NovelToon NovelToon
Duda Ganteng Ku

Duda Ganteng Ku

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:771.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ditaa

Delisa Pratama, menelan kehidupan pahit yang di deritanya di umur 19 tahun. Ia terpaksa bekerja keras setelah di usir Ibu tirinya dari rumah selepas Ayahnya meninggal dunia.

Kehidupannya berubah ketika Delisa bertemu dengan gadis kecil yang memiliki paras wajah cantik dan menggemaskan, membuat dirinya melupakan semua kejadian buruk di hidupnya.

Siapa sangka, Gadis kecil itu adalah seorang anak CEO ternama bernama Revano Akashy Malik, seorang duda yang memiliki wajah tampan tanpa keburukan sedikit pun, serta di gandrungi banyak para wanita.

Selamat membaca,
Jangan lupa Like, Komen & Vote nya🙏🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ditaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 09

Pagi hari ini Delisa sangat sibuk sekali karena ini merupakan hari pertama dia bekerja. Ia menggunakan baju sesopan mungkin, di tambah make up tipis agar segar dan mengikat rambut nya dengan satu ikatan.

Wanita itu mulai menjalankan motornya ke perusahaan MS group.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup macet sekitar 10 menit dari kontrakan nya, Delisa pun sampai di depan perusahaan tersebut lalu memarkirkan kendaraan nya di tempar parkir yang berjajar dengan motor yang lain.

Kemudian Delisa masuk ke dalam perusahaan tersebut dengan hati yang gusar, karena ia sama sekali belum pernah di interview kerja dan sudah langsung ke terima saja. Ini benar-benar kekuatan orang dalam.

"Maaf, Pak. Saya ingin bertemu dengan Bapak Revano." tanya Delisa kepada Pak Satpam yang sudah membukakan pintu untuknya.

"Maaf, Mbak. Apa sebelumnya sudah ada perjanjian dengan Pak Revano?" tanya pak satpam lagi. Pasalnya Revano itu bukan orang biasa. Revano hanya bisa di temui jika atas dasar perjanjian saja.

"Eum, tidak ada, Pak." jawa Delisa jujur.

"Kalau begitu bagaimana jika saya antar Mbak bertemu Pak Roy saja." kata pak Satpam.

"Pak Roy?" tanya Delisa jujur, karena ia di beri wejangan oleh Lilis bahwa jika dirinya sudah sampai di perusahaan, ia harus langsung menemui Revano saja.

"Iya, Pak Roy, sekertaris pribadi nya pak Revano. Biasanya jam segini juga pak Revano belum datang Mbak." jawab pak Satpam.

"Ya sudah deh, Pak. Kalau begitu boleh Bapak antar saya bertemu dengan Pak Roy?" tanya Delisa.

"Ya, Mbak. Mari saya antar."

Pak Satpam berjalan dengan di ikuti Delisa di belakangnya.

Mereka naik lift khusus karyawan, menaiki satu persatu lantai yang ada di dalam gedung itu hingga kemudian mereka sampai lah di lantai paling atas, tempat CEO, dan staf-staf khusus.

'*W*ah ... perusahaan nya bener bener besar banget ya. Hebat sekali Pak Sanjaya itu.' kata Delisa di dalam hati.

"Maaf, Pak Roy. Ini ada yang ingin menemui Pak Revano." kata Pak Satpam menghampiri Roy yang sedang sibuk dengan laptop nya.

"Oh baiklah. Bapak boleh kembali lagi." kata Roy dengan sopan.

"Ekhem." Roy berdeham menetralkan jantungnya karena saat ini jantungnya seperti ingin melompat keluar dari tempatnya karena melihat wanita imut di depannya.

'Buset nih bocah lumayan juga, kasian amat suruh jadi OB mending jadi istri gue aja, gak usah susah payah kerja tinggal diem di rumah sambil ngurusin gue' kata Roy di dalam hatinya.

"Delisa? Kemari." panggil Roy sambil melambaikan tangannya. Delisa pun menuruti Roy, berjalan mendekati Roy sambil menundukkan wajahnya.

