Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
kini di sisi Alea dan Liam mereka sudah sampai di kampung nyaa, Tante Inara yang melihat itu langsung menghampiri mereka,
terpampang jelas dalam wajah Alea yang terlihat murung, berarti jelas kalau mereka tidak berhasil membawa meliya
"Tante Alea masuk duluan ya" dan di angguki oleh Tante Inara,
"meliya masih marah?" kini Tante Alea bertanya kepada Liam
"meliya, meliya sudah tidak seperti dulu Tante,"
"sebab itulah Tante menyuruh kalian
membenarkan keadaan ini Liam"
"tapi ini soal jodoh Tante" kata Liam yang memang sudah tidak ada niatan membahas tentang meliya,
"memang jodoh, tetapi ini melibatkan hati, kau tau tidak kau sudah menikahi adik nya sendiri, seharusnya kau menikahi orang lain, agar sakit nya tidak terlibat ke adik nya!" sentak tante Inara yang tidak suka akan sifat Liam yang tidak tahu malu.
"tapi,memang Alea lah jodoh ku tante lihat sekarang dia telah mengandung anak ku, seharusnya si meliya itu harus berfikir sedikit" Liam pun tidak mau di salahkan
"kau memang tidak faham, karena kau tidak berada di posisi nya!!" setelah itu Tante Inara meninggalkan Liam sendirian.
di saat makan siang Derren dan Devan pulang kerumah untuk makan bersama dengan keluarga nyaa,
"Devan, mama rasakan akhir" ini kamu jarang sekali memperhatikan mama mu ini ya, sebentar" keluar negri, sama seperti papa mu itu yang sampai sekarang tidak pulang, ntah pun dia sudah bersama wanita lain disana" leliya pun menatap kedua anak nyaa
"mama, Devan minta maaf ya, Devan Minggu ini memang banyak sekali pekerjaan, banyak proyek yang harus di kerjakan, masalah papa biarkan saja dia, mungkin dia memang tidak niat untuk pulang, jadi biarkan saja apa yang ingin di laku kan nya di sana,"
Derren mengangguk kan kepala nya, "proyek cinta kan ya" Derren sengaja menggoda kakak nyaa,
Devan melirik tajam ke adik nya itu,
"kau mau mencari masalah ha?!
sambil menatap adik nyaa
"kenapa? Salah?" padahal sedikit" Derren mengetahui kakak nya yang sedang mendekati seorang perempuan,
"Devan, berita kamu dengan meliya belum selesai lagi, nah sekarang ada pula lagi? Orang yang akan mengganti posisi Elisa ya?" tanya leliya panjang lebar.
"eh tidak la mama, jangan dengarkan ucapan derren, tidak ada apa apa, cuma kawan bekerja saja," jawab Devan sambil menatap sinis derren
"sekarang aku tau, mungkin sebab itu si Elisa marah padamu, ya kau pergi kerja tidak perduli dengan rumah ini kan, setelah itu kau tinggalkan semua tanggung jawab mu kepada nya, setelah itu ini sekarang kau perbuat juga dengan meliya"
"eh aku menggaji dia,"
"ya aku tau kau bayar dia, tapi kau tau tidak, dia kerja ini 24 jam kau tau, kasian aku melihat nya" Devan pun tersenyum mendengar perkataan adik nya
"waw, kau kasian dengan dia? Berarti kau suka lah dengan dia kan?" Devan pun menggoda adik nya
"aku suka dia?? Eh aku melihat muka nya saja mau muntah, ini kau bilang aku suka dengan nyaa?? Hei tidak mungkin"
kata derren tetapi tanpa di sangka ternyata meliya dan Oma Ira sudah berada di belakang nya, leliya ingin memberikan kode pada anak nya tetapi Derren tidak melihat sama sekali ke pada leliya
"benarkah mau muntah?bukan kah sudah ada magnet yang sedikit mau menempel??" oma Ira pun bertanya pada Derren, Derren sangat terkejut melihat Oma dan meliya di belakang nyaa, Derren pun menunduk kan kepala nyaa tak berani menatap meliya,
"mama, mari makan," leliya mendudukkan Oma Ira di samping nyaa "meliya, ayo ikut makan," "tidak Ma, meliya tidak lapar".
