NovelToon NovelToon
Father Of My Children

Father Of My Children

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Irwti Asnn

[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏


Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.

Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.

Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.

3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.

Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.

Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?


Simak ceritanya di sini.😉


Happy Reading All! 📚☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FOMC 7

Setelah membayar mainan yang dia beli untuk putra dan putri tersayang dan tercintanya. Amel dan yang lainnya pun berjalan keluar menghampiri taksi online dan masuk ke dalamnya.

"Maaf Pak. Nunggu lama, ya?" tanya Amel lembut.

"Tidak apa-apa kok, Neng," ucap Bapak itu tersenyum.

Taksi itu pun berjalan perlahan dan berlalu meninggalkan Toko mainan yang mereka singgahi.

Beberapa menit kemudian. Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Bapak taksi tersebut memakirkan mobilnya di parkiran Restoran, setelah penumpangnya turun dan membayar dia pun berlalu pergi menjauh.

Amel mengandeng tangan putri cantiknya di kedua sisi tangannya. Ayu juga melakukan hal yang sama mengandeng kedua putra mungil kakaknya untuk masuk ke dalam Restoran.

Saat berada di dalam Restoran, mereka menjadi pusat perhatian pengunjung Restoran.

"Hei, lihat anak-anak kecil itu! Lucu,imut dan mengemaskan. Jadi pengen juga punya anak kembar." tunjuk salah satu pengunjung Restoran dengan mata berbinar.

"Iya. Mereka semua lucu sekali!" sahut pengunjung yang lain merasa gemas.

Amel yang mendengar pujian itu hanya bisa tersenyum. Dalam hatinya mengucap syukur, hari-harinya lebih berwarna karena kehadiran empat bocah kecilnya yang bagaikan malaikat.

Mereka sudah duduk di tempat yang telah disediakan. Tak lama kemudian pelayan Restoran pun datang menghampiri mereka.

"Mau pesan apa ya, Bu?" tanya pelayan Restoran ramah.

"Sebentar ya, Mbak ..." ucap Amel tersenyum pada pelayan Restoran,dan berbalik menghadap Ayu untuk bertanya.

"Yu. Kamu mau pesan, apa?" tanya Amel.

"Aku ikut Kakak saja," ucap Ayu tersenyum.

"Kalo gitu saya pesan pasta yang ukuran mininya 4,nasi goreng spesialnya 2, sama es capuccinonya 2 dengan air mineralnya juga ya, Mbak!" ucap Amel tersenyum pada pelayan itu.

"Iya Bu. Tunggu sebentar ya!" ucap pelayan Restoran tersenyum. Setelah selesai mencatat pesanan Amel, pelayan itu pun berlalu pergi.

Kini makanan sudah tersedia di atas meja. Bara yang melihat makanan sontak langsung ingin memakannya. Amel yang melihat itu pun tersenyum, saat sendok Bara sudah hampir sampai ke mulut.

"Bara ... kalau makan harus ber ...?" tegur Amel lembut menatap Bara.

Bara yang mendengar teguran dari ibunya segera meletakkan kembali sendoknya di piring.

"Doa!" sahut Raka,Rasti dan Bunga serempak. Mereka tersenyum membalas penuturan dari sang ibu yang tak kunjung juga dibalas oleh Bara.

Amel yang mendengarnya pun ikut tersenyum melihat empat malaikat mengemaskannya itu bertingkah. Ayu kagum dengan didikan Amel kepada anaknya dan bertekad kelak jika mempunyai anak nanti, akan mendidiknya seperti cara didikkan dari kakaknya.

Bara nampaknya masih cemberut saat ditegur oleh ibunya. Amel yang melihatnya pun mengelus pelan kepala Bara.

"Ayo kita berdoa dulu. Sebelum makanannya dingin!" seru Amel terkekeh tidak mau melihat anak gendutnya itu cemberut.

Selesai berdoa mereka pun menikmati makanan di atas meja. Amel yang ingin menyuapi Raka segera ditolak oleh Raka. Katanya dia sudah besar bisa makan sendiri. Melihat penolakkan dari kakaknya sontak adik-adiknya pun mengikuti.

Amel yang melihat tingkah lucu anak mengemaskannya itu, hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Entah sifat mereka menurun dari siapa baru umur 2 tahun saja sudah sepintar anak berumur 5 tahun.

