Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyonya Baru
Cathlea mengantar anak-anaknya ke sekolah kemudian menuju butik.
"Pagi bos." Sapa Cathlea saat masuk di ruangan Ririn.
"Pagi Lea." Ucap Ririn.
"Kayaknya Lo agak kurus dari kemarin, Lo beneran pergi sedot lemak? Tanya Ririn.
"Iya, demi kemajuan butik Lo dan masa depan gw, tapi cuma sekali aja sisanya gw harus olah raga biar makin kurus." Ucap Cathlea.
"Lo siap-siap deh, sebentar lagi fotografer nya dateng." Ucap Ririn.
Satu jam kemudian fotografer akhirnya datang. Cathlea juga sudah selesai makeup dan sudah siap dengan gaun pengantin yang ia kenakan.
"Gimana penampilan gw?" Tanya Cathlea pada Ririn.
Ririn yang tadinya memperhatikan gaun pengantin yang ada di patung berbalik melihat penampilan Cathlea. Ia menatap dari atas kebawah lalu dari bawah ke atas lagi.
"Gila! Lo cantik bangettt, gw jadi pangling liatnya. sempurna bangettt, gaunnya juga pas di tubuh kamu, apalagi Lo juga tinggi membuat gaun itu seolah memang di rancang untuk Lo. Top dehhh." Ririn menaikkan keduanya jempol tangannya.
"Ayo kita mulai." Ajak Ririn menuju ruang pemotretan.
Chatlea mulai pemotretan dengan berbagai gaya, hari ini ia berganti pakaian sebanyak 15 kali. ia memilih 5 gaun pengantin, dan 10 gaun pesta sebagai contoh busana yang akan dia upload di sosial media.
Sementara Ririn menjemput anak-anaknya saat mereka pulang sekolah dan langsung membawanya ke ruangan Cathlea.
"Mommy mana Aunty?" Tanya Zarah.
"Mommy sedang ada kerjaan sayang, sebentar lagi juga selesai, kalian main aja di sini, Aunty akan pesankan makanan untuk kalian." Ucap Ririn kemudian memesankan makanan untuk mereka.
Setelah pesanan mereka datang, Ririn memanggil Cathlea untuk ikut makan.
"Lea, istirahat dulu, anak-anak menunggu kita untuk makan." Ajak Ririn.
"Oke." Ucap Cathlea lalu berjalan menuju ruang ganti. Setelah ganti pakaian ia menuju ruangannya dan makan bersama anak-anaknya.
"Mommy sangat cantik, Mommy habis makeup ya?" Puji Zidan.
"Iya sayang, Mommy habis pemotretan, Mommy harus bantu Aunty memasarkan busananya di sosial media." Jelas Cathlea.
"Zidan mau juga bantu Aunty." Zidan menatap Ririn.
"Hehehe, iya sayang, nanti kalo Zidan sudah besar ya? Zidan sekolah dulu yang bener." Nasihat Ririn mengusap kepala Zidan.
Mereka menikmati makanan masing-masing tanpa ada lagi yang berbicara, selesai makan Chatlea kembali melakukan pemotretan hingga pukul lima sore.
"Ayo sayang kita pulang." Ajak Cathlea setelah berganti pakaian, ia kembali mengenakan pakaian yang ia pakai saat keluar dari rumah, dan menghapus makeup nya. Ia tidak mau Hendra mengetahui jika ia sudah bekerja di tempat Ririn.
Mereka kembali ke rumah dengan menggunakan taksi online.
Saat sampai di rumah ternyata Hendra juga sudah pulang.
Mereka langsung menuju kamar kemudian membersihkan diri. Setelah pakaian Cathlea keluar menuju dapur untuk membuat makan malam untuk anak-anaknya.
"Lagi ngapain Lo?" Tanya Bella saat muncul di dapur, ia langsung duduk di meja makan.
"Masak." Singkat Cathlea.
"Masakin gw dan mas Hendra juga. Kalo Lo nggak mau, gw aduin Lo ke mas Hendra," Bella memperhatikan penampilan Cathy yang memakai celemek, "Gw heran kok bisa mas Hendra yang CEO menikah dengan wanita kampungan seperti Lo." Cibir Bella yang sedang makan buah apel.
Cathlea hanya diam, hatinya begitu sakit mendengar Bella mencibir dirinya.
"Lo diam artinya beneran dong ucapan gw, jadi istri itu harus berpenampilan menarik dan seksi kayak gw, makanya suami Lo tergila-gila dan jatuh cinta dengan gw." Ucap Bella menatap Cathlea.
