
" Setelah beberapa hari, kita akan menemui daddy."
Leon kemudian mendorong kursi roda Yura dan membawanya menuju lobby. Di sana sebuah mobil sudah menunggu mereka.
Setibanya di depan mobil, Leon menuntun Yura dengan menggandeng tangannya menuju pintu mobil, kemudian ia membuka pintu mobil untuk dirinya.
***
Welly kembali ke rumah usang miliknya dengan membawa kantong plastik besar yang berlapis-lapis dan beberapa minuman alkohol." Haha ha, akhirnya untuk pertama kalinya aku menang banyak hari ini," ucap Welly sambil meletakan kantong plastik hitam tersebut di atas tempat tidur.
" Aku hitung dulu, berapa uangku sekarang."
Welly kemudian menghitung uang pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu yang dimasukkannya ke dalam kantong plastik hitam.
Jumlah uang tersebut ternyata berjumlah seratus dua puluh juta rupiah.
" Hah, apa cuma seratus dua puluh juta ?! Padahal selama ini aku sudah menghabiskan 300 juta di meja judi," gumam Welly.
" Bagaimana caranya agar aku bisa dapat uang banyak lagi tanpa harus bekerja keras."
Welly berpikir sejenak, beberapa saat kemudian ia mulai menghitung.
" Sepuluh bulan ? Ya sepuluh bulan lagi tuan Leon akan mengembalikan Yura pada ku, dan itu berarti baru sepuluh bulan lagi aku bisa dapat uang banyak lagi. " Gumam Welly.
" Itupun kalau Yura berhasil mengandung benih dari tuan Leon, tapi kalau gagal bisa-bisa tuan Leon mencari dan membunuhku. " Welly mulai ketakutan.
" Sebaiknya aku pergi saja yang jauh, dengan uang ini. Biarkan saja Yura yang jadi pelampiasan tuan Leon."
Welly dengan cepat membereskan barang-barangnya. Ia tak lagi peduli dengan nasib Yura. Yang penting ia bisa kabur dari ancaman Leon.
Welly sudah parno duluan karena saking takutnya ia akan ancaman Leon.
Setelah membereskan barang-barang ia pun langsung pergi dengan menggunakan sepeda motornya.
Pergi yang jauh dari tempat itu untuk sementara waktu.
Jika Yura telah berhasil melakukan tugasnya, maka sekitar sepuluh bulan lagi Welly akan kembali untuk mengambil Yura dari tangan Leon dan kembali memanfaatkan gadis tersebut.
***
Mobil yang Yura tumpangi kini tiba di depan mansion milik suaminya.
Kedatangannya sudah disambut oleh para asisten rumah tangga dan juga para bodyguard.
Seperti permaisuri yang tengah mengandung pewaris untuk seorang raja, Yura disambut sangat baik.
" Selamat datang ke rumah lagi Nyonya," ucap para asisten.
Yura hanya tersenyum melihat perlakuan yang berlebihan tersebut.
Memang Leon yang meminta mereka semua untuk berbuat baik terhadap Yura serta menjaganya.
Tentu saja karena saat ini Yura tengah mengandung pewaris untuknya.
" Sumi apakah kamar Yura sudah di bersihkan dan di sterilkan?" tanya Leon.
" Sudah Tuan, sekarang Nyonya silahkan beristirahat di kamarnya."
" Ayo Yura, sekarang kau beristirahat di kamarmu," ucap Leon sambil menggandeng tangan Yura dan menuntun menuju anak tangga.
Leon membantu Yura untuk naik ke lantai atas dengan menggandeng tangannya.
Sebenarnya itu terlalu berlebih-lebihan bagi Yura, karena ia sendiri bisa naik sendiri menuju lantai atas.
Tapi semua karena sudah kehendak dari Leon, Yura hanya menurutinya saja, karena tugasnya memang harus mengikuti semua perintah Leon.