"Delisa kamu yakin ingin bekerja disini?" tanya Roy sambil menatap Delisa yang ada di depannya.

"Iya, Pak. Saya yakin." jawab Delisa dengan semangat lalu mendongakkan wajahnya menatap Roy.

"Baiklah Delisa, tapi apa kamu tidak apa-apa jika bekerja di bagian OB?"

"Iya Pak Roy, tidak apa-apa." jawab Delisa dengan mantap.

"Baiklah mari saya akan terangkan apa saja yang akan di lakukan kamu selama bekerja disini. Simak dan pahami dengan baik karena saya tidak mau mengulang perkataan saya lagi, mengerti Delisa?" canda Roy. Tetapi tidak dengan Delisa, ia menganggukkan kepalanya dan siap mendengarkan dan mencatat di pikirannya.

"Jangan tegang Delisa, rilex saja jika dengan saya, tapi tidak dengan pak Revano ya, apa yang ia mau harus di turuti." kata Roy memberi pemahaman.

"Iya, Pak Roy." kata Delisa mengangguk paham.

"Baiklah... Ini dengarkan baik baik.

Roy pun menjelaskan pekerjaan apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan Delisa selama bekerja disini.

"Oh iya Delisa. Jika nanti pagi-pagi Pak Revano meminta kopi, takaran gulanya satu sendok saja ya ... jika untuk saya bebas ingin berapa takar saja, yang penting jangan kemanisa. Paham Del?" ujar Roy sambil menjelaskan panjang lebar kepada Delisa.

"Iya pak Roy paham." kata Delisa sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu ini jas khusus OB dan silahkan kamu masuk ke ruangan yang ada di lantai tiga dan berkumpul dengan teman kamu. Apa ingin saya antar?" tanya Roy sambil memberikan jas nya kepada Delisa.

"Tidak perlu, Pak. Biar saya sendiri saja. Terimakasih atas penjelasannya, Pak." kata Delisa sambil melenggang pergi meninggalkan Roy sendirian dengan laptopnya.

'Cantik banget Delisa, incaran saya nih, lumayan buat cuci mata kalau capek habis bekerja.' ujar Roy dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Roy, bagaimana dengan perusahaan?" Suara berat bariton terdengar saat ini di depan Roy, yang tak lain adalah suara Revano.

"Sejauh ini masih lancar-lancar saja, Bos. Oh iya ini ada beberapa file yang harus anda cek. Kemudian setelah ini sudah tidak ada pekerjaan lagi karena kemarin perusahaan Jaya Group mengundurkan pertemuan nya." jelas Roy kepada Bos nya.

"Kalau begitu kau seharusnya bilang sejak pagi, Roy. Saya bisa mengeceknya dari rumah saja lewat email. Aurel menangis tidak mau ditinggal oleh saya, saya kesini setelah Aurel kembali tertidur." kata Revano sambil memijat pelipis nya.

"Maaf, Bos. Kalau begitu biar tidak pusing nanti saya pesan kan kopi saja." tawar Roy.

"Hm, boleh. Kalau sudah jadi kau bawakan saja ke ruanganku." kata Revano sambil meninggalkan Roy dan masuk ruangan pribadi nya yang tepat di samping meja kerja Roy.

Tepat sekali setelah Revano masuk ke dalam ruangannya, datang lah Delisa dengan alat pel dan sapu di tangannya. Roy tersenyum melihat Delisa yang ada di depannya, jadi ia tak perlu menelpon dapur untuk memesannya.

"Delisa, kemari." ujar Roy dengan suara yang cukup keras hingga Delisa menoleh ke sumber suara.

"Iya, Pak Roy. Ada apa? Apa yang bisa Delisa bantu?" tanya Delisa sambil sedikit berlari.

"Kamu habis dari mana, Del?" tanya Roy.

"Eum itu, Pak. Tadi di bagian sana ada meja yang tertumpahan air minum, jadi Delisa bersihkan." jawab Delisa.

