NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:613.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. DUDA SEHARI

Ezra berkali meminta drivernya agar menaikkan kecepatan laju mobil mereka disaat jalanan sedikit lengang. Pikirannya kusut, khawatir dengan kondisi Papa yang sedang dalam masa pemulihan.

"Papa susah dibilangin, harusnya jangan banyak aktivitas dulu meski lukanya tak dalam namun kan tetap saja beberapa memar masih terlihat membiru dibeberapa bagian tubuh," Ezra menggerutu sepanjang perjalanan dengan gurat gelisah tercetak jelas di wajahnya.

Jemarinya menekan tombol panggilan cepat ke aspri mereka, Rolex dan Leon.

"Sh-itt, kemana sih mereka? ada di Mansion tapi seakan di Alaska, sulit dijangkau oleh panggilan," umpatnya lagi.

Sudah tak karuan bagaimana rasa hati Ezra, namun sebisa mungkin suhu otaknya harus tetap ia jaga agar tak meledakkan emosi disaat genting seperti ini.

Jempol kiri itu kini kembali menekan tombol panggilan cepat di ponselnya. Angka nomer enam, milik Dokter Darius. Sang dokter keluarga El Qavi, panggilan pun terhubung di detik ke tiga.

Tuut. Tuut.

"Ya halo, Tuan muda, urgent kah? dimana posisi Anda?" sahut suara di ujung sana.

"Tolong segera datang ke Mansion Dokter, kondisi Papa drop dan aku sedang perjalanan pulang," suara Ezra tenang namun masih tersirat kepanikan dibeberapa kalimatnya.

"Aku baru tiba di Mansion, ku kira Anda juga dalam situasi urgent. Izin melaksanakan tugas, Tuan muda." Tutupnya pada panggilan Ezra sepihak.

Sepuluh menit selanjutnya.

Belum sempurna Mercedes-benz C-class hitam itu berhenti, kaki panjang terbalut trouser warna mocca telah terjulur turun.

Driver sempat dibuat panik, bukan saja khawatir akan keselamatan tuan mudanya, justru ia lebih takut apabila kendaraan mewah yang dikemudikan hilang kendali. Tak dapat membayangkan berapa banyak uang untuk menebusnya.

"Haduh, hampir saja nabrak mobil Pak Dokter. Sport jantung dari siang, bestie," ujar Driver andalan El Qavi, menirukan slogan gaya anak muda sekarang.

"Aku harus siapin jawaban jika Pak Rolex atau Leon nanya tentang kejadian tadi, sabar sabar, ingat gajinya," seloroh pria ini, saat memarkir mundurkan sedan mewah hitam itu, memutar stir ke kanan dan melaju pelan melewati mobil pak dokter yang terparkir lalu memutar arah menuju garasi.

Didalam Mansion.

Ezra berlari menuju kamar Papanya dilantai dasar melewati ruang keluarga. Ketika ia tiba dikamar sang Ayah, Dokter Darius baru saja selesai memeriksa kondisi beliau.

"Dok, gimana Papa?" tanya Ezra dengan nafas tersenggal.

"Hanya shock ringan, apa ada kejadian yang memicu ini?" Dokter Darius menguatkan diagnosanya.

"Kakak, entah apa yang dia lakukan...." cebik Mita dengan mengerucutkan mulutnya.

"Diluar saja, biarkan Papa kalian istirahat dulu," ujar sang dokter seraya membereskan peralatannya dan bergegas keluar kamar mengajak Ezra serta.

Mita enggan meninggalkan Papa yang masih terbaring lemah diatas master bedroom kamar mewah itu, memperhatikan deru nafas halus yang perlahan terhembus dari tubuh senja ayahnya, dia trenyuh teringat sang Bunda.

"Ah, wanita itu. Papa lekaslah sehat, kita bisa meski bertiga, ok?" Mita berbicara dalam hati.

Kedua pria yang baru keluar dari kamar Emery itu kemudian duduk di sofa kulit warna putih ruang keluarga El Qavi.

"Aku sudah memperingatkan kalian agar menjaga kondisi psikis beliau, agar pemulihannya lebih cepat. Apa yang terjadi?"

"Salah paham Dok. Padahal baru berselang satu jam sejak arakan massa menggiringku atas tuduhan perzinahan. Juga akibat kebiasaan netizen enam dua yang baru mengenal medsos, merekam lalu mengupload satu peristiwa demi keviralan akun mereka ke jagat maya, bahkan aku masih di pesantren setelah mufakat dicapai, seketika membuat gempar. Lalu Mita memberitahukan tentang kondisi Papa," urai Ezra panjang lebar atas rentetan peristiwa sebab musabab ayahnya drop.

"Hanya salah paham? bukan sebenarnya?" Dokter Darius tersenyum penuh arti.

"Come on, status duda ku baru satu hari, Dok... dan aku rajin mandi, jadi ga bakalan gatel asal Dokter tahu," sungutnya kesal atas tatapan menuduh Darius bahwa dia melakukan sesuatu hal tak pantas, cih, bukan gaya seorang Ezra El Qavi, batinnya mengutuk sang dokter kepo.

"Haha...." Darius tergelak seraya menarik bo-kongnya dari duduk nyaman diatas sofa.

"Ya ya, silakan Anda tertawa sebelum terkena penyakit varian baru, serangan tawa. Anda tahu arah keluar kan, thanks Dok, sampai jumpa," ujar Ezra sambil lalu kembali keruangan Emery.