Ingin rasanya Cathlea melempar pisau yang ada di tangannya saat itu juga ke arah Bella, namun ia masih memiliki kesadaran.
'Sabar Lea, Lo harus sabar, nggak usah dengerin omongannya.' Batin Cathlea.
"Ngomong dengan Lo nggak asik, sama aja gw ngomong dengan tembok." Sindir Bella lalu beranjak menuju kamarnya dan Hendra.
Cathlea tidak mau lagi meladeni ucapan Bella. Ia kembali menambah porsi makanan yang ia buat sesuai dengan permintaan Bella.
Setelah selesai ia ke kamar memanggil anak-anaknya untuk makan. Tapi saat ke meja makan, ternyata Hendra dan Bella sudah duduk di sana.
"Ayo sayang, kita makan, tapi sebelumnya kita berdoa dulu ya." Ucap Cathlea pada Zidan dan Zarah.
"Sayang, kalian mau makan apa? Biar Mommy Bella yang ambilkan." Ucap Bella dengan lembut.
"Nggak usah." Ketus Zidan.
"Zidan, nggak boleh ngomong seperti itu ke Mommy Bella, cepat minta maaf." Bentak Hendra.
"Mas, jangan membentak anak-anaknya." Bela Cathlea.
"Ini ajaran kamu ke mereka? Melawan omongan orang tua?" Tanya Hendra dengan nada tinggi,
"Zidan, cepat minta maaf." Bentak Hendra
Zidan menatap Bella dengan tatapan tajam dan dingin.
"Maafkan Zidan." Lirih Zidan.
"Sekarang ayo berdoa." Sela Cathlea agar Zidan tidak menangis.
Setelah berdoa mereka makan tanpa ada yang berbicara, Zidan dan Zarah masih sangat kesal dengan Hendra karena membuat Mommy nya menangis semalam.
Setelah mereka makan Hendra mulai membujuk anak-anaknya kembali.
"Zidan bagaimana sekolahnya?" Tanya Hendra.
"Baik." Singkat Zidan. Ia tidak lagi seperti yang dulu yang selalu manja dan cerewet jika berhadapan dengan Daddy nya.
"Kalo Zarah gimana?" Tanya Hendra melihat Zarah.
"Baik." Singkat Zarah juga.
"Mom, Zidan sudah selesai makan, mau ke kamar kerja PR." Ucap Zidan melihat Cathlea.
"Zarah juga Mom." Ucap Zarah, kemudian mereka beranjak menuju kamarnya.
Setelah kepergian Zidan dan Zarah Hendra menatap Cathlea.
"Mulai hari ini kamu harus masak untuk kami, soalnya Bella nggak bisa masak." Tegas Hendra.
Cathlea menatap tajam Hendra dan Bella, ingin rasanya ia mencabik-cabik mulut Hendra.
"Aku nggak mau." Tolak Cathlea.
Hendra berdiri lalu menarik rambut Cathlea ke belakang.
"Jangan melawanku, kalo kamu masih ingin tinggal di rumah ini." Bentak Hendra.
"Aw, sakit mas." Pekik Cathlea, tangannya berusaha melepaskan tangan Hendra namun Hendra semakin menarik rambutnya.
"Mulai sekarang kamu harus turutin perintah Bella, karena dia yang menjadi nyonya di rumah ini." Bentak Hendra lalu menghempaskan tangannya hingga Cathlea terbentur di dinding.
"Mas." Sentak Cathlea.
"Masih mau melawanku?" Teriak Hendra.
"Sudahlah mas, jangan menyakitinya lagi, kasian." Ucap Bella mengelus dada Hendra.
"Hikss, hikss, hikss, kenapa kamu sejahat ini mas." Lirih Cathlea.
"Karena kamu bodoh dan selalu saja melawanku." Bentak Hendra.
Cathlea menatap Hendra dan Bella kemudian berlari ke taman belakang.
"Hikss.. hikss.. hikss.. kamu keterlaluan mas, tega-teganya kau menyuruh ku melayani perempuan itu." Tangis Cathlea pecah saat duduk di kursi taman. Ia terus meluapkan kekesalannya sambil menggerutu sampai puas, setelah merasa tenang, ia kembali masuk ke kamar anak-anaknya dan ternyata mereka sudah tertidur.
Chatlea berbaring menatap langit-langit di kamarnya.
"Ya Allah, ternyata perempuan seperti itu yang mas Hendra bawa ke rumah ini, berikan aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapinya." Gumam Cathlea kemudian menutup matanya. Ia sudah terlalu lelah menangis menghadapi Hendra dan Bella.
.
.
.
Bersambung...
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.