Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang belanja
"Zil, kecapnya mana"
"Di lemari dekat kulkas mbak"
Hari ini untuk sarapan__ kiya yang membuat, sedangkan zila menata perlengkapan makan di atas meja, zila memegangi bagian bawah perutnya, sedikit tertunduk Untuk meraih beberapa piring di dalam lemari.
"Mbak Kiya jangan"
Kiya tersentak kaget dibuatnya, tangan nya terhenti ketika ia ingin menambahkan saus sambal ke nasi goreng buatannya, di tatapnya zila bingung
"Kenapa Zil"
"Zila lupa ngasih tau, Daffa ga bisa makan pedas mbak,bisa bisa dia keringat dingin makan nasi goreng buatan mbak"
"Astaga Zil hampir aja,Kiya mengambil piring dari tangan zila, untuk menyisihkan nasi goreng buat Daffa, sebelum Kiya menuangkan sambal ke dalam wajan.
"niyh Zil"
"Makasih mbak" Diletakkan nya satu piring Tanpa sambal di atas meja.
"mbak"
"Hem" Jawab Kiya singkat, karena sibuk dengan masakan nya
" Bang Zidan Gimana mbak kalo di rumah"
Kiya mengerutkan keningnya, bingung juga dengan pertanyaan adik iparnya itu. Kiya Memindahkan nasi goreng dari wajan ke mangkuk nasi yang lebih besar, kemudian diletakan di atas meja,
"Maksut kamu apa Zil, Yaa__Abang kamu kaya gitu "
"Tadi malam kenapa guci nya bisa pecah, kalian ga berantem kan"
Tangan Kiya terhenti memotong buah apel, kiya tidak bergeming, pandangan nya Hanya menunduk menatap buah apel yang belum ia potong.
"Mbak" Merasa Kiya melamun, zila menggerakkan bahu Kiya
"em_m yaa" Jawab Kiya terbata
"Jangan melamun mbak"
"ahh, guci nya ga sengaja ke senggol Zil"
"Mbak ga kena pecahan nya kan"
Sebenarnya zila tidak puas dengan jawaban Kiya, masih banyak tanda tanya di kepalanya,tapi zila urungkan untuk bertanya, semoga pikirannya salah walaupun ini benar, zila tidak boleh terlalu ikut campur dengan keluarga abangnya, yang zila tau abangnya itu ga akan pernah menyakiti wanita.
"enggak" Jawab Kiya singkat
"Zila pengen banget ke Korea"
"Yo kita ke Korea, kamu ikut aja pas kita pulang"
"Pengen banget , tapi nanti kalo sudah lahiran" Zila berucap sambil mengelus pelan perut nya
"mbak, enggak ke Inggris lagi"
"Enggak Zil, Alhamdulillah mbak sudah dapat pekerjaan di Korea, jadi ga jauh-jauhan lagi kan sama Abang kamu"
"Wiis, makin lengket aja dong"
"Bisa aja kamu Zil" Kiya tersenyum singkat,
Mendengar kalo iparnya itu sudah menetap di Korea zila sedikit lega, sebelum nya Kiya bekerja di Inggris sebagai peneliti di sana. setau zila__ abangnya tidak mengijinkan Kiya untuk bekerja di Inggris, abangnya juga meminta Kiya di rumah aja, tapi sayang Kiya tipe wanita yang keras dengan pendirian nya, setelah lulus S2 Kiya mendapatkan tawaran pekerjaan di Inggris sebagai peneliti , Zidan melarang keras hal itu __ya karena dia mau istrinya itu ada di Korea bersamanya , tapi karena Kiya sangat berambisi ingin menjadi peneliti sukses, dengan senang hati menerima tawaran pekerjaan itu , itu yang zila dengar dari Farah ibunya, Zidan menceritakan seberapa keras kepala nya Kiya yang tetap bekerja di negara yang berbeda dengan nya
Makanya zila takut ketika mendengar bunyi pecahan guci takut mereka bertengkar, karena Zidan sering curhat ke ibunya mengenai Kiya yang keras kepala menurutnya, tapi setelah mendengar cerita Kiya kalo dia sudah mendapatkan pekerjaan di Korea zila menjadi lebih tenang, itu artinya Kiya tetap tinggal dengan Zidan sesuai keinginan Zidan.
Sambil menunggu Zidan dan Daffa dari masjid mereka berdua __zila dan Kiya menghabiskan waktu berbagi kisah di ruang tamu, Keduanya sama Sama menceritakan kebahagiaan rumah tangga mereka, baik zila maupun Kiya tidak ingin mengumbar masalah pribadi rumah tangganya, ruang tamu di penuhi gelak tawa zila dan Kiya.