Tok. Tok.

Ezra membuka handle pintu kamar ayahnya. Menyembulkan kepala dari balik pintu khawatir mengganggu istirahat sang ayah.

"Mit, aku ingin bicara," bisik sang kakak dari kejauhan saat Mita menoleh ke arahnya.

"Ok," Mita bangkit dari sisi ranjang itu, memastikan selimut menutupi tubuh ayahnya serta suhu ruangan agar tetap nyaman bagi kondisi beliau.

Pintu kamar Emery telah menutup kembali. Mita melangkahkan kaki menuju tempat dimana sang kakak berada. Sofa yang sama saat berbincang dengan Darius tadi.

Baru saja ia akan memulai pembicaraan, Rolex dan Leon datang menghampiri keduanya.

"Hah, bagus, darimana kalian?" sergah Ezra kesal.

"Clear, Bos. Please check," Rolex memberikan laporan dengan tabnya tentang pencabutan tagline rumor di website berita online lokal kota itu.

"And than, undo success. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do and then save ... i must be wrong," ujar Leon menyerahkan tab berisi penarikan link berita online yang telah mengudara. (suntingan dibatalkan, tolong periksa kembali apakah perbandingan dibawah ini, yang dilakukan olehnya dan Rolex sesuai dengan yang diinginkan oleh bosnya, Leon takut keliru)

Ezra menerima tab yang disodorkan Rolex padanya serta mengamati pekerjaan aspri sang Papa. Keduanya mengesankan, sangat cepat bertindak tanpa diminta.

"Thanks you very much, both of you," ujar Ezra menatap puas atas kinerja mereka. (Terimakasih banyak untuk kalian berdua)

"Aku ke kamar Tuan Besar, permisi Tuan dan Nona Muda," pamit Leon membungkukkan badan meninggalkan mereka diikuti oleh Rolex.

"Mita, kenapa Papa bisa tahu? apa beliau mengutarakan sesuatu padamu?" selidik Ezra pada Mita tentang insiden ini.

"Hem, Papa tak sengaja melihat berita tadi kala aku memutar video di dekatnya. Juga beliau ingin aku dan kakak segera menikah. Aku kan belum lulus, masih satu tahun lagi, baiknya kakak yang mewujudkan ini dahulu," ucap Ermita hati-hati.

"Aku baru bercerai Mit, gila! Semua minta aku lekas menikah lagi gitu? akta duda ku pun belum kering dicetak, sudah harus sign buku nikah baru. Apa kata para juliders? hah, yang benar saja," cibirnya tak habis pikir.

"Kenapa emang? kan laki ga punya masa iddah kak, lagian jika ada jodoh yang baik seharusnya bergegas. Apalagi kakak sudah puasa lama kan?" Mita tergelak tak dapat menahan tawa mengejek kakak sulung satu-satunya itu.

"Ga sopan, kamu saja dulu sana. Papa jodohin, tau rasa kamu," balas Ezra tak kalah sengit.

"Aku sudah menyetujuinya Kak, nanti setelah lulus. Dia pria baik, semoga," ungkapnya pada sang kakak.

"What, seriously?" Ezra membola tak percaya.

"Iya, putra sahabat Papa meski aku belum pernah jumpa dengannya. Aku ingin berbakti pada Papa, salah satunya dengan ini. Papa tidak memaksa, kami akan bertemu nanti setelah study berakhir," tutur Mita lembut seraya menerawang jauh.

Inginnya memilih jodoh sendiri namun melihat perjuangan Papa berjibaku untuk memberi yang terbaik bagi dirinya dalam kesendirian, Mita rela mengikuti anjuran sang ayah.

"Lalu aku juga Mit?" Ezra menimpali.

"Terserah kakak, bila ingin Papa tenang. Pikirkan dahulu kak, jangan terburu-buru," saran sang adik dengan nada lembut.

Mita, kamu dewasa melebihi usiamu. Ezra menatap adiknya lekat.

"Bos, Tuan besar memanggil Anda...." suara Rolex memecah lamunan.

.

.

..._________________________...

1
Novie Achadini
pd bermusuhan ya
Novie Achadini
cheryl mati
Novie Achadini
ceritanya bagus pelajaran agama nta subhanallah jadi belajar dr sini
Novie Achadini
lope lope rokex
Novie Achadini
dilara salah jg
Novie Achadini
jagat nuh anaknta sanjaya
Novie Achadini
dilara anak sanjata
Novie Achadini
iya noh nggak ngerti siapa yv disiksa masalah nta apa
Novie Achadini
apaan sih? siapa yg mau dilenyapkan? adik kecil siapa?
Novie Achadini
pebinor sakit jiwa
Istiqomah
luar biasa/Good//Good/
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Novie Achadini
karya mimny luar biasa penyampauan agama bta bagua bgt.makin sukses ya mommy
Nay Nayla
nicee
sakura
...
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ𝐀⃝🥀🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀ
LUAR BIASA⭐⭐⭐⭐⭐
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ℝ𝔸 ᴄʜᴀɪʀᴀ
luar biasa
⭐⭐⭐⭐⭐
Ummu Ayyas
MasyaaAllah luar biasa muantap
Ummu Ayyas
MasyaaAllah 😭😭😭
Ummu Ayyas
MasyaaAllah terharu ayah emery 😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!