Terlahir jelek? Tidak masalah, dengan satu usapan aku bisa merubah paras seseorang menjadi wanita cantik.
Tapi, tiba-tiba suatu hari dia harus berada di ruangan yang sama dengan CEO selama 24 jam. Siapa yang bisa membantunya untuk menyembunyikan fakta bahwa dia sebenarnya adalah gadis jelek?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira Sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak bisa mundur
Alana dan Gisel melangkah lemah meninggalkan tempat sialan itu. Keduanya masih tak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Hanya dalam sehari hidup mereka jungkir balik, berawal menolong malah membawa petaka.
Alana menarik napas berat, rasanya ia telah kehilangan jiwanya.
"Bagaimana Sel? Aku akan menikah dengan kak Vino,” ucap Alana lemah untuk yang ke sekian kalinya.
Hal yang mustahil itu tak lama lagi akan menjadi kenyataan.
"Dia benar-benar mengerikan," gerutu Gisel tubuhnya masih bergetar, dia bak baru saja keluar dari kandang singa.
“Aku ini pamit ke Jerman pada ibuku untuk mengumpulkan uang untuk operasi wajah, kenapa jadi menikah.”
Ya, tuhan Alana semakin putus asa saja. Membayangkan ibunya. Susah payah ia meyakinkan ibunya jika dia hanya akan fokus mencari uang di Jerman sekarang dia akan menikah.
“Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi Lan," Gisel menarik napas berat.
"Anggap aja berkah ke Jerman cari uang bonus dapat suami tampan,” ucap Gisel sedikit menghibur hati Alana yang galau.
melihat sedikit sisi positif dari masalah ini.
“Gisel! Aku sedang tidak bercanda,” gerutu Alana kesal.
“Ibuku pasti sangat marah, aku bisa di suruh pulang sekarang juga, dan aku kembali jadi beban keluarga," terang Alana.
“Jangan beritahu ibumu Lan,”
sergan Gisel.
“Sel waktu dua tahun yang di berikan ibuku tinggal 7 bulan lagi, setelahnya aku harus pulang, aku tidak bisa terikat pernikahan dengannya,”
papar Alana tentang waktu yang di berikan ibunya.
“Kita akan mencari jalan keluar secepatnya agar kau terbebas. Kita harus mencari Laura si perempuan licik itu, ini semua karenanya, dia telah membuat hidup kita sulit,” geram Gisel.
“Kita harus mencarinya ke mana Sel, tak ada satu pun petunjuk tentang perempuan itu,”
“Kau tenang saja sebelum kau kembali ke Indonesia kau sudah terbebas dari pernikahan dengan Zayn, ibumu tidak akan tahu dan semua akan terlihat tidak terjadi apa-apa,” ujar Gisel dengan penuh keyakinan.
Oh, tuhan semoga saja itu benar, mereka bisa menemukan Laura
dan hidupnya kembali normal. ia fokus pada operasi wajahnya.
Zayn berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang, manik matanya mengarah ke luar kaca jendela menatap pemandangan yang di lalui. Kepalanya terasa ingin pecah, sudah enam tahun dia hidup sebagai Zayn Arsenio Walter yang bergelimang harta dan seorang pemimpin perusahaan,
hidupnya tidaklah mudah, setiap hari dia selalu berada dalam masalah dan masalah yang membuatnya seakan ingin gila.
Dia merindukan hidupnya yang dulu sebagai Alvino Dirga seorang fotografer di acara pernikahan, yang harus bekerja keras demi kehidupannya tapi dia bahagia dengan kesederhanaan itu. Walau pun dia hidup sendiri tanpa keluarga tapi dia memiliki dua sahabat terbaik yang akan selalu menemani harinya dan membuat hidupnya berwarna.
Ya, itu adalah identitasnya sebelum bertemu dengan keluarga ayahnya.
Dan hidupnya akan semakin rumit saat dia akan menikah dengan perempuan yang sama sekali tak dikenal.
“Tuan menurut informasi tidak ada perempuan yang bernama Laura menginap di hotel itu, juga kamar di samping itu kosong tak ada penyewa,” jelas Ken saat sedang duduk di bangku kemudi menatap tuannya sesekali dari kaca spion.
Lamunan Zayn buyar mendengar tatapan itu kembali tajam bak belati.
“Mereka berbohong!” balasnya.
“Tuan apa perlu menikah dengan gadis dari Indonesia itu? Kita bisa cari jalan lain," ucap Ken.
Zayn mengembangkan senyum devilnya.
"Aku hanya ingin melihat sejauh apa sepak terjang pamanku.”
“Kau urus pernikahan ini, siapkan semua, Ingat aku tidak suka berlebihan, sederhana saja,” tekan Zayn.
"Baik tuan saya akan menyiapkannya.”
Zayn kembali menikmati pemandangan sepanjang jalan sembari mengingat wajah perempuan itu, mengapa ia merasa tak asing dengannya.
Bentuk tubuhnya yang mungil mengingatkannya pada seseorang. Apalagi asal-usul perempuan itu sama dimana dengan tempat seseorang yang spesial untuknya.
“Nara,” batin Zayn seketika sekilas bayangan tentang perempuan berkacamata dan rambut terkepang terkenang di benaknya