"Assalamualaikum" Zidan dan Daffa bersamaan
"waalaikumsallam" Kiya berdiri lebih dulu membukakan pintu, mengecup punggung tangan Zidan, zila memperhatikan keduanya, tidak ada keanehan sama sekali, zila juga mencium punggung tangan Daffa setelah nya
"Makan Yo, mbak Kiya buat nasi goreng"
selesai makan__ Daffa bersiap untuk ke rumah sakit, hari ini ada jadwal operasi yang harus Daffa lakukan, terpaksa dia tetap bekerja sedangkan zila meminta ijin dari kantor nya.
"Kamu mau kemana hari ini" Daffa yang sibuk mengaitkan kancing kemejanya dengan posisi membelakangi zila, sedangkan zila duduk di tepi ranjang menunggu Daffa selesai.
"ga tau juga sih tapi Abang bilang, mau cari oleh oleh buat teman teman nya di Korea"
Daffa juga ikut mendudukkan dirinya di samping zila, di letakkan nya tangan nya di perut zila, awalnya cuman ia diamkan , tapi Melihat tidak ada respon penolakan dari zila , Daffa mengelus pelan perut buncit zila.
"Anak papah apa kabar nak, 3 bulan lagi kita ketemu sayang, sehat sehat terus ya sayang, jangan nyusahin mamah, cukup papah aja yang nyusahin mamah"
"Kamu ngomong apa sih daf" zila yang tadi memasang raut bahagia berubah menjadi kesal, zila tidak suka dengan apa yang daffa katakan tadi
Daffa yang merasa zila mulai berubah emosinya , kembali duduk tegap di samping zila yang awalnya sedikit membungkuk agar lebih mudah berbicara dengan bayinya.
Daffa merapikan anakan rambut zila ke belakang telinga, dengan senyum tulus di wajahnya, Zila semakin bingung dengan tingkah suaminya itu, senyum senyum entah apa yang membuatnya nya bahagia, sedangkan tadi baru saja bilang kalo dia merepotkan zila.
Daffa mengelus pipi zila yang pernah ia beri tamparan di sana, tangan Daffa berhenti mengelus , tapi masih setia menangkup pipi zila, di tatapnya mata indah milik istrinya dalam, perlahan__ tangannya turun menggenggam tangan kanan zila.
"kamu kenapa?" Tanya zila heran dengan Daffa, menurut kalian biasa aja, tapi bagi zila itu aneh
"Nanti kalo pergi sama Zidan, uang yang mas kasih di pake ya , itu sudah kewajiban mas buat nafkahin kamu Zil, uang gajih kamu bisa kamu simpan aja, jangan bikin mas semakin berdosa Zil , dengan ga gunain uang dari mas, mas semakin merasa jadi suami jahat"
Tidak ada jawaban, zila bertanya ada apa dengan sikap Daffa malah di beri nasehat tentang uang yang Daffa kasih tapi tidak pernah zila gunakan kecuali untuk keperluan dapur.
"Ya, pake ya, beli apa yang kamu mau, beli baju baru, tas, sepatu, apapun karena uang itu hak kamu"
"Minggu depan kita jalan bareng gimana kamu mau"
Jujur zila begitu bahagia mendengar nya, ini yang ia inginkan , jalan berdua bersama Daffa tapi selama hidup berdua__2 tahun lamanya jangan kan ngajak jalan ngobrol pun salah di mata Daffa.
Zila menggeleng, respon langsung dari otak nya untuk menolak ajakan Daffa , padahal dari dalam hatinya sangat ingin mengiyakan
"kenapa" tanya Daffa lembut
zila tidak bisa mengungkapkan isi hatinya, rasa kecewa terhadap Daffa semua ia pendam sendiri, zila hanya takut terbawa emosi jika sudah di hadapkan dengan masa lalu.
"aku mau di rumah aja, istirahat"
"Ok ga papa, kalo kamu belum siap, mas ngerti ko, semuanya ga mudah buat kamu, semua yang mas lakuin sudah keterlaluan tapi mas janji kamu ga akan lagi ngerasain hal itu, maafin mas ya"
Daffa membawa zila masuk kedalam pelukannya, Di elus nya punggung wanita kuat yang masih mau bersama nya setelah semua yang ia lakukan padanya, Daffa mengaku bodoh karena pernah menyia-nyiakan istri sebaik zila
"Jangan pergi lagi ya"
"tetap di sisi mas ya, mas ga bisa buat kamu lupain semua kenangan pahit di masa lalu kita, tapi mas janji dari sekarang mas akan buat kamu bahagia"
Daffa menenggelamkan wajahnya ke celuk leher zila, zila merasakan ketulusan dari ucapan Daffa, zila membalas pelukan Daffa.
Pelukan itu terus berlanjut jika saja tidak terdengar ketukan dari pintu kamar zila
...Maaf ya kalo banyak typo nya, makasih sudah mau mampir ke tulisan amatiran ini hehe...
.......
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa