NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ISTRI GENDUT

PEMBALASAN ISTRI GENDUT

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:911.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dae_Hwa

Hallo Reader's, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru saya, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon selalu dukung karya saya ya 🤜🏼🤛🏼

Berryl adalah seorang wanita bertubuh gemuk dengan penampilan yang cupu dan super Nerd!

Berryl selalu tidak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Seolah meminum pil pahit dalam hidupnya, Berryl selalu mengalami pembullyan dan pengkhianatan.

Selalu di hina dan di rendahkan dalam lingkungan kerja, bahkan juga mendapatkan perlakuan yang serupa dari keluarga suaminya.

Merasa sudah tak sanggup lagi, akhirnya Berryl memutuskan kabur dari rumah dan berjanji akan membalas semua orang yang memperlakukan nya dengan buruk.

Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIG 2

"Mas Ibnu selingkuh, Ren." ucapku yang membuat Renata tersedak beer nya.

Gadis berambut ikal itu lekas membersihkan bibirnya dengan sebuah tissue. Tak lupa juga dia membersihkan tumpahan beer nya yang berserakan di meja bar. Renata kemudian menatapku, seolah memberi kode agar aku melanjutkan cerita ku.

Aku menghembuskan pelan nafasku, "Sepertinya sama Mirna. Aku mendengar Mas Ibnu VCS di kamar mandi. Benar-benar menjijikkan."

"Brengsek!" umpat Renata dengan rahang yang mengeras.

"Ssst!" telunjuk di bibirku memberi kode pada Renata untuk diam. Karena sepertinya pria di sebelah meja kami merasa terganggu. Pria itu tak hentinya melayangkan tatapan tajam padaku.

Renata menoleh pada pria yang menatap tajam padaku.

"Gila! Tampan banget! kayaknya dia naksir sama lo, Ryl." bisik Renata di telinga ku.

"Sontoloyo! Dia itu lagi marah sama kita karena kita berisik." jawabku berbisik di telinga Renata.

Aku menatap kembali pria yang menatap tajam padaku. Dia masih menatapku dengan mata elangnya. Ku akui, dia memang sangat tampan. Dari pakaian mahal yang di kenakan nya, bisa ku tebak jika pria ini bukan orang sembarangan.

"Dih! yang namanya Club, ya berisik lah! Ngarep tenang? Sana dalam aer!" omel Renata kesal yang membuatku terkekeh.

"Jadi sekarang, rencana lo apa? Cerai?" tanya Renata sambil meneguk habis segelas beer nya.

"Belum tau, Ren. Yang pasti, gue bakal balas mereka satu persatu. Gila aja kalo gue diem, rugi dong." jawabku begitu semangat, mungkin karena pengaruh alkohol.

"Ya iyalah! Sekelas Berryl di permainkan sama keong racun. Eh, tapi lo udah cerita sama siapa aja masalah ini?" tanya Renata.

"Baru sama lo doang." jawabku jujur.

"Good! cukup sama gue, jangan lo ceritain masalah ini sama siapapun lagi. Gue bakal cari tau apa yang sebenarnya terjadi. Paham?" pinta Renata yang langsung aku setujui detik itu juga.

Renata adalah sahabat baikku selain Kanaya. Dia juga bekerja di perusahaan yang sama denganku. Posisinya hanya sebagai cleaning servis, tapi aku tidak mempermasalahkan apapun jabatan orang yang menjalin persahabatan denganku. Bagiku, dia gadis yang baik, cantik dan sangat fashionable. Berbeda dengan penampilanku yang tak lebih seperti kutu buku.

"Cabut yuk, Ryl. Kepala gue udah oleng." ajak Renata dengan wajahnya yang sudah merona. Entah sudah berapa banyak dia menenggak minuman keras.

"Lo duluan aja, Ren. Gue masih mau di sini. Udah order taksi online?" tanya ku memastikan.

"Udah, aman aman. Gue cabut yak! " jawab Renata sambil mengacungkan jempolnya padaku.

Sepeninggalan Renata, aku masih terus menikmati suasana malam di Bar ini sambil beradu tatap dengan pria tampan tadi.

