Janda hanyalah statusku.
Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.
Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.
Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Cerai
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
" Ini apa kak? ". Sahut Nadira yang nampak bingung.
" Bukalah map itu dan baca isinya ". Jelas Dani tanpa basa - basi.
Nadira pun menurut saja. Ia mengikuti apa yang disuruh oleh Dani suaminya. Nadira pun mulai membaca setiap kata demi kata yang tertera di sana hingga...
Deg...
Bak mendapat hantaman keras di dadanya. Nadira begitu sangat terkejut bukan main. Tulisan yang tertera dalam surat itu, benar - benar telah meluluhlantakkan jiwanya.
Nadira begitu sangat tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Setelah sekian lama suaminya tak kembali, kini disaat kembali malah membawa sebuah surat yang menyatakan tentang perpisahan. Bagaimana bisa ini semua terjadi?, apakah menurutnya sebuah pernikahan adalah mainan?.
" K-kak, a-apa maksud dari surat ini, ini surat cerai? ". Seru Nadira lirih dengan nadanya yang terdengar bergetar.
" Iya betul Dira, itu adalah surat perceraian, aku sudah menandatangani nya, hanya tinggal kamu yang belum menandatangani nya, jadi, segeralah tandatangani surat perceraian itu, dengan begitu kita tidak akan memiliki hubungan apa - apa lagi, dan kamu juga bisa segera bebas dari ikatan pernikahan yang tak diharapkan ini ". Jelas Dani.
Ya, meski Dani tak pernah mendengar keluhan Nadira yang begitu terpaksa dengan pernikahan mereka, namun Dani paham, jika Nadira sebenarnya tak ingin dijodohkan apalagi menikah dengannya.
" Tapi kak kenapa?, kenapa tiba - tiba kita harus bercerai, Dira tahu, pernikahan yang kita jalani ini adalah karena perjodohan bahkan mungkin paksaan dari kedua orang tua kita, tapi, kenapa kita tidak mencobanya terlebih dahulu untuk menjalin hubungan yang lebih baik? ". Sahut Dira.
" Tidak bisa Dira, kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, apalagi untuk mencoba menjalaninya dengan lebih baik, itu tidak mungkin, sangat tidak mungkin ". Jelas Dani lagi dengan telak.
Nadira bingung dengan suaminya, bagaimana bisa suaminya mengatakan tidak mungkin sementara dia sendiri masih belum pernah mencobanya?.
" Tapi kak, bagaimana tidak mungkin, sementara kak Dani sendiri masih belum mencobanya ". Sahut Dira dengan berusaha menahan sakit di dadanya.
Dani tak menyahut lagi, untuk sesaat ia diam. Dani pun lalu memandang wajah wanita yang tak jauh dari posisinya, ya siapa lagi jika bukan Diana, mama kandung dari Alvin.
" Baiklah Dira, aku akan menjelaskan semuanya ". Putus Dani pada akhirnya, karena memang dari awal Dani pun ingin mengatakan semuanya.
" Dira... sebelumnya aku minta maaf padamu Dira, karena selama kita menikah, bahkan hingga detik ini, aku tak bisa menjadi suami yang baik untukmu, Dira... sebenarnya Alvin itu adalah putra kandungku, dan wanita yang ada di sampingku ini adalah ibu kandung Alvin, Diana adalah istriku ".
Deg...
Bagai mendapat tikaman yang begitu menusuk tajam. Hati Nadira begitu langsung tertegun. Kalimat yang telah di lontarkan okeh suaminya Dani, bagai sebuah belati tajam yang menusuk dalam hingga ke uluh hatinya.
Ternyata benar, jika Alvin, anak yang selama ini dirinya rawat dan dirinya besarkan, memanglah benar anak dari suaminya, jadi itulah sebabnya mengapa Alvin begitu sangat mirip dengan suaminya, karena Alvin memang benar anak kandungnya.
Seharusnya Nadira sudah bisa menebaknya lebih awal, jika suaminya Dani telah memiliki hubungan yang spesial dengan perempuan yang bernama Diana ini. Dan alangkah bodohnya Nadira yang mengajak Dani untuk mencoba memulai hubungan mereka, padahal saat ini sedang ada Diana, istri dari Dani yang ada di tengah-tengah mereka. Lalu, mengapa Dani menikahinya jika dia sudah beristri?.
" Sebelum menikah dengan mu, sebenarnya aku sudah menikah, tapi, kedua orang tua ku tak merestui hubungan ku dengan Diana, orang tuaku ingin jika aku bisa menikah denganmu Dira, hingga pada suatu hari, mama ku jatuh sakit, dan dia ingin agar aku menceraikan Diana, dan menikahimu ".
" Dan sesuai keinginan kedua orang tuaku, aku pun menceraikan Diana, hingga sudah beberapa bulan telah berlalu, orang tuaku melamarmu untuk menjadi istriku ".
" Kala itu, aku sudah siap jika aku harus menikahimu, meski hatiku masih sangat mencintai Diana, tapi, sehari sebelum tannggal pernikahan kita, aku baru mendapat kabar, jika Diana tengah mengandung anakku, dan usia kandungnya pada saat itu sudah tujuh bulan ".
" Dan itulah sebabnya, kenapa setelah pernikahan kita, aku langsung keluar karena ada urusan, karena aku ingin menemui wanita yang aku cintai, ibu dari anakku Alvin, dan akupun dengan Diana sudah kembali rujuk ".
" Dan mengenai kenapa sikapku dingin dan selalu tak ramah padamu, karena aku memang sengaja melakukannya. Aku tak ingin jika kamu terlalu mengharapkan ku apalagi sampai memiliki perasaan padaku, jadi sekarang kamu sudah tahu kan kenapa aku melakukan ini semua? ". Ujar Dani panjang lebar dengan segala penjelasannya.
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Dani, tak ada lagi kalimat ataupun sahutan dari Nadira. Sebagai seorang wanita, Nadira cukup tahu diri bagaimana cara bersikap.
Nadira sama sekali tak merasa dihianati, dan justru setelah ini dirinya paham, jika secara tak langsung, dirinya lah yang telah menjadi pengganggu dalam kehidupan rumah tangga mereka. Jadi dari sini sangat jelas jika dirinya tersakiti tapi yang lebih tersakiti adalah ibu kandung dari Alvin yaitu Diana.
" Nadira ". Seru Diana pada akhirnya, akhirnya Diana mau membuka suara juga setelah cukup lama ia diam.
" Maafkan aku, karena kehadiran ku, kehidupan rumah tangga mu dengan mas Dani jadi seperti ini, jika saja aku bisa mencegah semuanya, pastilah aku bisa melakukannya Dira ". Seru Diana tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Namun Dira tak menyahut. Apa yang terjadi pada malam ini bagai sebuah mimpi buruk. Ada satu hal yang pasti telah terbuang begitu saja dari dalam hidupnya, yaitu masa depannya.
" Dira, kenapa kamu diam, cepatlah tanda tangani surat perceraian ini, agar kamu segera bebas, dan ini bolpoin nya ". Seru Dani lagi agar Dira tak larut dalam pikirannya.
Dengan tanpa berkata iya ataupun tidak, Nadira pun langsung meraih bolpoin itu dan menandatangani surat perceraian itu. Mungkin memang harus seperti inilah jalan hidup terbaik yang harus dirinya terima dan jalani.
" Baiklah Dira, detik ini, aku menalak tiga kamu Dira ". Putus Dani pada akhirnya.
Akhirnya, Nadira dengan Dani pun sudah benar-benar berpisah, tak ada lagi hubungan dari keduanya. Kehidupan bahtera rumah tangga yang tak berjalan sebagaimana mestinya, akhirnya telah benar-benar kandas setelah tiga tahun, dan memang inilah jalan yang terbaik untuk semuanya.
*****
Subuh pun telah berlalu dan mulai menuju pagi hari sejuk yang masih belum menampakkan sinar mentari.
Semua barang miliknya telah Nadira masukkan dalam kopernya. Memang tak begitu banyak isinya, karena Nadira pun pada saat datang ke rumah ini memang sedikit membawa barang - barangnya.
Ya, semenjak tiga hari yang lalu pasca dirinya menandatangani surai perceraian itu, kini Nadira sudah memutuskan untuk pergi dari rumah Dani.
Nadira sama sekali tak merasa berat hati untuk meninggalkan rumah ini, namun yang membuat hatinya merasa berat adalah jika dirinya harus meninggalkan putra tercintanya Alvin, dan juga kenangan - kenangan indah bersama dengan semua asisten rumah tangga nya yang telah Nadira anggap sebagai ibu sendiri, hingga...
" Bunda, bunda tenapa, dali tadi tok hanya beldili? ". Seru Alvin tiba - tiba setelah melihat bundanya yang diam mematung.
" Alvin, anak kesayangan bunda, kemarilah nak, peluk bunda ". Seru Dira lirih karena ia berusaha menahan air matanya agar tak jatuh.
Alvin pun mendekat ke arah sang bunda dan memeluk bunda nya itu dengan perasaan penuh sayang.
" Bunda, bunda mau temana, tok Alpin lihat tadi, bunda lagi masuk - masuk balang? ". Seru Alvin dengan masih memeluk bunda nya.
" Emm, iya sayang, bunda mau pergi keluar dulu sebentar, bunda sedang ada arisan hari ini, Alvin mau kan jika satu hari saja di rumah dulu sama tante Diana dan juga ayah ". Seru Dira berbohong. Ia tak ingin jika putranya sampai tahu jika dirinya akan pergi untuk selamanya.
" Iya bunda, tapi bunda jangan lama - lama ya, nanti Alpin jadi lindu ". Sahut Alvin tulus dengan segala kepolosannya.
Nadira yang menyaksikan tatapan tulus dari putranya itu, merasa sangat sesak di dadanya. Andai jika boleh, ingin rasanya Nadira membawa putranya ikut bersamanya. Tapi itu tak mungkin, karena di rumah inilah kedua orang tua Alvin yang sebenarnya berada.
Dan dengan perasaan yang begitu berat, Nadira pun akhirnya mulai berdiri dari posisinya sebelum akhirnya benar - benar keluar dari kamarnya itu. Alvin masih setia mengekori bunda nya, bocah kecil itu tak tahu jika bunda nya akan pergi dari sisinya.
Bersambung..........
Hai kakak - kakak, Author kembali update.
🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤
🌿🌿🌿🌿🌿