Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.Membuat Kesepakatan.
Seketika wajah Anandita merah seperti kepiting rebus.
"Ya ampun Anandita ini memalukan sekali,bagaimana aku harus bersikap,'batin Anandita.
"pakai ini"Gavin memberikan kaos dan celana panjang pada Anandita.
tanpa menatap wajah Gavin Anandita langsung mengambil baju dari tangan Gavin.
"makasih..,dan maaf untuk yang barusan"ucap Anandita dengan menundukan wajahnya.
"hem..,aku akan keluar"
Anandita hanya menganggukkan kepala untuk menjawab gavin.
Setelah Gavin keluar dari kamar,Anandita kembali menatap dirinya dicermin,dasar bodoh....bisa bisanya kamu melakukan hal memalukan seperti ini,sih"makinya pada diri sendiri.
'Sebaiknya aku segera berpakaian sekarang dan langsung pulang saja,'gumamnya sambil merentangkan kaos milik Gavin didepan tubuhnya yang mungil.
'ini besar sekali,gimana aku memakainya dengan bawahan celana panjang milik Gavin'batinnya sambil merentangkan juga celana panjang yang diberikan Gavin padanya.
'ya ampun aku seperti liliput kalau memakai ini',gumamnya didepan cermin.
'kupakai kaosnya ini saja,gumamnya sambil mengenakan kaos Gavin yang dipakainya sampai diatas paha panjangnya.
'ini lebih baik aku tidak seperti liliput'gumamnya sambil mematut diri didepan cermin,lalu merapikan rambutnya dengan sisir yang ditemukan diatas nakas Gavin.
Meskipun Anandita tidak memakai kosmetik tapi dia tetap terlihat cantik,karena memang wajahnya sudah cantik dari lahir.
Anandita berjalan keluar dari kamar Gavin bermaksud untuk meminta Gavin mengantarnya untuk pulang kerumahnya.
Anandita melihat kesekeliling ruang tamu tapi Gavin tidak terlihat'kemana bocah itu'gumam Anandita sambil terus berjalan mencari Gavin diseluruh ruang Apartemen yang luasnya tiga kali dari luas rumahnya,
"kau mencari apa"
"Gavin!!!"teriak Anandita karena terkejut malihat Gavin sudah kembali berada dibelakangnya,
"tidak bisakah kau bersuara saat berjalan,kenapa kau selalu tiba tiba ada dibelakangku"omel Anandita pada Gavin.
"kau saja yang tidak pernah memperhatikan sekitarmu untung aku yang berada dibelakangmu kalau yang lain bagaimana".
"nggak ada orang lain dirumah ini jadi pasti hanya kamu yang muncul dibelakangku"
"sepertinya isi kepalamu memang hanya sebesar biji jagung,jadi kau selalu tidak menyadari hal hal yang bisa mengundang orang tanpa kau sadari"
"apa maksudmu"
"itu,kau akan keluar hanya memakai atasan kaosku saja"
"hanya ini yang bisa kupakai celanamu itu terlalu besar,kalau aku memaksa memakainya aku seperti liliput"
"benarkah?"
"ya"angguk Anandita pada Gavin.
"coba kulihat seberapa tinggi dirimu"ucap Gavin Sambil mendekat kearah Anandita dan menariknya agar berdiri lurus didepannya.
Saat melakukannya Gavin tak memikirkan akibat dari sentuhan yang dilakukannya, dia hanya bermaksud untuk menggoda Anandita,tapi saat sekarang tubuh mereka berada dijarak sangat dekat Gavin baru merasakan ada desiran dari sentuhannya ditubuh Anadita.
Melihat seorang wanita berada sangat dekat dengannya dan hanya memakai pakaian minim tentu saja membuat darah muda Gavin bangkit ,apalagi yang berdiri didekatnya itu adalah wanita yang sudah halal untuk disentuhnya.
Dengan sekuat tenaga Gavin berusaha menahan desiran godaan yang bangkit dari dalam dirinya.
"ternyata kau memang sangat mungil bahkan kau tidak lebih tinggi dari pundakku"ucap Gavin dengan nada senormal mungkin agar Anandita tidak tau bahwa kedekatan tubuh mereka sangat mempengaruhi jiwa laki lakinya saat ini.
"kau saja yang terlalu tinggi untuk bocah seusiamu",omel Anandita.
"kau memanggilku apa tadi,bocah!!"
"iya,kau kan memang masih bocah,sekolah saja kau belum lulus bagaimana kau bukan bocah"ejek Anandita dengan menjulurkan lidah nya membuat Gavin yang sudah bersusah payah untuk menahan diri dari tadi akhirnya tergoda melihat sikap menggemaskan istrinya itu.
"sebaiknya kau berhati hati mengatakan aku ini bocah karena aku tidak suka kau panggil itu"
"kenapa,kau hanya tinggi badan saja sedang kan yang lain aku lebih unggul"ejek Anandita pada gavin.
"benarkah"ucap Gavin sambil mulai tersenyum devil pada Anandita.
"ya"angguk Anandita.
"sepertinya kau harus tau siapa yang kau sebut bocah ini"ucap Gavin langsung menarik tubuh Anandita dan ******* bibir merah itu dengan rakus,Anandita tidak siap dengan serangan tiba tiba yang Gavin lakukan.
Anandita membuka mulutnya bermaksud untuk protes tapi bukannya berhasil, Gavin malah langsung membelesakkan lidahnya kedalam mulut Anandita yang setengah terbuka itu.
Membuat Anandita hanya bisa terpaku saat lidah Gavin mulai menjelajah didalam rongga mulutnya,menggoda untuk meminta balasan dari lidahnya yang hanya diam merasakan permainan Gavin.
Awalnya memang terasa aneh bagi Anandita karena dia tidak pernah punya pengalaman berciuman dengan seorang pria, tapi Gavin tidak mau menyerah dia tetap memainkan lidahnya didalam mulut Anandita mengoda dan membuai didalam mulut istrinya itu,berusaha agar Anandita mau membalas pagutannya.
Setelah berusaha keras akhirnya Anandita mulai mau membalas permainan lidah Gavin meskipun masih kaku,tapi dia mencoba mengikuti alur permainan Gavin.
Gavin yang semula berencana hanya ingin memberi pelajaran pada istrinya itu,sekarang mulai tergoda,apalagi saat merasakan Anandita mulai membalas permainan lidahnya membuat gairahnya sebagai laki-laki mulai bangkit ,ditariknya tengkuk Anandita agar ciuman mereka bisa semakin dalam.
Bahkan tanpa sadar suara erangan keluar dari bibir Anandita membuat Gavin semakin mengila.
Ditelusupkannya tangannya kedalam kaos yang dikenakan istrinya itu sambil bibirnya semakin berani menggoda bukan hanya pada bibir Anandita, tapi ciuman Gavin mulai turun ke leher putih milik istrinya itu yang beraroma harum sabun mandi miliknya.
Dikecupnya leher mulus itu dengan sesekali memberikan tanda bintang disana.
Anandita mulai terlena dengan apa yang dilakukan Gavin padanya,sampai saat tangan Gavin mulai turun kebawah ingin menyentuh bagian pribadinya itu ,tiba tiba Anandita sadar segera didorongnya tubuh Gavin menjauh darinya.
"jangan sekarang"ucapnya dengan nafas terengah engah akibat ciuman panas mereka tadi.
Melihat Anandita menolaknya Gavin ingin protes tapi seketika dia sadar,dia tidak boleh memaksa Anandita melakukan itu sekarang,meskipun dia sangat ingin tapi benar kata Anadita sebaiknya mereka bicara lebih dulu.
"ya,baiklah,jawab Gavin sambil memejamkan mata berusaha untuk menguasai gairahnya yang sempat bangkit."mari kita bicarakan semuanya sebelum melakukan itu".
"ya,mari kita bicara"jawab Anandita.
Gavin mengajak Anandita untuk duduk diruang tamu agar mereka bisa lebih mudah untuk membicarakan tentang masalah mereka berdua.
"duduklah,"perintah Gavin pada Anandita.
Sedangkan Gavin sendiri memilih duduk dikursi yang berseberangan dengan Anandita.
"itu...,"Anandita mencoba untuk bicara lebih dulu tapi,tidak tau harus mulai dari mana.
"aku akan menunggu sampai kau siap,tapi tidak bisa terlalu lama"ucap Gavin berterus terang pada Anandita.
"ya...,baiklah"jawab Anandita dengan wajah tertunduk karena bingung.
"berapa lama,kau ingin kita menundanya"
"aku tidak tau,aku ingin kita melakukannya saat aku sudah terbiasa dengan keberadaanmu"
"baiklah, bagaimana dengan waktu satu bulan?"
"hah.."Anandita tersentak dengan apa yang dikatakan Gavin.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