NovelToon NovelToon
Di Balik Penolakan

Di Balik Penolakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Berbaikan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Dion, seorang siswa kelas 10 yang ceria dan penuh semangat, telah lama jatuh cinta pada Clara, gadis pendiam yang selalu menolak setiap usaha pendekatannya. Setiap hari, Dion mencoba meraih hati Clara dengan candaan konyol dan perhatian yang tulus. Namun, setiap kali dia mendekat, Clara selalu menjauh, membuat Dion merasa seperti berjalan di tempat.

Setelah sekian lama berusaha tanpa hasil, Dion akhirnya memutuskan untuk berhenti. Ia tak ingin lagi menjadi beban dalam hidup Clara. Tanpa diduga, saat Dion menjauh, Clara mulai merasakan kehilangan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Kehadiran Dion yang dulu dianggapnya mengganggu, kini malah menjadi sesuatu yang dirindukan.

Di tengah kebingungan Clara dalam memahami perasaannya, Dion memilih menjaga jarak, meski hatinya masih menyimpan perasaan yang dalam untuk Clara. Akankah Clara mampu membuka diri dan mengakui bahwa ada sesuatu yang tumbuh di hatinya untuk Dion?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Jaring Rayuan Lara

Hari-hari berlalu, dan rencana tim Dion mulai menunjukkan hasilnya. Lara, dengan semua pesona yang dimilikinya, semakin berhasil mendekati Raka. Awalnya, Raka tampak agak canggung menghadapi Lara yang penuh perhatian, tapi lama-kelamaan, pesona Lara mulai meluluhkan sikap dinginnya.

Selama beberapa hari, Lara memainkan perannya dengan sempurna—menjadi gadis yang ceria, penuh perhatian, dan tak jarang melemparkan pujian-pujian kecil yang menyenangkan hati Raka. Dia tidak terburu-buru, membiarkan semuanya mengalir alami, hingga akhirnya Raka mulai terlihat semakin terbuka. Mereka mulai sering terlihat mengobrol di kantin, berjalan bersama setelah pulang sekolah, bahkan kadang duduk di taman sekolah sambil bercanda.

Di dalam hatinya, Lara tahu ini adalah bagian dari rencana. Meski hubungannya dengan Raka tampak seperti kedekatan biasa, dia terus menjaga niat utamanya untuk membongkar niat jahat Raka. Tapi tentu saja, dia harus bersabar dan memainkan perannya dengan hati-hati.

Suatu sore, Lara dan Raka duduk berdua di bawah pohon besar di halaman sekolah yang agak sepi. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, menciptakan suasana yang sempurna untuk obrolan lebih serius. Setelah beberapa saat hening, Lara memberanikan diri untuk bertanya.

“Raka, aku penasaran deh,” kata Lara dengan senyum lembut. “Sebenernya kamu suka sama aku nggak sih?”

Raka yang tadinya bersandar santai ke batang pohon, tiba-tiba duduk lebih tegak. Ada sedikit kejut di matanya, tapi dia langsung menguasai diri. Dengan senyum tipis, dia menjawab, “Ya, aku suka sama kamu, Lara. Kamu asik diajak ngobrol, dan… aku nyaman aja kalo bareng kamu.”

Mendengar itu, Lara tersenyum lebih lebar. Namun, ini saatnya dia menggali lebih dalam.

“Tapi… kenapa kamu malah lebih deketin Clara sih?” tanyanya dengan nada seolah penasaran, tapi tetap menjaga keceriaan di wajahnya.

Raka terdiam sebentar. Wajahnya tampak agak serius, seakan menimbang-nimbang apakah dia harus jujur atau tidak. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Raka akhirnya bicara, suaranya lebih rendah dan penuh keyakinan.

“Clara… Clara itu lebih dari sekadar cewek biasa. Dia bisa jadi alat buat aku dapetin sesuatu yang jauh lebih besar.”

Lara memasang wajah seolah tak mengerti. “Maksud kamu apa? Kok bisa Clara jadi alat?”

Raka menatap Lara lurus-lurus, lalu dia menarik napas panjang sebelum menjawab, “Clara itu anak dari orang yang sangat kaya di kota ini. Bahkan mungkin salah satu yang paling kaya. Kalau aku bisa deketin dia, siapa tahu peluang terbuka lebar buat aku. Aku nggak bakal sia-siain kesempatan besar ini.”

Mendengar itu, Lara terkejut, tapi dia berusaha menyembunyikan emosinya. Dalam hatinya, dia tahu ini adalah bukti yang mereka cari. Namun, Lara harus terus berpura-pura, supaya Raka tidak curiga.

“Oh… gitu ya,” jawab Lara, mencoba terdengar seperti dia mengerti. “Jadi kamu mendekati Clara karena dia kaya?”

Raka mengangguk, tak ada rasa bersalah sedikit pun di wajahnya. “Iya. Ini bukan soal perasaan. Ini soal kesempatan. Keluarganya punya banyak koneksi, bisnis besar… Kalau aku bisa deketin Clara, mungkin keluarganya bisa bantu aku nantinya.”

Lara hanya tersenyum tipis, mencoba menahan diri agar tidak langsung marah. Dia tahu, dalam hitungan beberapa hari ke depan, Raka akan mengetahui bahwa permainan yang dia jalankan selama ini justru akan berbalik menyerangnya.

Dengan rencana yang mulai terungkap, Lara merasa semakin percaya diri. Dia akan segera menyampaikan informasi ini kepada Dion dan yang lainnya. Apa yang Raka katakan ini lebih dari cukup untuk memulai langkah berikutnya.

Namun, sebelum itu, Lara harus menyelesaikan perannya dengan sempurna. Jadi, meski dalam hatinya dia marah dan jijik dengan niat Raka, Lara tetap menampilkan senyum yang manis dan membuat Raka semakin merasa nyaman.

“Wah, kamu memang ambisius banget ya, Raka,” kata Lara sambil menepuk pundak Raka ringan. “Tapi jangan sampai Clara tahu niat kamu yang sebenarnya. Aku yakin dia nggak akan suka kalau tahu.”

Raka tertawa kecil. “Tenang aja. Clara nggak akan pernah tahu. Dia terlalu polos buat ngerti hal-hal kayak gini.”

Malam itu, Lara pulang dengan perasaan campur aduk. Satu sisi, dia berhasil mendapatkan informasi yang sangat penting, tapi di sisi lain, dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Clara jika tahu dirinya hanya dimanfaatkan. Bagaimanapun juga, tugas Lara belum selesai. Langkah berikutnya sudah menanti, dan dia akan memastikan Raka tidak bisa lolos dari rencana mereka.

To be continued...

1
Kamsia
tuhhkan baperan clara ternyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!