Makanan mereka kini telah habis. Amel berlalu pergi membayar tagihan pesanan mereka di kasir. Tapi, sebelum Amel pergi, Amel menitipkan anak-anaknya kepada Ayu.

"Yu, Kakak titip anak-anak, ya? Setelah Kakak bayar tagihannya, Kakak juga mau ke toilet dulu sebentar!" pintah Amel tersenyum pada Ayu.

"Iya Kak. Jangan lama-lama, ya?" ucap Ayu mengiyakan.

"Iya."

Saat Amel dan Ayu sedang berbincang. Bara yang cemberut karena dicuekkin oleh kakak dan adiknya yang senang bermain bersama dan tidak mengajaknya, memutuskan untuk bermain sendiri. Bara yang asyik dengan mainan barunya, berjalan keluar entah kemana.

Amel berjalan munuju kasir, tidak memperhatikan Bara yang telah berlalu pergi keluar Restoran. Ayu pun demikian tidak memperhatikan Bara, ia malah sibuk memperhatikan tiga bocah yang tengah asyik bermain bersama. Setelah sadar dari keteledorannya.

"Astaga, Bara kemana?!" ucapnya panik.

"Raka. Jagain adikmu yang lain, ya? Sampai Mama Amel datang. Tente cari Bara dulu! Ingat jangan kemana-mana!" ucapnya khawatir, memberi peringatan. Raka yang mengerti pun mengangguk.

Ayu mencari keseluruh ruangan Restoran, tapi Bara belum juga ditemukan. ia pun berjalan keluar menuju tempat parkir mencari Bara di sana.

...----------------...

Azka dan Arya sedang menuju Restoran untuk meeting bersama klien. Setibanya di tempat parkir Restoran mereka belum sempat turun dari mobil.

Tiba-tiba, terlihat anak kecil sedang berjalan menghampiri mobil lamborghini putih miliknya. Anak kecil itu senang bermain dengan mainan mobil-mobilan yang berada di tangannya dengan gembira. Tidak lupa membawa sebuah batu yang sedikit besar di tangannya.

Azka dan Arya terus memperhatikan anak gendut itu. Setelah sampai di depan mobilnya, anak gendut itu lalu mengarahkan batu di tangannya dan mulai mengukir jejak mengikuti arah mainan mobil-mobilan di sebelah tangannya. Ia mengukir jejak di mobil lamborghini putih milik Azka dengan girang.

"Ngeng ... ngeng ... ngeng ... atu epat aik obil," ucap anak gendut itu, memainkan mainan mobilnya seakan-akan batu di tangan sebelah kirinya berlari menaiki mobilnya. Anak gendut itu melakukan permainnya di bagian depan mobil Azka secara berulang-ulang, hingga mobil Azka tergores.

"Biar saya turun dan mengurus anak itu,Tuan!" ucap Arya bergegas turun dari mobil, tetapi Azka menahannya.

"Jangan! Biarkan saja anak itu menggambar sesuka hatinya!" ucap Azka santai.

Ternyata Azka juga masih punya hati, batin Arya memuji tuan Mudanya.

"Dalam hal ini, anaknya tidak bersalah. Orang tuanyalah yang bersalah, tidak menjaganya dengan benar," tegas Azka dingin.

Azka memberi isyarat tangan agar Arya membuka pintu mobil untuknya. Arya pun keluar menuruti perintah tuannya setelah itu Azka keluar dari mobil.

"Ingat setelah anak itu selesai bermain. Mintalah ganti rugi pada orang tuanya," ucap Azka datar dan berlalu pergi menuju lift, yang tidak begitu jauh dari tempat parkir.

"Baik Tuan," ucap Arya patuh.

Aku tarik kembali kata-kataku tadi, batin Arya lagi.

Lift yang Azka naik khusus untuk tamu terhormat menuju ruangan VIP Restoran. Setelah kepergian Azka.

Ayu yang sudah berada di tempat parkir mencari Bara dari mobil ke mobil. Ayu membelalakkan matanya, karena melihat Bara yang sedang asyik bermain dengan girangnya di mobil lamborghini putih, yang terbilang cukup mahal itu. Ia juga melihat seorang pria sedang berdiri di samping mobil memperhatikan Bara. Ayu berjalan menghampiri Bara.

"Bara ... apa yang kamu lakukan di sini, Nak?" tanya Ayu dengan panik, tidak menghiraukan orang yang berdiri di samping mobil lamborghini itu. Pertanyaan Ayu tidak digubris oleh Bara.

