Anak Genius : Papa Bucin Yang Posesif

"jadi.... mereka benar cucu mama? ". Carol langsung duduk di sofa, perasaanya campur aduk. ada rasa sedih dan juga bahagia pada diri Carol, selama ini Carol selalu merasa iri kepada teman-teman arisanya yang selalu bercerita tentang kelucuan, serta kebahagiaan mereka saat bersama cucu-cucunya. terkadang ada juga yang sampai membawa cucu mereka ketika berkumpul, dan hal itu juga yang membuat Carol sangat ingin memiliki cucu. tapi, selama ini ken selalu menolak untuk menikah, dan saat ini Carol di kejutkan bahwa ternyata ken sudah mempunyai anak kembar yang sangat tampan, lucu serta genius. tentu saja membuat Carol senang.

"ken tidak tahu".

mata Carol langsung terbelalak mendengar jawaban dari ken. " Apa maksud kamu berkata seperti itu? ".

" ya, karna ken masih bimbang, apa benar mereka anak ken!".

plak....

sebuah tamparan mendarat ke pipi ken. membuat ken memegang pipinya dengan rasa panas.

"Mom! kenapa momy menampar ken? ".

" kenapa?, momy menampar kamu karena kamu pantas mendapatkan itu. apakah kamu lupa dengan wanita yang telah kamu tiduri sendiri! sampai kamu ragu apa mereka anak kamu apa bukan! ".

" saat itu ken mabuk berat mom, dan cahaya di kamar hotel saat itu hanya remang-remang. jadi, wajah gadis itu tidak terlalu jelas. yang ken tau saat itu wajahnya seperti banyak lebam luka pukulan,dan saat itu sepertinya gadis itu juga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. di saat ken menyentuhnya dia langsung,....... setelah ken bangun, gadis itu sudah pergi terlebih dulu, dan.........itu juga yang membuat ken merasa bersalah dan begitu banyak pertanyaan di hati ken. tapi, sudah 6 tahun ken mencarinya belum juga ketemu. yang ken tau bahwa namanya Anindira, karena dia sempat menjatuhkan gelangnya sebelum pergi.

" dan....apa ken?. Apa dia masih perawan?".

ken hanya mengangguk menandakan bahwa tebakan Carol benar. "bukankah wanita itu juga bernama Anindira dan karena wanita itu juga kan, kamu tidak pernah mau menikah dan berhenti minum alkohol?. Lalu apa lagi yang kamu ragukan ken? ".

" karena ken sudah bertemu dengan wanita bernama Anindira Fidelya, dia adalah ahli gizi baru di perusahaan. disaat bertemu denganya ken melihat wajah dan penampilanya jauh berbeda dengan gadis itu".

"maksud kamu? "

"wanita yang bernama Anindira Fidelya itu... dia begitu cantik, anggun, memakai hijab, dan gak berani memandang ken begitu lama. seperti menjelaskan bahwa dia bukan....".

Carol hanya tersenyum, melihat tingkah ken yang berbeda. sepertinya gadis ini telah mencuri hati ken. " ken...wajah dan penampilan bisa berubah seiringnya waktu ken, apalagi kejadian itu terjadi sudah 6 tahun yang lalu. di saat itu juga kamu bilang bahwa kamu tidak terlalu jelas kan dengan wajah gadis itu. tentu saja kamu tidak bisa mengenalinya, saat bertemu kembali. yang jelas momy ingin secepatnya kamu urus masalah itu, dan bertanggung jawab. momy gak pernah mengajari kamu untuk menjadi orang yang tidak bertanggung jawab. kamu mengerti! ".

" ken tau mom, ken juga sudah merencanakan itu semua. momy gak usah khawatir ken pasti bertanggung jawab. jika, benar mereka adalah anak ken".

"baguslah kalau begitu, momy minta maaf karena sudah menampar kamu. Carol memeluk ken. yasudah kamu bisa istirahat dulu".

"iya mom, ken tahu. Tapi ken minta maaf ken mau keluar dulu. ada hal yang harus ken segera selesai kan".

" kamu mau kemana lagi? ".

