Mommy Untuk Baby Arsha

"Bolehkah aku membalas semua apa yang dilakukan Kakakmu itu padamu?,"tanya Dion dengan tatapan tajamnya pada Nisa yang kini tertunduk.

Deg

Nisa mengangkat kepalanya lalu menggeleng cepat."Jangan...,"geleng Nisa dengan cepat.

Dion tersenyum miring."Kamu tau pengkhianatan yang di lakukan Kakakmu begitu melukaiku.Dan kamu membiarkan Kakakmu berada di dalam kubangan dosa?,"ujar Dion menatap Nisa yang tampak ketakutan.

"A-aku tau.Tapi aku sudah beberapa kali memperingatkannya.Dia bahkan tidak mau mendengarkan ucapan ku.Lalu aku bisa apa?,"jawab Nisa.

"Huffhhh... mulai hari ini kita akan menetap di disini selamanya,"ujar Dion membuat Nisa mengangkat kepalanya lalu mengangguk pelan.

Nisa mengangguk pelan sebagai jawabannya.Ia tidak bisa lagi untuk protes pada Dion karena jika ia pulang ke tanah air Arlan tidak akan mengampuninya.

"Tapi aku ingin bertemu keluargaku,"ucap Nisa tiba-tiba saat teringat akan Ayahnya.

"Untuk apa?.Bukankah keluargamu menyalahkan kamu atas kematian Kakakmu itu.Untuk apa lagi kamu pulang?.Manusia seperti mereka memang begitu,"ujar Dion bersidekap di depan dada.

"Bagaimanapun juga mereka keluargaku meski bukan keluarga kandung,"gumam Nisa .

"Maksudmu?,"tanya Dion menyipitkan kedua matanya.

"Bukan apa-apa,"jawab Nisa pergi begitu saja meninggalkan Dion.

"Nisa tunggu!.Apa maksudmu?," teriak Dion namun tidak di gubris oleh Nisa.

Gadis itu terus melangkah menuju kamarnya.Semuanya sudah terbongkar,ia pasrah jika Dion akan mengusirnya dari sini.Dia resmi hidup sebatang kara saat ini di negeri orang.

"Ya Tuhan... rencana apa lagi ini?,"batin Nisa saat memasuki kamarnya di Mansion itu.

Ia tidak menyangka jika semuanya maka terbongkar secepat ini.Entah bagaimana caranya suaminya itu tau dengan semuanya.Bahkan selama ini dia memilih bungkam dan diam saja.Meski ia tau jika Dion akan terluka setelahnya.

Jika Dion membalas semua apa yang dilakukan Kakaknya padanya apakah dia siap?.Entah balasan seperti apa yang dimaksud Dion.

Nisa memejamkan kedua matanya lalu membuang nafas beratnya.Beban berat yang ia tanggung selama seakan hilang setelah semua rahasia yang ia simpan selama ini terbongkar.Lalu bagaimana dengan Arlan?.Ya Arlan.Kenapa ia melupakan pria egois itu.Bagaimana sekarang dengan pria itu?.Dan hubungannya dengan Dion pasti retak

Arlan pasti berfikir jika dia yang memberitahukan semuanya pada Dion dan keluarganya pasti dalam bahaya sekarang.Meski Bundanya membencinya tetapi Ayah dan Abang serta Neneknya masih peduli padanya.

Seburuk apapun sikap Bundanya namun selama 23 tahun ini wanita paruh baya sudah memberikan kasih sayangnya padanya selama ini.Ia mendapatkan keluarga yang utuh walau orangtua kandungnya membuangnya.

Nisa benar benar gelisah saat ini.Ia ingin sekali menghubungi ayahnya tapi ponselnya tidak bisa ia gunakan karena jatuh di kamar mandi satu hari yang lalu.

"Aku yakin Mas Arlan akan menyakiti keluargaku.Ya Tuhan lindungilah mereka,"batin Nisa.

Nisa meringkuk di atas tempat tidur memikirkan nasibnya kedepannya akan seperti apa.Rumah tangga ini hanyalah sebuah kebohongan belaka.Bagaimana dia dan Arsha setelah ini?.Meski Dion mengatakan jika ia tidak akan menyakiti Arsha tapi ia masih ragu dengan pria itu.Bisa saja Dion berubah pikiran lalu membalaskan sakit hatinya pada Arsha.

Nisa tau tidak mudah menjadi Dion,dia pasti terluka atas apa yang dilakukan mendiang Kakaknya.Nisa bisa membayangkan betapa hancurnya pria itu apalagi tatapan pria itu tadi yang penuh dengan luka.