"Maaf Nona. Apakah anak ini adalah anak Anda?" tanya Arya tanpa ekspresi.

"Sebaiknya aku mengakuinya saja," batin Ayu.

"Iya betul," ucap Ayu tegas.

"Begini Bu. Anak anda telah merusak mobil Tuan saya. Tuan berpesan bahwa Anda harus menganti kerugian untuk perbaikan mobil ini," jelas Arya tegas tetap tanpa ekspresi.

"Tersenyum dikit kek. Sadar nggak, muka loe itu seperti Es Batu," gerutu Ayu pelan.

"Apa yang barusan Anda katakan?" tanya Arya datar.

Arya melihat Ayu berjalan memeriksa mobil lamborghini putih milik Tuannya, dan tidak mengubris pertanyaannya.

Berani sekali kau mengabaikanku. Kau pikir aku patung apa? batin Arya sedikit kesal.

"Bagian mananya yang rusak ya, Om? Kok saya tidak melihat ada kerusakan serius pada mobil ini, ya?" ucap Ayu menghampiri Arya dan tidak mempedulikan pertanyaan Arya.

"Kamu lihat goresan itu, kan?" tunjuk Arya.

"Iya Om. Tapi, goresannya cuman sedikit doang, tidak ada yang parah."

"Mobil ini walau Anda menjual tubuh Anda juga tidak akan sanggup menggantinya. Dan lagi, Anda jangan sembarangan memanggil saya dengan sebutan Om!"

"Cih, tampang kek loe ya, harusnya gue memanggil dengan sebutan Kakek. Sebutan Om juga masih terlalu bagus untuk loe." Ayu bergumam sambil mengumpat pelan. Gumaman Ayu masih terdengar jelas oleh Arya.

"Saya mendengarnya dengan jelas."

"Emang berapa biaya ganti ruginya?" tanya Ayu to the point.

"Ketik nomor Anda di sini. Jika tuan saya sudah memberikan info tentang ganti rugi. Saya akan kabari Anda secepatnya," terang Arya memberikan handphonenya pada Ayu. Ayu mengambilnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.

"Nih," ucap Ayu memberikan kembali handphone Arya.

Gimana ini. Ya ampun Bara, kenapa kamu melakukan hal ini, batin Ayu.

Semuanya telah beres, Arya begegas menyusul Azka yang sudah masuk ke dalam Restoran terlebih dahulu, mengunakan lift khusus dari beberapa menit yang lalu. Sedangkan, Ayu mengendong Bara kembali ke dalam Restoran, tempat di mana ia meninggalkan anak-anak yang lain.

"Kamu dari mana saja, Yu? Kenapa malah meninggalkan anak-anak di sini sendirian?" tanya Amel panik bercampur khawatir.

"Ceritanya panjang Kak. Nanti ketika sampai di rumah, baru Ayu ceritain semuanya," terang Ayu agar tidak membuat Amel terlalu khawatir.

Bersambung❣

1
mutiyah wiyono
Kebanyakan pov, jadi bosan bacanya
Yani Mulyani
Biasa
ani Aniati
bagian POV masing"tokoh chapt"sblmnya trllu panjang bolak balik ..
jdi rd MLS klmaan
anita
smngat thoor smg kryamu sll sukses
Vita Fatimah Pramana
Kecewa
Vita Fatimah Pramana
Buruk
Mimie Lilis
gawe keder
Mimie Lilis
maaf thor,bcanya bnyak yg aku loncat
Mimie Lilis
mbulet
ibeth wati
kan bener di cerita ini selalu agak " gimana gitu klo ada tulisan flashback😆😆😆
ibeth wati
ceritanya diulang Krn pakai POV. pemain ..maaf Thor kenapa g pakai POV authornya saja biar TDK di ulang"
Endang Nurhayati
alamak, anak diculik mak bapaknya santui bingit gregetan aku mah
As Thyen
Arya cembukur😂😂😂
Hana Camelia
lumayan sih ceritanya
Nur Suci Aeni
males banget di ulang"
Nur Suci Aeni
sebenarnya ceritanya bagus cuma terlalu banyak cerita ulang
MM TJ
Jejak, faforitkan 🥰
semangat thor
Utry Hajir
makasih 🥰
Utry Hajir
Luar biasa
Sulfia Nuriawati
suka crtanya cm maaf y thor agak sliw motion utk sampe k pernikan amel, sm hubungan arya k ayu🙏🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!