Astrid Githa Ardana Siswa kelas 3 SMA terpaksa harus menikah muda dengan cucu dari sahabat kakeknya. Sebelumnya, Astrid memang tak mengetahui bahwa ia akan di jodohkan dengan cucu dari sahabat kakeknya itu.
Perjanjian yang telah lama di rencanakan harus segera di percepat, ketika sahabat kakeknya di agnosa memiliki penyakit parah dan umurnya kemungkinan tidak akan lama lagi.
Astrid pun terpaksa harus menerima perjodohan tersebut. Astrid memang sempat menolak, karena pria yang akan menikah dengannya ialah guru baru di sekolahnya yang bernama Janus Geo sayuda.
Janus merupakan guru yang tegas dan galak, oleh sebab itu Astrid sangat tidak menyukainya. Walaupun Janus galak, akan tetapi banyak murid perempuan yang tergila-gila padanya, karena rupanya yang tampan. Janus juga di kenal sangat pintar karena di usianya yang ke 20 tahun ia sudah lulus sarjana pendidikan matematika. Setelah kelulusnya ia langsung mendapatkan pekerjaan sebagai guru di SMA.
IG~~ @hesti_novia10
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hesti Noviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Mengikat Janji
Kring...kring...kring...
"Astrid... Astrid."
Suara alarm dari ponsel Astrid terus berbunyi dengan suara samar yang memanggil namanya. Matanya berat hingga membuat katup matanya hanya terbuka setengah. Semalaman Astrid kesulitan tertidur karena perasaan gelisah yang terus berselimut di tubuhnya. Astrid baru tertidur pada pukul 02.00 pagi, isi kepalanya hanya di penuhi rasa takut ketika esok ia akan di ikat oleh seorang pria. Hingga beberapa kali Maya mengetuk pintu kamar putrinya, namun Astrid tak kunjung juga bangun. Maya pun segera menyalakan ponselnya dan segera menelpon anak sulungnya itu.
"Tring...Tring...Tring."
Hingga akhirnya suara dering telepon dari ponselnya membuat Astrid terbangun sepenuhnya, Astrid lalu segera mengangkat telepon tersebut.
"Trid ayo cepat siap-siap."
"Bentar lagi mah, Astrid masih ngantuk," ucap Astrid sembari mengucek-ngucek matanya.
"Pokoknya sekarang cepat siap-siap mandi, sekarang sudah jam 8 tidak ada waktu lagi, dan ini buka pintunya sekarang." ucap Maya yang sedari tadi tampak panik menunggu putrinya terbangun dari mimpi panjangnya.
Astrid lalu segera membuka pintu kamarnya, saat ia membuka pintu tak hanya ibunya saja yang datang ke kamar Astrid namun ada pula seorang penata rias yang datang untuk merias Astrid.
"Ayo cepat mandi," ucap Maya tergesa-gesa memasuki kamar Astrid.
Astrid segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat ia akan hendak mengambil sikat gigi di wastafel, Astrid terdiam sembari bercermin jantungnya terus berdebar karena perasaan gelisahnya. Beberapa kali ia mengatur nafasnya agar membuat hatinya tenang.
"Tenang dan hadapi dengan lapang dada," gumamnya sembari mengusap-usap dada.
Setelah perasaannya mulai tenang Astrid segera membersihkan seluruh tubuhnya. Usai ia membersihkan tubuhnya, saat itu Maya sudah merapihkan gaun pengantin yang akan di kenakan Astrid. Maya lalu membantu putrinya mengenakan gaun tersebut.
"Nah udah selesai, ayo mba rias putri saya sampai benar-benar cantik."
"Baik bu," ucap penata rias tersebut.
Penata rias mulai membuka koper make up yang di bawanya. Wajah Astrid pun perlahan mulai di beri beberapa polesan make up. Saat wajahnya sedang di poles Astrid tampak begitu tegang dan gelisah. Pernikahan yang akan di mulai beberapa menit lagi membuatnya berpikir bahwa pernikahan tersebut ialah sebuah mimpi buruk yang akan ia hadapinya.
Kemudian seusai wajahnya di polesi make up, kini giliran rambutnya yang akan di tata. Rambut Astrid di tata sangat indah dan di beri Headpiece sebagai hiasan untuk rambutnya. Saat Astrid selesai di rias, seketika Maya meneteskan air mata. "Anak mamah cantik," ucapnya sembari memeluk putri sulungnya tersebut.
Kedua mata Astrid mulai berkaca-kaca ketika ibunya memeluk sembari menangis. Namun Astrid menahan tangisnya agar make up yang susah payah di rias oleh penata rias tidak rusak dan luntur akibat air matanya.
"Tahan mbak jangan sampai make upnya rusak" ucap si penata rias tersebut.
"Iya pasti akan ku tahan ko," ucap Astrid tersenyum.
Maya lalu menyeka kedua pipinya yang basah akibat air matanya itu. Setelah itu, ia pun segera menuntun putrinya ke tempat dimana putrinya akan melangsungkan pernikahan. Astrid berjalan sembari menghela nafasnya. Saat Astrid tiba, semua mata tertuju menatap Astrid lalu semua anggota keluarga dan kerabat yang hadir memberi tepuk tangan kepada Astrid. Astrid duduk berdampingan dengan pria yang akan mengikatnya dalam sebuah janji suci.
Johan mulai menjabat tangan pria yang bakal mengikat putrinya dalam suatu hubungan yang kekal. Kemudian Johan mengucapkan kalimat sakral, sebuah kalimat pelepasan putrinya kepada pria yang akan meneruskannya dalam membimbing dan menjaganya seumur hidup. Dan kalimat tersebut di lanjutkan oleh Janus pria yang akan mengikat putri sulungnya itu dengan sebuah kalimat, "Saya terima nikahnya Astrid Githa Ardana binti Johan putra ardana dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
Saat kata "SAH" terdengar dari mulut saksi dan orang-orang yang hadir, maka Astrid sepenuhnya telah resmi sebagai istri dari Janus Geo Sayuda. Semuanya mulai memanjatkan do'a untuk sepasang manusia yang sudah terikat janji suci itu.
Setelah usai memanjatkan do'a, semua anggota keluarga dan kerabat pun memberikan ucapan selamat dan menjabat tangan insan muda yang telah resmi sebagai pasangan suami istri itu.
Namun dari semua keluarga dan kerabat yang hadir, ada juga dua orang teman Janus yang hadir di pernikahan.
"Woy bro selamat ya udah jadi suami," ucap salah satu teman Janus sembari memeluk.
Astrid pun tampak kebingungan dengan kedua teman Janus yang hadir tersebut. Padahal orang yang bukan kerabat dan keluarga tidak di undang.
"Siapa mereka?" tanya Astrid.
"Dia temanku Rio dan Wandi," jawab Janus.
"Kamu tahu kan kalau pernikahan kita di lakukan secara tertutup. Kenapa kamu undang mereka, bagaimana kalau rahasia pernikahan kita bocor," ucap Astrid berbisik ke telinga Janus.
"Tenang saja mereka bakal jaga rahasia kita, mereka teman yang bisa di percaya," ucap Janus yang juga berbisik ke telinga Astrid.
"Tapi aku kurang percaya sama mereka."
"Kalau gitu aku juga ga percaya sama kedua teman kamu yang ikut fitting baju di butik," ucap Janus kesal.
Janus dan Astrid tak henti beradu argumen, lalu Wandi merangkul Janus yang sedari tadi mengabaikan kedua temannya itu.
"Woy lagi ngomongin apa, jangan bilang lagi ngomongin rencana malam pertama."
"Dasar mesum!! so tahu banget." ucap Janus.
"Nanti pas malem pertama jangan lupa pake pengaman, dia harus lulus sekolah dulu jangan sampe perutnya buncit," bisik Rio.
"Gila ya!! mau gue tendang lu semua," ucap Janus kesal.
"Jangan nendang, nanti acara gol-golannya malem aja sama istri lu haha," ucap Rio menertawakan Janus.
***
Malamnya setelah acara beres Astrid dan Janus meninggalkan tempat untuk beristirahat. Namun saat meninggalkan tempat, Astrid malah pergi ke arah yang berbeda dengan Janus.
"Astrid kenapa jalan sana," ucap Baskara pria paruh baya yang kini telah menjadi kakek mertuanya.
"Kamar Astrid kan lewat sini," ucap Astrid.
"Itu kan kamar sebelum Astrid jadi seorang istri."
Janus lalu segera menghampiri Astrid sembari merangkulnya, "Tadi janus lupa kasih tahu Astrid bahwa kamarnya sudah pindah kek."
"Dasar kamu, bukannya jalan bareng malah pergi duluan," ucap Baskara menggelengkan kepala.
Janus dan Astri pun segera pergi ke kamar pengantin yang sudah di siapkan oleh pihak hotel. Namun pada saat Janus dan Astrid memasuki kamar, keduanya tampak terkejut dengan penampilan kamar tersebut. Di atas tempat tidur telah di hiasi oleh kelopak bunga mawar yang berbentuk hati. Tak hanya di atas tempat tidur saja, lantai kamarnya pun juga di hiasi oleh bunga mawar.
"Di tempat tidur banyak bunganya, besok sekujur tubuhku pasti gatal-gatal," ucap Astrid terpaku menatap tempat tidur tersebut.
"Ini kamar hotel paling berantakan," gumam Janus yang juga terpaku menatap tempat tidurnya.
dari karya dan novel kita bisa lihat munafik dan tidak bermoral nya wanita, (authornya dan reader nya wanita) mereka membenarkan perselingkuhan mereka tapi suami salah sikit dia sudah merasa paling tersakiti