"Tolong buatkan kopi untuk Pak Revano dan eum untuk saya milkshake coklat saja. Ingat takaran kopi untuk Pak Revano ya, Del." ujar Roy mengingatkan.

"Iya, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu." kata Delisa dengan sopan, menatap mata Roy pun ia tidak berani.

Kemudian wanita itu menuju ruangan dapur yang ada di lantai tiga untuk membuat segelas kopi dan milkshake coklat untuk kedua atasannya. Susah payah Delisa membuatnya dengan di bantu koki hebat untuk membuat kopi itu agar takarannya pas.

"Satu sendok saja ya Pak gula nya?" tanya Delisa kepada Pak Muh yang merupakan koki hebat itu.

"Iya, Neng. Pakai gula untuk diet saja, jangan pakai yang itu tapi yang ini." kata Pak Muh sambil meletakkan gulanya di hadapan Delisa.

"Oh iya Pak, aduh untung belum di celupin." Delisa tersenyum canggung menatap Pak Muh.

"Takarannya pakai sendok yang ini, Neng. Jangan yang itu nanti takut kemanisan." kata Pak Muh lagi.

"Iya Pak Muh, tunggu sebentar." jawab Delisa dan mulai mengambil bubuk kopi di lemari pendingin dapur.

"Astaga, kopi nya yang mana ya Pak Muh? Banyak sekali." kesal Delisa ketika melihat banyaknya kopi yang ada di lemari pendingin tersebut.

Dari awal merintis perusahaan, Sanjaya sudah mempekerjakan Pak Muh di perusahaan yang awal, karena Revano suka dengan masakan yang Pak Muh buat. Jadilah Sanjaya mengalah kepada anaknya dengan memindahkan Pak Muh ke tempat perusahaan anaknya.

"Ambil yang latte saja, Neng. Tapi biasanya pak Revano itu suka di campur dengan cappucino." ujar pak Muh yang sedang membuat milkshake coklat.

'Astaga bikin kopi aja seribet ini, bukan kah ada kopi kemasan? Tinggal di buka, di tambah air panas lalu di aduk dan di minum.. Sulit sekali ternyata makanan dan minuman untuk dia, walaupun dulu ayah juga sering minum kopi tapi tidak sampai segininya.' kesal Delisa di dalam hatinya.

Walaupun menggerutu kesal di dalam hatinya, Delisa tetap membuatkan segelas kopi untuk Revano.

1
Meda
Opanya selingkuh sama Rosa kayanya😂😂😂
Cut Risnawati
Luar biasa
Jamilatul Fauziah
jadi vano nikah muda dong
usia 27 th udah punya anak umur -+ 6 th🤔
Azzahra Azka Lestari
kok punya motor?
Azzahra Azka Lestari
kepo habis berapa duit delisa????
Azzahra Azka Lestari
kirain mainan abang2 yg di taman????
Azzahra Azka Lestari
duda muda dong 27 thn
Azzahra Azka Lestari
perjuangan hidup
Yuli Ana
Luar biasa, ceritanya bagus...
Susi Momnya Anas
jomblo meureun...
Susi Momnya Anas
ada rahasia apa ya..
Nur Soleh
Gusti Aa ..Roy ..acak adul kena gempa 🤣🤣😅
Thor bisa aja' bkn mules perut...👍👍👍
Moertini
Revano seorang suami setia dan ayah yang bertanggung jawab penyayang dan baik hati Delisa seorang isteri setia ibu lemah lembut dan penyayang menggambarkan keluarga harmonis dan bahagia bagus mantap ceritanya thor ada drama sedikit terus berkarya thor semangat
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Rhenii RA
Ceritanya bagus, cuma saran aja ya thor kalau bisa bahasanya pakai yang baku semuanya. Biar ngga kadang baku kadang ngga jadinya pas baca kurang nyaman
Ditaa: iya, terimakasih kak sarannya🙏🏻
total 1 replies
Rhenii RA
Daddy
Nurjani Lambu
saya mampir thor
Supri Yanti
ok
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
Siti Aminah
🎉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!