Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nafkah sepuluh ribu
Siang hari Hendri, pergi kerumah Ayunda,hanya berapa jarak saja rumah istri muda dan istri tuanya.
Ayunda,tengah asyik ngobrol bersama ibu-ibu di samping rumah nya.
"Yu,sini,". Hendri, memanggil istri tuanya itu
Ayunda,pun beranjak mendekati suaminya itu,dengan langkah gontai memelas.
belum lagi bisik-bisik para tetangga nampak heran.
"Apa ap mas,". Tanya Ayunda.
Hendri, terlihat menggogoh ke dalam kantong celananya.
"Ini untukmu, nafkah dariku,". Hendri, memberikan uang sepuluh ribu kepada istrinya.
Ayunda, tersenyum kecut,ia mengambil uang itu. "Riki sini,". Ayunda, memanggil anak laki-laki berusia lima tahun. Anak tetangganya.
"Iya kak,". Riki menghampiri Ayunda.
"Ini uang jajan untukmu,sana pergi ke warung bi Iyem,". Suruh Ayunda.
Hendri, terperangah menatap kelakuan istrinya.kenapa dia memberikan uang itu kepada bocah lima tahun,bukan kah uang nya untuk Ayunda.
"Kenapa kamu kasih yu, bagaimana kamu makan nanti.kamukan gak punya uang gak kerja,". Ucap sang suami
"gak usah khawatir mas,aku bisa makan di tempat maduku bukan,malah di sana enak-enak,". Kata Ayunda
"Kamu jangan aneh-aneh yu,nanti Siti.marah kepadaku,".
"Oh,jadi kamu takut sama Siti,mas. Baik kalau itu mau kamu tunggu surat pengadilan dariku,".
"Heran aku sama kamu,dari pada nganggur mending cari kerja,jangan jadi istri pemalas yu, seharusnya kamu ambil contoh dengan Siti. dia mandiri tanpa suami,". Ocehan sang suami
"terserah aku dong mas,mau kerja atau gak.lagian aku masih punya suami jadi hak-hak aku dong,". jawab Ayunda
Ayunda,hanya akal-akalannya saja untuk makan di tempat madunya,mana mungkin dia rela merendahkan diri hanya sesuap nasi.
"Terserah kamu mas,aku muak dengan sikap kamu,".
"kamu itu yah yu,di beritahu melawan terus,punya istri gak ada gunanya bikin aku kesel,".
"kalau bikin kesel, mending mas pergi, jadi biar tenang pikiran kamu mas, lagian uang sepuluh ribu itu gak cukup buat beli gas, bagaimana aku bisa masak,".
"kan aku sudah bilang kekamu kerja,apa susahnya yu, kalau kamu kerja semua keperluan kita terpenuhi,".
"kita mas,yang ada kamu dan ibumu selalu menjadikan aku sapi peras,belum lagi KDRT kamu kepadaku,".
Ayunda, sebenarnya sudah melamar kerja di salah satu perusahaan. Walaupun cukup jauh dari tempat tinggalnya,itu pun dia dapat info dari ibu-ibu ngerumpi Ayunda.
Dia juga tidak mau bercerita jika mempunyai pekerjaan,nanti malah sang suami tidak mau berpisah dengannya,apa lagi mendengar bekerja kantoran.
*****
"Darimana kamu mas,". Tegur Siti,ketika melihat Hendri,baru datang dari luar.
"Dari rumah Ayunda,".
Hendri,ikut duduk di samping Siti.
"Ngapain kamu ke situ, istri gak becus seperti dia masih kamu pertahankan,". Ujar Siti.
Dia cemburu saat mendengar jika suami nya pergi kerumah istri tuanya.
"Aku kesana hanya memberikan dia uang nafkah,cuman sepuluh ribu tapi dia malah kasih ke anak tetangga uangnya,". Decak Hendri
"Ck,kayanya dia merendahkan mu mas,makanya dia gak sudi menerima uang darimu. Emang yah Ayunda,gak bersyukur,".
"Makanya itu sit,bikin kesal aja. Lama-lama aku talak juga,".
Ad senyum bahagia di diri Siti,saat mendengar jika Hendri,akan menalak istri tua suaminya itu.
"mas,aku punya usul deh sama kamu,".
"Apa,". Hendri,nampak heran kepada Siti.
"Dari pada Ayunda, nganggur mending dia bantu-bantu di rumah makan ku,yah cuci piring kek,lap meja. Upah saja dia dengan nasi satu piring sama lauk dan sayur dikit. Biar hemat gak mahal-mahal bayar karyawan,". Ide licik siti untuk manfaatkan Ayunda.
"Benar juga kamu,dari pada dia gak ada gunanya jadi istri,". Hendri, menyetujui ide dari Siti.
Tanpa ambil pusing mereka berdua pergi Kerumah Ayunda.
"Mau kemana kalian,". Tegur sang mertua siti.
"Mau kerumahnya Ayunda,bu. Ada perlu,". Jawab siti
"Ibu ikut,". Sekarang mereka bertiga menuju kerumahnya Siti
Bagus,mertua ada juga kan nanti ada gunanya buat menekan Ayunda, batin siti
Tok tok tok.
Suara ketukan dari luar rumah Ayunda,dia langsung mengintip dari celah tirai.
"Ngapain mereka ke sini malam-malam begini,". Gumam Ayunda.
Ceklekk.
Ayunda, membukakan pintu rumah nya dan mempersilahkan masuk ke dalam rumah.
Ayunda, langsung ke dapur mengambil air putih empat gelas, tanpa cemilan.
"Air putih doang yu,". Tanya sang mertua.
"Mas Hendri,gak cukup memberikan uang kepadaku buat mengisi keperluan dapur,". Jawab Ayunda.
"Ck, istri pemalas. Tiap hari kerjaannya santai mulu. Mau jadi apa kamu yu,". Ejek sang mertua
"udah di beritahu kerja,masih saja gak nurut heran aku bu,". ujar sang suami
"Ya ampun, sangat senang sekali maduku mau ke sini.ada apa gerangan,". Tanya Ayunda, menatap penuh curigai.
Bau-bau tak enak, batin Ayunda
menurut harus yang betul.