Eva adalah gadis berusia 18 tahun berasal dari keluarga sederhana. Ia memiliki mimpi besar menjadi orang kaya dan hidup serba ada.
Daniel Ananta menikahi gadis bernama Arsana putri wijaya. Putri satu-satunya dari keluarga terpandang di negaranya. Sayangnya Arsana adalah wanita yang sombong dan bertindak semaunya. Dalam pernikahannya Arsana tak mau mengandung seorang anak dengan berbagai alasan. Untuk itu Daniel akan membayar siapa saja yang mau mengandung anaknya dan Arsana. Dengan imbalan uang 3 miliar setelah anaknya dapat terlahir di dunia.
Dengan informasi dan bujukan dari Toni,
Eva bersedia menyewakan rahimnya karna terbayang uang yang akan di dapatkannya nanti setelah melahirkan bayi Daniel dan Arsana.
Mampukah Eva yang masih berusia 18 tahun mengandung seorang bayi dan melahirkannya. Dan konflik apa saja yang ada di dalamnya.
Ikuti kisahnya, jangan lupa like, coment, vote, favorit dan hadiahnya ya...
Salam manis dari author..selamat membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resign
Di jam pulang kerja Eva menemui bosnya di kantor yang berada di lantai 2.
Bos nya bernama Bima dia adalah pria muda, usaha swalayan ini adalah milik orangtuanya. Tapi Bima yang mengurus semua dan juga memajukan usaha swalayan ini, sampai cukup terkenal dan mempunyai banyak karyawan.
Eva naik ke lantai atas, ia melihat Bima yang sedang bermain ponselnya sambil duduk bersila di sebuah sofa, bersandar santai sambil bersiul-siul merdu di ruangannya.
"Selamat siang boss.."
sapa Eva ragu karna takut mengganggu waktu bersantai bos nya.
"Eh...Eva...ada apa..ada masalah...duduk kemari...katakanlah..."
Bima memandang Eva sebentar lalu segera fokus pada ponselnya lagi.
Eva pun duduk di sofa tepat di depan Bima, tanpa basa-basi ia segera mengutarakan keinginannya untuk keluar dari swalayan.
"Saya ingin resign bos..."
"Apa.."
Bima seketika menaruh ponselnya di atas meja dan memandang Eva dengan serius.
"Kenapa tiba-tiba...apa ada masalah denganmu..."
"Tidak ada bos...ini adalah kamauan saya sendiri..."
"Apa gajimu kurang..."
"Tidak bos sudah lebih dari cukup..."
"Bahkan aku sudah sangat percaya denganmu...aku ingin kau menjadi kepala gudang....tapi kau malah ingin resign dari sini.."
"Maaf bos...tapi saya harus resign secepatnya..."
"Memangnya apa alasanmu...sampai kau harus resign dari sini..kau bahkan sudah sekitar 2 tahun bekerja disini..."
"Orangtua saya menyuruh saya pulang..."
"Oh Eva ayolah...lebih baik hidup di perkotaan dari pada di kampung..atau jangan-jangan orangtuamu menjodohkanmu dengan seseorang lagi.."
Sahut Bima karna dia tau latar belakang Eva merantau di tanah jakarta ini, karna dia kabur dari perjodohan dengan pak Erman.
Bima yang saat itu sedang berada di sebuah stasiun tengah mengantar pamannya pulang dengan naik kereta. Ia melihat gadis belia yang turun dari kereta sendiran tanpa seorang pun teman, ia kebingungan melihat kesana kemari tak tentu arah. Sampai akhirnya Bima pun menghampirinya dan bertanya tujuannya ke kota jakarta ini siapa tahu dia bisa mengantarnya ke tempat tujuannya.
Eva pun menceritakan semuanya, kenapa dia bisa datang ke kota jakarta sendirian.
Bima pun yang iba kepada Eva, dia menawarkan pekerjaan untuk Eva di swalayannya, karna belum adanya pengalaman akhirnya Bima menempatkan Eva di bagian gudang, dengan pekerjaan mengecek barang yang keluar dan masuk toko juga mengepak pesanan para pelanggan yang memesan dengan metode delivery.
Selama satu bulan Eva di perkenankan tinggal di dalam swalayan itu oleh Bima sampai dia menemukan tempat yang layak untuk di tinggali Eva. Setelah mendapat gaji pertama akhirnya Eva mendapatkan kost yang tak jauh dari sana, kost yang dia tinggali sampai sekarang.
Dari situlah Eva bisa menghidupi dirinya sendiri di kota jakarta ini, dia berangkat ke jakarta tanpa mengenal siapa pun. Dan takdir mengantarkannya pada Bima yang memberinya pekerjaan , pengalaman dan juga banyak teman. Tanpa Bima Eva tak tau akan jadi apa dia sekarang.
Dan akhirnya dengan berat hati Bima melepas Eva sebagai salah satu karyawan yang rajin dan ceria, bahkan tak jarang dia selalu bercanda dan menghibur Bima saat dia sedang bersedih.
Bima memberikan Eva sejumlah uang untuknya pulang ke kampung halamannya.
Tapi tentu saja Eva tak akan pulang, itu hanya alasannya saja karna pekerjaan barunya. Ia tak akan menceritakan kepada siapa pun karna semua ini bersifat rahasia, dan bayang-bayang uang 3 miliar itu cukup bisa membungkam mulutnya.
Sementara siang itu juga Toni di panggil ke kantor di sebelah proyek hotel.
Toni masuk ke dalam ruangan dengan mudahnya karna dia sudah hafal dengan letak ruangannya meski baru dua kali pergi kesana.
"Duduk.."
kata Vincent dengan wajah cemberutnya.
Toni pun duduk dengan pakaian yang masih menyisakan banyak debu dan kotoran.
"Mundurkan Eva dari rahim sewaan tuan Daniel..."
kata Vincent tiba-tiba sambil acuh dan memandangi jari-jari tangannya.
"Saya dan Eva tak akan mundur...lagi pula tuan Daniel sudah memilih Eva..."
jawab Toni tegas berani tanpa penyangkalan sedikit pun.
"Kau sudah mengambil pekerjaanku...tuan Daniel yang memintaku mencari wanita itu...tapi kau menguping pembicaraan kami dan tiba-tiba merebut semua dariku..."
"Saya tidak menguping..tapi kebetulan saya mendengarkan...karna pintu anda yang terbuka wakti itu..."
"Itu sama saja dasar sialan..."
wajah Vincent sudah berubah kesal pada Toni.
"Saya tidak peduli itu..anggap saja itu adalah takdir saya dan Eva....lagi pula bukankah anda sudah mempunyai gaji yang besar sebagai orang kepercayaan tuan Daniel....hidup anda pasti sudah anda jalani dengan layak dan berkecukupan...sekarang biarkan kami merubah hidup kami dengan uang yang akan kami dapatkan..."
"Diaaam...!!! apa urusanmu membahas tentang kehidupanku...kau benar-benar telah merusak mood ku hari ini...aku ingin mengingatkanmu dengan cara baik-baik tapi kau memaksaku memakai cara yang kasar..."
tatapan Vincent sudah berubah menjadi tatapan yang penuh emosi, bahkan sekarang tangannya terkepal di atas meja kerjanya.
"Mulai besok kau tak akan bekerja disini lagi....aku memecatmu....dan kau tak akan di terima di proyek apapun milik tuan Daniel...namamu akan aku masukkan ke dalam daftar hitam di setiap proyek yang akan kami garap...kau sudah berani mengambil pekerjaanku...dan kau pikir aku akan tinggal diam.."
Imbuh Vincent lagi.
Bukan malah takut akan kata-kata Vincent, Toni malah menyeringai dengan wajah santainya.
Toni percaya Vincent tak akan mampu melakukan itu semua, karna Daniel sudah menjamin kehidupannya kedepannya. Bahkan Daniel sendiri yang menyuruh Toni berhenti dari pekerjaannya.
Bahkan dari kesepakatan kemarin malam dengan Daniel, Toni akan di berikan akses sebagai daftar nama yang akan selalu di butuhkan dalam proyek setelah pekerjaannya menjaga Eva selesai, dan Daniel berjanji akan memberikan Toni pekerjaan yang layak dari pada hanya pekerja bangunan. Dia akan menjadi salah satu orang kepercayaan Daniel, apalagi saat pekerjaannya sebagai suami palsu Eva di jalankan dengan baik.
"Anda tidak perlu memecat saya....karna saya yang akan resign dari proyek ini hari ini juga..karna tuan Daniel sudah memberikan pekerjaan yang layak kepada sana daripada hanya pekerja proyek bawahan anda...."
jawab Toni dengan senyuman tipisnya.
"Tu...tuan Daniel memberikan pekerjaan lain padamu...pekerjaan apa..."
Vincent cukup terkejut dengan penuturan Toni, ia bahkan sampai berkata dengan terbata.
"Saya rasa saya tidak perlu memberitahu anda..anda akan tau sendiri nantinya....karna anda yang akan mengurus semua untuk kami...aku dan Eva..."
Vincent semakin menatap Toni dalam kebingungan, pasalnya Daniel belum memberikan intruksi apapun padanya, tapi Toni sudah berkata dengan percaya diri seperti itu.
"Saya rasa sudah tidak ada lagi yang perlu saya bicarakan dengan anda tuan....saya permisi undur diri dulu...."
Toni berjalan keluar dengan percaya diri, mengabaikan Vincent dengan tatapan kesal dan penuh tanya.
"Sialan...apa benar aku harus mengurus semua tentang kehidupan mereka...yang bahkan telah mengambil 1 miliarku....aarrrgh siall...."
Vincent menggebrak mejanya dan menciptakan suara yang keras.
Toni yang mendengarnya dari luar pintu hanya bisa tersenyum puas sambil berlalu pergi.
Bersambung....
makin penasaran nich..
kira2 siapa yg akan membongkar masalah ini🤔
kelihatannya dokter itu org baik...
membuang darah daging nya sendiri.ingat hukum karma lambat laun akan menghampiri kalian Danil
mmg tuh y pasangan durjana mentang² kaya bisa berbuat semaunya 😡
makanya nurut aja y...tp aku yakin lama kelamaan berontak jg tuh si Danil,hbs juga kesabaran dia...