Entah berapa banyak aku melampiaskan kekesalan ku pada minuman keras di tempat ini. Perasaanku saat ini bercampur aduk. Aku teringat semua perlakuan tidak menyenangkan dari semua orang tentang berat badanku. Hati ku sakit, tapi entah kenapa aku malah tertawa saat ini. Sepertinya aku sudah dalam pengaruh alkohol.

Aku beranjak dari tempat duduk ku. Tubuhku mulai bergoyang mengikuti irama, aku tak dapat menghentikan langkah kaki ku yang mulai menuruni anak tangga dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang tengah berjingkrak mengikuti dentuman musik.

Ah Berryl! hentikan langkah kaki mu! kau akan menyebabkan masalah di sini! pekik batinku.

Seolah tak peduli pada batinku yang terus menjerit, aku tetap bergoyang tak tentu arah. Aku tak peduli akan semua mata yang memandang ku. Pasti mereka begitu aneh melihat wanita gemuk berpenampilan cupu dan sangat sok asik berbaur dengan mereka.

BUM!

"Akh! Lantai ini tadi seperti bergetar," gumamku pelan.

Aku menatap sekitar ku, kenapa dunia seperti sedang terbalik?

"Eh ada apa sih? Gempa?"

Sayup-sayup ku dengar pertanyaan salah satu dari kerumunan orang di sana.

"Ada gajah jatuh!" jawab orang lainnya yang di sambut gelak tawa.

Aku menatap lagi sekitar ku, kenapa banyak sekali kaki manusia bertengger di sampingku?

Gajah jatuh? Dimana? Apa gajah itu aku? Aku jatuh di kerumunan orang? Oh shit! jerit ku dalam hati.

Aku menutup wajah ku dengan kedua tanganku. Aku malu! Akh! Siapapun! Tolong aku!

Tawa mereka semakin hingar, tapi itu hanya sebentar. Setelah itu mereka bungkam seolah ada predator yang akan memangsa mereka.

Aku mengerutkan keningku saat merasa seseorang mengangkat tubuhku yang besar ini. Tapi aku tak berani untuk membuka wajahku hanya untuk sekedar melihat.

Apa aku akan dibuang ke sungai?

Setelah itu, aku tak sadar lagi apa yang terjadi padaku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Perlahan aku membuka mata ku, pandanganku begitu kabur. Aku mengusap pelan mata yang masih terasa berat. Masih dalam posisi berbaring, ku tatap ruangan sekitar yang dapat terjangkau oleh indra penglihatan ku.

Sebuah ruangan luas dengan dinding merah gelap yang di penuhi dengan fasilitas mewah seperti kamar hotel bintang lima.

Hotel? Aku di kamar hotel? batinku panik.

Bergegas aku bangkit dari tidurku.

"Waaaakh!"

Aku menjerit histeris saat melihat pria tampan sedang menatap ku dengan sinis. Dia tengah duduk santai pada sofa tepat di depan ranjang aku berbaring kini.

Ini kan pria yang semalam. Pikirku dalam hati.

Aku segera memastikan keutuhan pakaianku. Omo omo omo! Ternyata korset di perutku terbuka, sehingga lemak di perutku pun bergelayutan.

Apa dia yang membukanya? Apa dia memperkosa ku? Aku segera menarik selimut dan menutupi tubuh buntal ku.

Pria itu tersenyum sinis. "Apa kau kira aku memperkosa mu?"

Aku tercengang saat pria itu menebak isi pikiran ku dengan benar. Ah, iya juga. Kenapa juga aku berpikir dia memperkosa ku. Mana mungkin juga dia berselera dengan wanita yang memiliki lemak berlebihan di seluruh tubuhnya.

"Apa kau kira, aku seperti penjahat kelamin? Aku melepas korset mu. Kau mabuk berat, kau akan kesulitan bernafas jika tidur menggunakan benda itu di perutmu." Pria tampan itu menaikan satu alisnya.

"Apa kau bisu? Padahal tadi malam suara mu begitu berisik!" sindir pria itu tajam.

"Semalam kau pingsan, lalu aku membawamu ke hotel. Aku bisa saja mengantarmu pulang sesuai dengan alamat di kartu Identitas mu. Tapi aku tidak mau jika kau yang malah dituduh berselingkuh," ucap pria itu dingin.

Aku memberanikan diri untuk kembali menatap pria itu, apa dia mendengar curhatku pada Renata semalam?

"Hey! Bukankah kau harus berterimakasih?" sindirnya.

"Ah iya! Terimakasih," jawabku gugup.

Aku dapat melihat, pria itu diam-diam tersenyum selama dua detik lalu kembali pada wajah juteknya.

"Ummh, apa kamu yang menggendong ku semalam?" tanyaku memastikan.

"Angin yang menggendong mu, berputar-putar dan membawamu kemari. Tentu saja aku! Pertanyaan macam apa itu?!" Jawab pria itu seolah ingin menerkam ku.

Gak sekalian aja lo bilang pakai karpet Aladin! rutuk ku dalam hati.

"Apa kamu Hulk?" tanyaku tak masuk akal yang membuat pria itu terkekeh.

"Maksud ku, tubuhku kan begitu berat. Bagaimana bisa kamu sanggup menggendong ku. Apa menggunakan trolley?" tanya ku lagi.

"Berisik!" jawab pria itu ketus, pria itu menatap langit-langit. Aku menangkap sekilas ada senyum tipis di bibirnya.

Pria itu berjalan mendekatiku, menatapku tajam lalu menyodorkan sebuah kartu nama.

"Jika kau ingin balas dendam, tentu saja menurunkan berat badan harus masuk dalam rencana mu. Dan kau akan membutuhkan aku," jelas pria itu dengan smirk di bibirnya.

Aku menatap kartu nama pemberian dari pria itu. Tertulis jelas bahwa dia seorang personal trainer di CX gym.

"Calix?" Aku memastikan namanya.

"Yes! I'm here!" jawab pria itu dengan senyum di bibirnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kamu dari mana aja sih, Ryl? Ponsel gak aktif!" tanya Mas Ibnu saat aku baru sampai di rumah.

"Aku nginep di tempat Renata, Mas." bohong ku.

Aku berjalan menuju dapur dengan Mas Ibnu yang mengekor di belakang ku. Aku membuka kulkas dan ku teguk segelas air dingin.

"Ya terus kenapa harus matiin ponsel? Terus kenapa sih kamu masih mau main bareng sama Renata? Dia itu cuma cleaning servis, Ryl. Mau mau aja kamu di manfaatkan sama perempuan kayak dia." cemooh Mas Ibnu sengit.

"Pergi malam pulang pagi, udah kayak wanita gak bener!" Hardik ibu mertua yang sedang mengunyah roti dengan secangkir teh di hadapannya.

"Baterai ponselku habis, lupa bawa charger. Charger punya Renata beda dengan milikku. Dan, aku tau kok siapa yang selama ini memanfaatkan kebaikan ku, Mas," jawabku ketus, sengaja aku tidak meladeni Ibu mertua.

"Alasan, selingkuh kamu kan? Terus maksudmu apa? Kamu nyindir aku dan Nela?" tuduh ibu mertua padaku, beliau tak hentinya menyela pembicaraan ku dan Mas Ibnu.

"Halah, Bu. Siapa juga yang mau sama gentong air. Cuma Mas Ibnu yang mau, itu pun paling di pelet." tuduh Nela yang membuat Ibu dan Mas Ibnu tertawa.

Tuhan! Ingin sekali aku menombak mulut mereka dengan tombak Umar bin Khattab!

Aku meletakkan gelas ku di wastafel dan bergegas ingin menuju ke kamar. Tubuhku lelah sekali hari ini, untung saja ini weekend. Jadi aku bisa beristirahat.

"Hey, Sapi gembrot! mau kemana kamu?" entah sudah berapa kali ibu mertua memanggilku dengan beragam jenis nama hewan.

"Tidur," jawabku.

"Enak bener! Habis pulang m*lacur terus mau tidur? Terus yang mau masak untuk kita makan hari ini siapa?" Ibu mertua mulai meninggikan suaranya.

Ah, sumpah. Aku sudah lelah dengan situasi ini.

"Anak gadis ibu, tangannya belum patah kan? Hari ini dia aja yang masak. Masa hari-harinya ngejar cowok kayak perempuan gak bener aja bisa, tapi masak gak bisa? Toh kalian juga gak pernah suka masakanku." Aku menatap sinis Nela dan melenggang pergi ke kamar.

"Berryl ....!" jerit Mas Ibnu yang ku abaikan.

"Hey! Hey ...! Dasar menantu sinting ....!" jerit Ibu mertua.

Aku tak peduli dengan sumpah serapah yang mereka lontarkan padaku. Aku benar-benar butuh istirahat.

Tubuhku benar-benar lelah, setiap hari aku bangun dari jam empat pagi. Mencuci piring, mencuci pakaian dan menyetrika pakaian suami, ibu mertua dan adik ipar. Belum lagi memasak untuk mereka semua, meskipun jarang. Mereka tidak suka hasil masakanku, karena masakanku tidak pernah enak. Ah! aku bisa gila jika mengingat semua pekerjaan ku di rumah ini. Jika di dalam keluargaku aku di perlakukan seperti ratu, namun tidak di sini. Di sini aku benar-benar seperti pembantu. Bahkan lebih enak jadi pembantu, di gaji. Sementara aku? Tidak perlu upah, ucapan terimakasih yang tulus saja tidak pernah. Malah hanya hinaan hinaan yang terus aku dapatkan.

Aku menyeka air mataku yang hampir tumpah. Kenapa mereka kejam sekali menghina fisik ku? Aku bahkan tidak pernah menyakiti mereka. Dan apa salahnya juga kalau gendut? Aku memang gendut, tapi, apa aku pernah membunuh orang? Apa aku pernah memakan hak orang? Apa aku pernah menipu orang? Apa aku pernah membicarakan orang lain dari belakang?

Bukankah aku tidak pantas di perlakukan seperti ini? Ah sial, air mata ku tumpah!

Aku mengeluarkan kartu nama yang di berikan Calix. Segera aku menyimpan kontaknya di ponselku dan mengirimnya sebuah pesan.

Aku : Namaku Berryl.

Hanya sekian detik ponselku sudah bergetar, cepat juga dia merespon.

Calix : Aku tau!

What? Dia tau namaku?!

*

*

*

Jangan lupa subscribe ya 🤩

*

*

*

1
Ade Puspita
Luar biasa
Esye Mandagi
bagus dlm alur cerita n tokoh2nya
Dae_Hwa💎: Terimakasih kakak 🥳
total 1 replies
Emy Chumii
ada apa gerangan yang terjadi pada Candu?😰
Emy Chumii
😂😂😂
Emy Chumii
cantiiikkk 😍😍😍👍👍👍
Emy Chumii
MasyaAllah... cakep banget anak orang 😍😍
Emy Chumii
Alhamdulillah... happy ending 😇😍🙏
Emy Chumii
ngakak 🤣🤣🤣🤣
Emy Chumii
Alhamdulillah... selesai sudah kejahatan nya 🙏🙏
Emy Chumii
sakit perut bacanya 🤣🤣🤣🤣
Emy Chumii
omegot 🤦🤦🤣🤣🤣
Emy Chumii
Sultan mah beda 😱😱😱😇😇
Emy Chumii
semoga sehat selalu kk othor 🙏😇💪💪
Dae_Hwa💎: 🧡🧡🧡🧡🧡
total 1 replies
Emy Chumii
🤣🤣🤣🤣🤣
Emy Chumii
🤦🤦🤣🤣🤣🤣🤣😇😇
Emy Chumii
kasian bayi nya nggak berdosa...😢😢
Emy Chumii
ternyata ibunya Kanaya sesadis itu 😬😬😬😬
Emy Chumii
innalillahi wa innailaihi roji'uun...azab mertua jahat, meninggal di palu 🔨 menantu..
Emy Chumii
😂😂😂😂😂
Emy Chumii
kan Lo sama Ama 💩💩, Nu...upss 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!