Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 - Gagal Melupakan
Saat Aluna sedang menatap layar monitor nya, Beberapa wanita datang menghampiri Aluna.
"Kau menikah dengan Tuan Rehan kan?." Tanya Salah satu staf memberikan pertanyaan seperti itu, Aluna pun mengangguk tanpa menjawab.
"Apa dia tidak memberi mu uang, sampai kau masih harus bekerja disini?." Tanya nya lagi namun kini di ikuti tawaan sinis yang tampak seperti ledekan untuk Aluna.
"Memang nya kalau sudah menikah tidak boleh bekerja lagi?." Tanya balik Aluna.
Para staf di balas seperti itu pun menatap Aluna tidak suka dan pergi saat atasan mereka lewat.
"Kesal banget sih liat mereka, dari divisi mana sih mereka, memang nya salah menikah lalu kembali bekerja, aku juga bosan kali di rumah." Gerutu Aluna.
Bella yang datang menghampiri sahabat nya itu dan membawa 2 cangkir coklat susu.
"Kenapa Al?, cemberut aja, bukan nya senang kembali kerja lagi?." Tanya Bella sembari memberikan minuman yang ada di tangan satu nya.
"Makasih."Ucap Aluna dan menyeruputnya sebelum ia menjawab nya.
"Ada staf tadi samperin aku." Ucap Aluna.
"Iya, Trus?."
"Terus dia tanya, kenapa aku masih kerja, padahal udah jadi istri Rehan, Emang nya gak di kasih duit." Tutur Aluna tidak bersemangat menceritakan bagaimana orang-orang mengejek nya.
"Tapi yang mereka tanyakan itu benar Al, Tuan Rehan itu Kaya loh, perusahaan nya besar ada dimana-mana, bahkan tempat kerja ini aku dengar-dengar juga ada saham dia." Balas Bella.
"Tapi memang nya kamu ada di kasi uang sama tuan Rehan Al?." Tanya Bella lagi yang juga sama penasaran nya dengan orang-orang.
Aluna mengelengkan kepala dengan cemberut. "Kalau aku dapat uang dari Tuan Rehan, pasti aku sudah traktir kamu Bel." Ucap Aluna.
"Tapi dia gak nyakitin kamu kan?." Tanya Bella lagi.
"Engak sih."
"Ya udah lah, bagus lah dia gak nyakitin kamu Al, anggap aja kalau di kasi uang itung-irung bonus. toh juga gaji kamu gak di pakai buat apa-apa kan, beda sama aku yang ada tanggungan di kampung." Kata Bella.
"Iya Sih." Balas Aluna tersenyum.
Saat hari sudah sore. aluna dan Bella keluar dari kantor karena jam kerja mereka sudah selesai.
"Al, makan dulu yuk tempat biasa."ajak Bella.
"Iya Boleh."Balas Aluna.
Saat baru saja keluar dari pintu utama, Aluna di kagetkan dengan Ello yang sudah menunggu di depan mobil.
"Loh, kok dia disini?."Ucap Aluna heran.
"Kenapa Al?, itu supir kamu?." Tanya Be.
Aluna mengangguk dan memegangi tangan Bella mendekati Ello.
"Mari Nona." Ucap Ello saat Aluna berjalan mendekati nya.
"Kamu kok tahu jam kerja ku?." Tanya Aluna.
"Sekertaris Rehan yang memberitahu saya Nona untuk menjemput anda di jam segini." Tutur Ello.
Aluna lalu melihat Bella lalu kembali melihat Ello. "Aku mau makan dulu dengan Bella, boleh ya mampir sebentar." Ucap Aluna pada laki-laki yang menatap nya.
"Maaf Nona, saya tidak bisa kalau Nona belum meminta Izin dengan Tuan Rehan." Jawab Ello.
"Gitu ya?." wajah Aluna cemberut. Ello mengangguk kan kepala mengiyakan.
"Udah lah, lain kali aja ya, dari pada nanti jadi masalah untuk kamu." Kata Bella. Aluna pun mengangguk sedikit melebarkan senyum nya yang terpaksa karena ia begitu kecewa karena tidak bebas.
Aluna lalu masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan nya pada sahabat nya itu.
"Aku suda izin untuk fitnes, apa Sekertaris Frans juga memberitahu mu?." Tanya Aluna.
"Sudah Nona, tapi Tuan Rehan menyampaikan kalau anda di suruh untuk fitnes di rumah nona, Tuan muda sudah menyiapkan pelatih di ruangan Gym.
Mendengar hal itu tak ada penolakan bagi Aluna, begini saja lebih baik dari pada ia harus gym dan di lihat oleh orang ramai.
Saat sampai di rumah, benar saja, Enna lansung menghampiri Aluna dan memberi tahu kan kalau Ia sudah di tunggu oleh pelatih di ruangan Gym.
Aluna pun segera masuk dan Menganti pakaian nya untuk memulai langkah pertama nya menjadi kurus.
•••
Di tempat lain.
Rehan baru saja melakukan meeting di perusahaan klain nya di luar kota.
"Tuan, saya sudah siapkan kamar untuk bermalam." Kata Sekertaris Frans.
"Kita pulang saja." Kata Rehan.
Sekertaris Frans melihat Rehan begitu tidak berselera seperti ada yang di pikirkan atasan nya itu. "Baik Tuan." Sekertaris Frans sangat mendengarkan dan mematuhi apa saja keinginan Rehan tanpa harus bertanya kenapa, ada apa.
Malam itu juga.
Frans memesan kan tiket Rehan untuk kembali ke kota mereka. Di dalam pesawat Pikiran Rehan kembali teringat akan wanita yang bernama Elena. wanita yang sudah mematikan perasaan nya, namun selalu teringat di pikiran nya beberapa tahun belakangan ini, membuat Rehan begitu membenci diri nya sendiri yang gagal melupakan wanita yang sudah meninggalkan nya.