Mereka pun tiba di kamar Yura, Kali ini Yura merasakan suasana yang sedikit berbeda di kamarnya.
Dimana ia merasa sirkulasi udara di kamarnya tersebut lebih lancar, karena kamarnya sudah sedikit di renovasi menjadi lebih terbuka agar udara segar bisa masuk dengan bebas tentu dengan alat penyedot debu yang terpasang di setiap jendela dan ventilasi kamarnya.
Kamarnya juga dicat ulang dengan cat putih dan aneka bunga hias segar yang terpajang di sudut ruangan hingga akuarium besar yang sengaja diletakkan di samping tempat tidurnya.
Menurut riset para ahli, suara aliran air yang mengalir akan membuat perasaan seseorang menjadi tenang, begitupun keindahan dari dekorasi bunga segar yang menghiasi setiap sudut kamarnya,Yura akan tenang dan betah di dalam kamarnya sendiri.
" Istirahat, sebaiknya kau lanjutkan bedrest mu selama dua hari lagi setelah itu kita akan menemui daddy."
" Baik Tuan," ucap Yura, ia pun langsung menuju tempat tidurnya.
Yura berbaring miring sambil mengusap-usap sprei lembut yang terpasang rapi di tempat tidur.
' Akhirnya aku kembali ke tempat tidur ini tanpa harus berbagi tempat tidur dengannya,' batin Yura. ia pun tersenyum.
Setelah mengantar Yura, Leon kembali ke lantai bawah untuk menemui para asisten rumah tangganya.
Leon menghampiri para asisten rumah tangga yang masih berjejer menunggu perintah darinya
" Kalian semua harus melayani Yura dengan baik, lakukan apa saja yang dia inginkan. Jaga makan dan minumnya," titah Leon.
" Baik Tuan," ucap mereka secara serempak.
"Jika sampai terjadi sesuatu pada darah dagingku, karena kecerobohan kalian. Maka kalian tanggung sendiri semua akibatnya, mengerti!"
" Mengerti Tuan," mereka pun serempak menjawab.
" Baiklah, sekarang lanjutkan tugas kalian. Siapkan makan siang untuknya."
" Baik Tuan, kami permisi," ucap mereka dengan serempak.
" Sumi, aku harus kembali ke kantor kau jaga Yura baik-baik, jangan biarkan dia melakukan pekerjaan yang berat. Pastikan dia tetap berada di dalam kamar selama dua hari ini."
" Baik Tuan," ucap Sumi.
"Oke, ku percaya dia pada mu !"
Setelah memberikan arahan pada para asisten rumah tangganya Leon kembali ke kantor .
***
Waktu menunjukan pukul sembilan malam.
Sudah waktunya bagi Yura untuk tertidur.
Sumi membuka pintu kamar Yura dan menemukan nyonyanya tersebut sedang terlelap.
" Ah syukurlah Nyonya sudah tidur, jika tidak. Nanti aku bisa disalahkan oleh Tuan."
Sumi kembali menutup pintu kamar Yura. Setelah kepergian Sumi, Yura kembali mengintip dengan membuka matanya untuk memastikan Sumi sudah keluar dari ruangannya. Setelah merasa yakin tak ada yang mengawasinya, Yura kembali membuka Channel TV yang menyiarkan drama Korea kesayangannya.
Yura menonton sambil tersenyum-senyum dengan pipi yang merona. Melihat adegan romantis yang dilakoni oleh para pasangan di dalam serial televisi tersebut.
"Ehm andainya aku punya pasangan romanti seperti mereka, " gumam Yura sambil kembali tersenyum menatap televisi tersebut.
Tiba-tiba Yura mendengar ada suara langkah kaki yang begitu ia kenal. Yura pun kembali berbaring sambil menyembunyikan smartphone dibawah tempat tidur, kemudian pura-pura tertidur kembali.
