FOLLOW IG @THALINDALENA
Jika seluruh wanita di dunia ini sangat mengagumi dan mengidolakan Leo Launder yang merupakan penyanyi solois ternama dunia. Tapi, bagi Danna Capela, Leo tak lebih dari seonggok sampah. Kisah masa lalu Leo yang membuat gadis bernama Danna sangat membenci pria itu.
Tapi, bagaimana jadinya kalau mereka menghabiskan malam panas bersama, hingga pada akhirnya Danna mengandung benih Leo? Apakah Danna akan membuka hatinya atau justru sebaliknya?
Simak kelanjutannya, jangan lupa subcribe agar tidak ketinggalan notif update-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Secepat itu?
Melihat putranya menangis membuat wanita tersebut merasa bersalah. Ia pun mengusap air mata putranya dengan penuh kelembutan. "Apa Mommy terlalu keras padamu?" tanya wanita tersebut yang tak lain adalah Danna.
Luis terisak sembari menggelengkan kepala, "Maaf karena sudah membuat Mommy marah," bisiknya dengan suara yang tidak begitu jelas.
Danna, tersenyum lalu memeluk putranya dengan erat, "tolong mengerti Luis. Lagu-Lagu yang kau sukai itu khusus orang dewasa, sedangkan kau baru berusia 4 tahun," ucap Danna, lembut seraya mengusap punggung ringkih itu dengan penuh kasih sayang.
"Lo siento (Maaf)," kata Luis, memeluk leher ibunya.
"Jangan diulangi lagi. Mommy justru senang kalau kau mendengarkan lagu anak-anak. Jangan bersedih, Mommy begini karena demi kebaikanmu," ungkap Danna penuh kasih sayang.
"Iya, Mommy."
Danna beranjak berdiri seraya menggendong putranya. "Mau ikut ke perkebunan?"
"Iya, Mom. Aku ingin makan anggur langsung dari pohonnya," jawab Luis, semangat. Wajahnya yang sembab kini terlihat ceria.
"Kau akan mendapatkannya, Sayang."
Danna dan putranya bernaung di pegunungan Meksiko yang subur, wilayah yang menjadi jantung penghasil anggur terbaik di negara itu. Setiap tetes anggur yang dipanen tidak hanya mencapai meja internasional, tetapi juga disuling menjadi wine yang elegan di pabrik milik Danna. Dengan tangannya, ia tidak hanya memajukan industri anggur, tetapi juga menyulap pegunungan tersebut menjadi oasis pekerjaan bagi masyarakat setempat, menghidupkan harapan dan mengejar kesejahteraan bersama.
"Hola, Mama," sapa penduduk sekitar saat berpapasan dengan Danna yang mengendarai motor besar menuju perkebunan.
"Hola, Senora (Halo, Bu)." Danna menyapa balik tak pula memberikan senyuman terbaiknya.
Luis duduk di atas tangki motor bagian depan sambil melambaikan tangan kepada setiap orang yang menyapa ibunya.
"Mommy, kenapa mereka menyapa terus?" Pertanyaan polos itu membuat bibir Danna berkedut, menahan senyum.
"Karena mereka adalah orang-orang baik, jika kau di sapa, maka harus menyapa balik." Danna memberikan penjelasan.
Luis mengangguk paham.
Di puncak pegunungan yang semilir, dedaunan menari-nari seolah diajak bermain oleh hembusan angin. Danna telah tiba di perkebunan anggur yang terbentang luas, perpaduan harmonis antara keindahan alam dan kesegaran yang tak terbantahkan. Hanya dalam singkat waktu lima belas menit, dia berpindah dari kesunyian rumahnya menuju keramaian alam yang memikat hati.
.
.
"Apakah kamu sudah mencicipi wine yang Mommy berikan?" tanya Nyonya Kate dengan mata berbinar, penuh harapan. Seraya menatap putranya yang tengah duduk di ruang tengah. Semenjak putranya vacum dari industri musik, putranya itu menjadi pengangguran banyak acara. Eits! Meskipun Leo pengangguran tapi bisnisnya ada di mana-mana yang menghasilkan ratusan ribu dolar setiap harinya.
"Belum," jawab Leo, dengan suara datar.
"Kau harus segera mencobanya. Rasakan keajaiban dalam setiap tetesnya," ucap Nyonya Kate sambil mengangkat botol wine dengan lembut dan menuangkan isinya ke dalam gelas kristal yang berkilau. Dia menyodorkan gelas itu kepada putranya dengan penuh antisipasi. "Ini akan membawamu pada kenikmatan yang belum pernah kau rasakan sebelumnya."
Leo, dengan gerakan lambat dan tidak bersemangat, meraih gelas itu. Dia memutar wine di dalam gelas, menatap cairan merah yang berputar, kemudian meneguknya sampai habis dalam satu tegukan.
Nyonya Kate menatap wajah putranya, mencari tanda-tanda kekaguman atau kesenangan. "Bagaimana, Leo? Apakah kau merasakan sensasi yang memikat itu?" tanyanya, suaranya penuh harap.
Leo menatap ibunya, matanya masih menyimpan samudera yang dingin dan tenang, wajahnya tidak memberikan clue apa pun tentang perasaan yang bergolak di dalam hatinya.
"Ayolah! Kenapa sih kau selalu memasang wajah dingin itu?" kesal Nyonya Kate karena putranya sama sekali tidak bereskpresi.
Leo menatap botol anggur itu, "di mana Mommy membelinya?"
"Dari Meksiko langsung. Kenapa? Apakah kau tertarik ingin bekerja sama dengan pengusaha wine ini?"
"Benar kata Mommy, wine ini sangat nikmat dan memikat. Ini sungguh luar biasa," ungkap Leo seraya menuangkan wine itu ke dalam gelas kristalnya. Kemudian meneguknya lagi sampai tandas. "Aku rasanya tertarik ingin berbisnis wine. Apakah Mommy bisa membantuku?" tanya Leo, pada ibunya dengan penuh harap.
"Yeah! Tentu saja, Mommy akan membantumu," jawab Nyonya Kate senang dan penuh semangat. "Mommy besok akan ke Meksiko."
"Secepat itu?"
"Iya, tentu saja!"