Nisa juga tau Dion sangat mencintai Kakaknya tapi apa yang dilakukan Kakaknya, menghancurkan mahligai cinta mereka hanya demi kesenangan dunia.

Luka yang Dion rasakan dapat Nisa rasakan,tapi ia tidak bisa berbuat apa untuk membantu.Ia dilarang berharap lebih pada pernikahan ini.

Tanpa Nisa sadari seseorang memerhatikannya melalui sebuah layar laptopnya.Ya Dion memperhatikan gadis itu karena diam diam dia memasang cctv tersembunyi dikamar itu.Bukan bermaksud kurang ajar tapi tujuan awal untuk memantau gadis itu karena Nisa sering membawa Arsha tidur dikamarnya.Lagian di kamar itu terdapat walk in closet untuk Nisa berganti pakaian.

"Kenapa dia tidur seperti itu?,"batin Dion.

"Huffhhh...apa yang harus aku lakukan.Tanpa menunggu tes DNA itu sudah jelas Arsha bukan anakku.Tapi jika pernikahan ini aku akhiri Arlan pasti akan dengan leluasa menyakiti Nisa dan juga Arsha,"gumam Dion yang terlihat frustasi lalu pria itu menutup laptopnya.

"Arlan...akan aku pastikan kau akan menerima balasannya lebih dari ini karena semua ini baru permulaan,"desis Dion memejamkan kedua matanya.Sakit yang ia rasakan saat ini begitu menyiksanya.Entah sampai kapan luka ini akan sembuh.

***

Nisa membuka kedua matanya,ia tidur dengan posisi yang sama yaitu meringkuk di atas tempat tidur.Gadis itu menoleh pada jam dinding yang menunjukkan pukul 06:30 pagi waktu setempat.Ia ketiduran, beruntung ia saat sedang mendapatkan tamu bulanannya sehingga ia tidak terlalu kaget bangunan kesiangan.

Nisa melangkah menuju kamar Arsha untuk melihat keponakannya itu.Namun ia kaget bukan main saat tidak menemukan keberadaan Arsha di boksnya.Gadis itu langsung melangkah keluar kamar berharap Arsha bersama Emily.

"Emily...,"teriak Nisa memanggil asisten pribadinya itu.

"Iya Nyonya...,"seru Emily yang kebetulan menaiki tangga.

"Mily... dimana Arsha?,"tanya Nisa yang terlihat begitu sangat panik.

"Loh bukannya ada dikamarnya Nyonya?,"tanya Emily yang juga ikutan panik karena ia juga berencana untuk ke kamar Arsha.

"Tidak ada Mily,"jawab Nisa.

"Jangan-jangan Tuan Muda bersama Tuan, Nyonya,"ujar Emily.

"Benarkah?,kamu yakin Mily?,"tanya Nisa yang masih terlihat panik ia takut Dion menyakiti Arsha saat ini.

"Nyonya bisa periksa Tuan muda ke kamar Tuan,"jawab Emily.

"Ha?aku?,"tanya Nisa.

"Iya Nyonya.Saya yakin Tuan Muda Arsha saat ini bersama Tuan,"jawab Emily.

"Ada apa ini?,"tiba-tiba saja Dion keluar dari kamarnya.

"Mas... Arsha tidak ada di kamarnya.Arsha hilang Mas,"ucap Nisa yang terlihat begitu sangat kuawatir.

"Mas...ayo cari Asrha,"ujar Nisa memohon pada Dion.

"Arsha ada di kamarku.Dia masih tertidur,"jawab Dion.

"Benarkah? syukurlah.Aku pikir ada yang menculik Arsha,"gumam Nisa bernafas lega.

Nisa meminta izin pada Dion untuk mengambil Arsha di kamar pria itu.Ia sangat merindukan keponakannya itu.

Dion mengizinkan Nisa untuk mengambil Arsha di kamarnya.Semalam Dion membawa Arsha ke kamarnya.Bagaiamana pun juga Arsha tetaplah keponakannya.Di dalam tubuh Arsha mengalir darah keturunan Dirgantara.

"Padahal Arsha anak kakakmu tapi kekhawatiranmu berusan memperlihatkan jika kamu sangat menyayangi Arsha dengan begitu tulus,"batin Dion.

"Tuan saya permisi dulu,"ujar Emily lalu kembali turun kelantai dasar.

Emily ikut bernafas lega jika Arsha ternyata baik baik saja.Gadis itu juga sangat menyayangi Arsha.

Dion melangkah turun masih menggunakan piyama tidurnya.Ia berencana untuk olahraga pagi karena hari ini adalah weekend.Ia berencana lari lalu setelahnya berenang.Rutinitas biasa yang ia lakukan jika libur bekerja.

...****************...