***
Leon, perasannya hari ini begitu bahagia, karena sebentar lagi ia akan memiliki anak, meskipun sebelumnya tak pernah terpikirkan olehnya. Jika saja bukan atas permintaan Daddynya, mungkin sampai saat ini hatinya belum bergerak sama sekali untuk menikah apalagi punya momongan.
Saking bahagianya Leon, ia begitu ingin melihat perkembangan sang buah hati meskipun baru setengah hari ia tinggal.
Leon segera menghampiri pintu kamar Yura.
Kemudian ia membuka kamar tersebut karena tak terkunci dari dalam.
Kreak … pintu kamar pun terbuka.
Yura yang awalnya pura-pura tertidur itu pun kembali mengintip untuk memastikan siapa yang datang.
" Ehm Tuan ada apa anda datang malam-malam begini ?" tanya Yura sambil mengucek matanya.
" Berbaringlah dengan terlentang!" titah Leon.
" Hah." Yura sedikit kaget, ia takut Leon melakukan sesuatu terhadapnya.
" Mau apa anda ,Tuan?"tanya Yura gugup.
" Berbaringlah dengan posisi terlentang, aku ingin mengusap perutmu. Aku tak bisa tidur sebelum berkomunikasi dengan darah dagingku," ucap Leon.
" Oh, aku kira ada apa," gumam Yura sambil membalikkan posisi tubuhnya dengan terlentang.
Leon kemudian duduk di samping tempat tidur kemudian mengusap perut Yura yang masih rata tersebut.
Leon tersenyum ketika meraba perut tersebut , meskipun tak ada reaksi apapun yang terasa ketika ia merabanya.
Sementara Yura menjadi heran dengan perlakuan aneh Leon itu.
" Kau harus jadi putra yang kuat untuk mewarisi semua perusahaan daddy kelak," ucap Leon sambil mengecup perut Yura yang masih rata.
Yura melirik ke arah bawa melihat Leon yang berkali-kali mengecup perutnya.
Leon melakukan hal tersebut untuk menunjukan betapa sayangnya ia pada sang jabang bayi, sementara Yura merasa risih akan hal itu.
Leon menatap wajah Yura yang menatapnya dengan aneh.
" Kenapa kau mau ku cium juga ?!"tanya Leon dengan sedikit membentak.
" Eh tidak Tuan," sahut Yura sambil menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya.
" Kalau begitu kau harus segera tidur! Jangan begadang karena tak baik untuk kesehatanmu!"
Meskipun maksud Leon hanya untuk menasehati Yura. Namun Yura merasa itu adalah ancaman baginya karena takutnya ia pada Leon.
" I-iya Tuan. Saya akan tidur, " sahut Yura dari balik selimutnya.
" Bagus ."
Leon tersenyum melihat Yura yang ketakutan terhadapnya. Kemudian ia pun melangkah menuju kamar.
Leon mengunci kamar tersebut dan hanya ia dan Yura yang bisa membuka pintu kamar itu.
Yura langsung mematikan layar smartphonenya kemudian kembali tertidur. Ia juga tak ingin terjadi sesuatu pada janinnya, karena jika terjadi sesuatu, bukan tak mungkin Leon akan meminta untuk mengulang kembali prosedur bayi tabung tersebut. Atau bisa saja Leon akan mengembalikan ia kepada pamannya.
Yura pun memejamkan matanya, coba meraih kebahagiaan di alam mimpinya.
Bersambung dulu ya gengs. Ini tuh episode terpanjang yang author tulis tapi tak apalah yang penting reader puas bacanya. Terima Kasih untuk para reader yang sudah mendoakan kesembuhan author, Alhamdulillah author sudah lumayan pulih dan mulai bisa beraktivitas seperti biasa dibanding hari sebelumnya yang hanya bisa berbaring tak berdaya.
Semoga kita semua selalu dalam lindungannya, selalu diberi kesehatan dan keselamatan untuk diri dan orang-orang yang kita sayangi oleh Tuhan yang maha esa. Aamiin.
Tetap jaga kesehatan ya reader.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.