" ke Apartemen dira". melangkah pergi keluar ruangan.

"kalau begitu, semangat. semoga berhasil! ". teriak Carol. " dasar anak tidak sabaran, tapi tidak apa-apa lebih cepat, lebih bagus". desis Carol dengan tersenyum. "semoga mereka benar adalah cucuku".

ken keluar ruangan dan mencari Rendi. tapi, sayang ken tidak menemukan keberadaan Rendi. dengan segera ken merogoh ponsel di saku jasnya untuk menelfon Rendi.

drrrt.... drrrt...

Rendi : halo. ada apa boss?.

ken : kamu dimana?. dari tadi di cari tidak ada, dan di telp juga tidak di Angkat-angkat!. teriak ken di sebrang telp, yang membuat Rendi menjauhkan hpnya dari telinga. karena suara ken yang terdengar menggelegar dan marah.

Rendi : maaf boss, saya pikir anda sudah tidak membutuhkan saya lagi, jadi saya kembali ke paviliun untuk mandi.

ken : kalau begitu, kamu segera datang ke ruang tamu. saya tunggu kamu, harus sampai dalam waktu 5 menit!.

Rendi : Apa boss 5 me....

tut... tut....

panggilan telp sudah dimatikan terlebih dulu dengan ken. sebelum Rendi selesai berbicara. dengan segera Rendi menggunakan pakaianya, karena saat ini dia hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang.

setelah 5 menit Rendi sampai di depan ken dengan nafas ngos-ngosan, penampilan yang seadanya, dan keringat bercucuran padahal dia baru saja mandi. bagaimana tidak berkeringat Rendi lari sekencang-kencangnya dari gedung paviliun ke rumah utama yang lumayan jauh, dengan waktu yang sedikit. setelah itu Rendi mengambil nafasnya banyak-banyak. dan mulai berbicara.

"Aduh boss, sebenarnya ada apa sih!. kenapa anda membuat saya olahraga malam-malam. apa ada sesuatu yang mendesak? ".

" kamu tahu kan unit berapa apartemen dira!",

"iya boss, memangnya kenapa? ".

"sekarang juga kamu antarkan saya kesana".

" loh memangnya ada apa bos?".

" tidak usah banyak bicara, ayo antarkan saja saya kesana". dengan melangkah pergi yang kemudian di ikuti oleh Rendi di belakangnya.

setelah sekitar 1 jam perjalanan ken dan Rendi telah sampai di lobi apartemen. mereka langsung berjalan menuju lift dan....

Ting

bunyi lift terbuka di lantai unit Apartemen dira, setelah berjalan beberapa langkah mereka sampai di depan pintu apartemen dira. ken mulai memencet bel berkali-kali dan juga mengetik pintu. tapi, tidak ada jawaban dari dalam sana.

"boss mungkin mereka sedang keluar. buktinya sudah beberapa menit tidak ada yang membukakan pintu".

ken tetap memencet bel dan mengetok pintu sampai tetangga dira keluar untuk menegur ulah mereka yang begitu mengganggu.

"hei... kalian jangan berisik bisa!. jangan menganggu ketenangan orang lain".

ken tidak menanggapi permintaan orang tersebut.

" mereka tidak akan membuka pintu, karena mereka sedang keluar! ".

mendengar perkataan itu, ken menoleh. " kemana mereka pergi? dan kapan kembali? ".

" mana saya tahu mereka pergi kemana, yang saya tahu mereka tadi keluar dan gak tahu akan pulang kapan. jadi, lebih baik kalian pergi saja, daripada menganggu penghuni yang lain".

"kami mohon maaf ya pak, karena telah menganggu kenyamanan Anda, kita akan segera pergi. ucap Rendi sopan dan menahan malu atas perilaku bossnya.

bruk....

pria tetangga dira itu menutup pintu.

" ayo boss kita pergi dulu, gan enak kalau ada tetangga apartemen yang lain ikut menegur kita".

"saya tidak mau, saya mau menunggu sampai dira pulang".

" tapi boss, sampai kapan? ".

semoga suka ya.... jangan lupa like, komen dan vote biar author semangat up ceritanya. terimakasih🙏