"mama, derren dah siap makan, Derren kedepan dulu yaa" semua orang di sana tertawa melihat Derren kecuali meliya,
siang berganti sore kini meliya ingin pulang kerumah, saat dia memakai sepatu nya, ternyata Derren juga ingin keluar, untuk lari sore, Derren memakai sepatu juga di depan meliya,hening diantara mereka
"apakah Mira belum datang?" tanya Derren memecahkan keheningan itu,
"sudah, di sebelah mu kau tak nampak kah?" jawab leliya acuh, padahal tidak ada orang di samping derren
"hahaha aku suka bercanda mu, mari aku antar," Derren yang sudah siap memakai sepatu nya mengajak meliya untuk bersama,
"tidak perlu, bukan kah kau bilang ingin muntah melihat wajah ku?" meliya sama sekali tidak ingin melihat Derren
Derren pun terdiam sesaat.
"eh aku mau bertanya sesuatu, apakah tadi Alea datang bersama Liam?" Derren pun mendudukkan dirinya di samping meliya.
"dari mana kau tau?"
"tau lah, ini kan rumah ku, apakah ibu mu datang juga?"
"tidak" jawab meliya singkat
"kau sudah berbaikan dengan mereka?" dan meliya pun hanya menggelengkan kepala nya
"aku tau mereka mencari mu karena sudah melihat berita itu kan?" tanya Derren lagi dan meliya hanya mengangkat bahu nya.
Derren pun memaksa meliya untuk di antarkan pulang, meliya yang malas mendengar ajakan Derren terus menerus pun mengikuti nyaa, di dalam perjalanan mereka tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan sampai ke rumah meliya juga tidak ingin berbicara pada Derren. Derren pun memaklumi sifat meliyaa
Sore berganti malam kini meliya sedang berada di rumah sakit, dia mendapatkan telfon dari Derren bahwa Oma Ira sedang sakit, jadi dia berniat untuk menjaga Oma Ira dirumah sakitt.
Derren memasuki ruangan oma Ira sambil membawa selimut, berniat untuk menyelimuti meliya, tetapi saat mau menyelimuti meliya Oma Ira dengan sengaja mendorong tubuh Derren sampai memeluk meliya, meliya pun langsung terbangun, tatapan mereka bertemu sampai beberapa detik, tetapi meliya langsung tersadar.
"eh apa yang kau la kukan ha?!
"aa,, aku tidak sengaja, Oma.." jawab Derren terbata
"apa? mau menyalahkan Oma??" tanya meliya lagi
"tidak, aku hanya khawatir kau kedinginan, Oma Derren pulang dulu ya" sambil melangkah kan kali nya
"okeyy" jawab Oma Ira, meliya pun menatap oma Ira heran, karena tadi dia mengira kalau Oma Ira sedang tidur. Mendengar jawaban Oma Ira Derren tersenyum sambil menggelengkan kepala nyaa, dan Derren pun keluar dari ruangan itu.
"oma, oma berbuat apa tadi?" tanya meliya pada Oma Ira sambil berkacak pinggang
"tidak berbuat apa apa" Oma Ira memejamkan mata nya
"lebih baik Oma jujur pada meliya"
"entah, lupa" kata Oma Ira memalingkan wajah nyaa
meliya pun kesal
"oma, Oma harus berkata jujur dengan meliya, kalau tidak, meliya akan minta tolong pada dokter untuk membiarkan nenek di sini sampai lama lagi mau??"
"iss jangan lah, Derren itu yang lemah, dorong sedikit saja terjatuh," kata Oma Ira yang memang tidak mau berada di rumah sakit lama"
"ih Oma ni nakal sangat yaaaa" kata meliya geram
"haha, memang Oma nakal, haa, senang tidak memandang wajah Derren tadi Humm macam Derama dalam tv yaa ada arus elektrik nya, tidak lama lagi kalian akan berkata i loveyou i love you."kata Oma Ira menggoda meliya
" hahah iloveyoutoo Oma"
mereka pun tertawa dan berpelukan.
Ternyata Derren yang belum benar" pergi dari ruangan itu pun mendengarkan perkataan mereka sambil tersenyum.